5. Kesepakatan

2.1K 394 63
                                    


Thirty Days
Lazy_Monkey96


----------------------------🌹---------------------------










Sepatutnya Jennie senang karena dia telah berhasil membuat Lalisa menghentikan kesepakatan mereka, seharusnya Jennie senang karena Lalisa sekarang benar-benar menyerah. Tapi mengapa Ia justru merasa bersalah?

Ya, dia telah mengacaukan semuanya. Jennie merutuk dalam hati. Ia telah mengacaukan omong kosong yang dirinya sendiri menyanggupi hal itu. Tidakkah seharusnya dia malu? Dan ya, Jennie benar-benar malu. Apalagi ketika Lalisa berbicara sembari bersimbah air mata. Itu pertama kalinya Jennie melihat Lalisa benar-benar menangis.

Mulutnya terkadang memang begitu sadis, tapi Jennie tak menyangka hal itu dapat membuat Lalisa memuntahkan isi hatinya beberapa menit lalu.

Sekalipun Jennie tak mencintai Lalisa, sebetulnya Ia tak pernah membenci wanita itu. Hubungan mereka akhir-akhir ini rumit karena ketakutan Jennie sendiri, Ia takut dengan pandangan penuh cinta yang Lalisa berikan, Ia takut membuka jalan karena mungkin saja tanpa sadar dirinya juga takut kelepasan. Terlebih memang adanya Darius membuat Jennie semakin yakin untuk berpisah, hubungan pernikahannya dengan Lalisa tak memiliki rasa apa-apa. Meskipun memang, Lalisa tak pernah menyakitinya. Tak menutup kemungkinan nantinya wanita itu malah semakin tersakiti.

Kedua kaki Jennie bergerak gelisah menghentuk pada lantai, Lalisa tak main-main. Wanita itu menyuruhnya untuk pergi dan dia memutuskan akan berlibur sendiri. Wanita itu sudah bersiap di ruang tamu menunggu para pelayan mengangkut barang-barang. Jika berpikir Jennie menyesal setelah kata-kata berpisah disanggupi Lalisa, tidak sama sekali.

Jennie hanya merasa bersalah karena Ia mengacaukan semuanya.

"Sial, apa aku harus meminta maaf?"

Bagaimana pun Jennie tak boleh bertingkah begitu, Lalisa tak salah. Lalisa hanya ingin Jennie bersikap baik selama tiga puluh hari dan dia juga menyanggupi hal itu. Tapi, mengapa susah untuknya bertingkah baik disaat Lalisa saja menerima keputusan perceraian mereka?

Jennie memutuskan untuk keluar dari dalam kamar, membawa tas kecil berisi riasan wajah miliknya yang dibereskan Lalisa. Ya, dia tak bisa bersikap seperti ini. Apa yang sudah Ia sanggupi seharusnya tak ditarik dengan mudah. Jennie tidak sejahat itu dan Ia tak mau memiliki hubungan buruk dengan Lalisa disaat mereka telah resmi bercerai nantinya.
Bagaimana pun nanti Lalisa akan menjadi saudara iparnya jika Jennie menjalin hubungan serius dengan Darius.

Pada ujung anak tangga Jennie dapat melihat Lalisa tengah duduk di sofa sembari menutup wajahnya dengan kedua tangan. Sementara Lalisa sendiri, Ia tak percaya akan menangis begitu gila hanya karena perkataan Jennie. Dan Lalisa menyesali dirinya sendiri yang tersulut begitu mudah hingga memuntahkan kata-kata sakral dimana dirinya masih belum rela melepaskan pernikahan mereka. Beberapa detik lalu Lalisa merasa dirinya lelah, perkataan Jennie begitu menyakitkan.

Apa yang diceritakan Darius pada istrinya selama ini sampai Jennie memiliki pemikiran buruk begitu besar padanya?

Lalisa tahu Jennie tak akan memiliki pemikiran begitu jika bukan Darius yang menebarkan omong kosong. Kakaknya yang bajingan itu ingin menjatuhkan dirinya sedari dulu dengan cara apapun, tak heran Lalisa selalu mengatainya lintah.

"Aku akan ikut..."

Suara seseorang yang sangat Ia hapal membuat kepala Lalisa mendongak. Kedua matanya mendapati Jennie berdiri di depannya menenteng tas perlengkapan make-up, Jennie memalingkan muka ke arah lain namun Lalisa tahu benar itulah cara Jennie meminta maaf.

Thirty days [Jenlisa] E-bookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang