16

1.2K 125 34
                                    

Duh duh, lupa kalo punya Wattpad 🙏
Beginilah kalau up lama, lupa kalau ada aplikasi wp:)

vomment dong buset dah

-
-
-

THEO menyeka air matanya lalu menatap gundukan tanah yang ada di depannya dengan tatapan sendu.

Dasa yang berada di samping Theo hanya dapat menyemangati sahabatnya dengan cara mengelus elus punggungnya.

“Sudahlah, mari lanjutkan pengejar–”

“Tidak bisa! Kau mengapa tega sekali sih?!” ucap Theo lalu kembali menangis dengan deras.

“Theo, ayolah. Ikhlaskan”

“Tidak! Ini salahku!”

“Bukan! Bukan salahmu!”

“Salahku!”

“Bukan!”

“Salahku, das!”

“Bukan, Theo!”

“Das! Ini salahku! Sangat jelas!”

“Bukan! Biarkan, dia pasti bahagia di surga.”

“Dia tidak memaafkan ku, das.”

“Dia memaafkanmu! Lagipula kau hanya mempercepat kematiannya saja!”

“Mana ada!”

“Kucing itu pasti akan memaafkan mu! Kau tidak sengaja!”

“Jangan sok tahu! Kau tidak mengerti perasaan kucing!”

“Lalu, apa kau mengerti?!”

“Tentu!”

Ya, mereka daritadi debat soal kucing yang tidak sengaja Theo tabrak.

Theo sudah menguburnya, bahkan menyobek sebagian bajunya untuk dijadikan penutup tubuh kucingnya, mendoakannya dan meminta maaf berkali-kali namun rasa bersalahnya lebih dari semua itu.

Bilang pada dasa sekarang bahwa sekarang temannya ini sedikit gila.

Bahkan, Dasa keliling mencari bunga untuk ditaburi diatas kuburan kucing itu dengan permintaan temannya.

Ah iya, ngomong-ngomong yang tertembak tadi adalah Jeffrey yang langsung dibawa kerumah sakit dan tentu, Dean pelakunya.

Setelah berhasil menembak Jeffrey serta membuat satu sekolah panik, Dean langsung kabur dan langsung dikejar menggunakan mobil oleh Theo dan Dasa.

Namun sial, ditengah jalan, Theo yang terlalu marah tidak melihat ada kucing didepannya.

Yah, itulah yang membuat pengejaran tertunda.

Dean mengacak-acak rambutnya kesal, “Astagaaa, cepatlah, Dean pasti sudah jauh!”

“Kucing ini bagaimana?!”

“Dia sudah dimakamkan dengan layak! Cepat!”

“Tap–”

“Kekasihmu tengah berjuang untuk hidup dan mati, Theo! Dan kau?! Kau menangis karena tidak sengaja menabrak kucing?! Oh ayolah! Itu hanya satu kucing dan kau tidak sengaja!

Apa kau tidak merasa bersalah karena membunuh puluhan manusia dengan sengaja?!”

upsieee.

Deg.

Theo terdiam mendengarnya. Benar, mengapa dia merasa bersalah pada kucing?! Lalu, mengapa dia sangat bahagia saat membunuh puluhan orang?!

Kelainan.

PSYCHOPATH || JAEYONG ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang