Thirty Day
Lazy_Monkey96
------------------------------🌹-------------------------
Osaka adalah kota terbesar kedua di Jepang. Tempat liburan pertama yang Lalisa pilih, karena terakhir kali ia sempat menetap disini selama tiga bulan mewakili perusahaan. Banyak tempat yang dapat dikunjungi. Jepang terkenal dengan wisatanya yang selalu menarik perhatian dunia.
Kali ini, setelah penerbangan panjang yang melelahkan. Lalisa ingin membawa Jennie pergi ke Suminoe. Salah satu daerah paling terkenal di Osaka. Ada sebuah pemandian air panas alam yang disebut Kutsurogi No Sato Yuraku.
Nuansanya seperti pedesaan jaman dulu yang asri. Letaknya diatas perbukitan, menyatu dengan resort penginapan bergaya tradisional. Masyarakat Jepang menyebutnya, Minka.
Jarak dari satu penginapan ke penginapan lain cukuplah jauh. Tapi, sebanding dengan apa yang disuguhkan tempat tersebut. Lalisa bahkan dapat melihat kedua mata Jennie berbinar cerah, melupakan fakta beberapa waktu lalu ia sempat menggerutu karena Lalisa tidak langsung membawanya ke hotel untuk beristirahat.
“Wow! aku suka tempat ini...”
Sedari awal masuk mereka telah disuguhkan gapura selamat datang yang menyambut mereka menuju penginapan. Karena hari mulai beranjak malam, lampion-lampion putih menghiasi area sepanjang jalan menuju resort penginapan yang berisi dua puluh rumah. Dua orang pelayan menunggu di persimpangan, mereka menggunakan pakaian khas wanita Jepang jaman dahulu—Kimono warna merah bercorak bunga sakura. Mengucapkan selamat datang, memberikan mereka arahan menuju lokasi penginapan yang sudah disiapkan Lalisa jauh-jauh hari.
Jennie tak sedikitpun berhenti berdecak kagum, pemilik resort ini punya selera yang bagus. Konsep berbaur dengan alam serta campuran gaya tradisional masa lampau membuat tempat ini menjadi sangat menarik untuk dikunjungi.
Di sepanjang sisi terdapat taman tanaman bongsai tinggi dan rendah, sebuah kolam berisi ikan Koi yang berenang kesana-kemari dengan jembatan kecil penghubung jalan menuju penginapan lainnya berhiaskan batu-batu pualam.
Hal yang paling menarik adalah bagaimana mereka meletakkan pohon bunga sakura di sudut yang tepat. Jennie ingin berterima kasih pada Lalisa karena membawanya kemari tepat di musim semi, kelopak bunga sakura beterbangan tertiup angin. Sungguh, Jennie rela membuang semua waktunya duduk di beranda penginapan hanya untuk menonton kelopak bunga sakura yang tengah bersemi.
“Tempat ini memang indah, terakhir kali aku datang kemari pemandangannya sekarang bahkan jauh lebih indah.” ucap Lalisa.
Ikut mendongakkan kepala. Mereka berhenti sejenak memandangi indahnya pohon bunga sakura. Lalisa suka mencari ketenangan diantara peliknya kehidupan, bahkan ketika dirinya masih muda baru menginjak angka 20 tahun. Ia pernah dibawa kemari, sesekali.
Pemilik resort ini adalah seorang teman lama di perkuliahan, seorang wanita berparas lembut bernama Myoui Mina. Ia telah menggantikan ayahnya untuk memegang kendali beberapa resort di tanah kelahiran. Lalisa tidak pernah meragukan Mina, wanita itu begitu dinamis sedari masa kuliah. Ide-idenya dalam membangun usaha begitu hebat. Ia memanfaatkan beberapa lahan untuk menjadi sumber hiburan orang-orang dalam mencari ketenangan.
Sebaliknya Jennie tanpa sadar menoleh. Memperhatikan bagaimana kedua mata Lalisa terlihat berbeda, binar matanya terlihat begitu lembut. Ia seperti tengah memuja pohon tersebut. Lalisa telah memilih tempat yang tepat untuk mereka berlibur. Sepantasnya Jennie ikut menikmati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty days [Jenlisa] E-book
Fanfiction"Beri aku waktu tiga puluh hari untuk pergi darimu..." "Tentu, jangan kembali lagi..." ©2022 Copyright by Lazy_Monkey96