3. MURID BARU?

47 28 0
                                    

"Perang ngga bisa diselesain pake emosi,"
-
-

"Aldo." Richel telah berdiri di ambang pintu dan menyapa Aldo. Ia tak heran dengan pemandangan Aldo dan Nada yang belajar bersama, bisa dibilang ia sudah terbiasa. Toh, Aldo sudah menjelaskannya dan Richel will trust him.

Bu Tuti, walikelas Aldo menunjuk Aldo sebagai mentor Nada yang akan mewakili kompetisi Sains Nasional dan Aldo tidak merasa keberatan. Sebelumnya, ia izin terlebih dulu kepada pacarnya, dan Richel menyetujuinya, meski dengan berat hati.

"Sayang. Bentar ya, Nad. Lo lanjutin sendiri, gue ke pacar gue dulu,"

"Oke, Do."

Nada melambaikan tangannya ke arah Richel. "Hai, Chel." Richel membalas dengan lambaian tangan dan senyuman kecil.

"Nggak istirahat lagi?" Tanya Richel kepada kekasihnya.

"Enggak. Nada 2 hari lagi, Chel."

"Nada, Nada, Nada. Perhatiin kamu juga, Do,"

"Bisa nitip ke temen kelas aku, sayang,"

"Iya, nitip ke temen. Ntar kamu istirahatnya 2 menit sebelum masuk,"

Aldo tersenyum kecil melihat ekspresi pacarnya itu, "kan yang penting bukan waktu pelajaran,"

"Kamu istirahatnya keburu sama bel, Aldoo,"

Aldo sedikit menundukkan badannya, menyamakan posisi tinggi dengan pacarnya.

"Gausa di tekuk gitu mukanya, makin cantik," Ujarnya dengan gaya bahasa menggoda. Richel tidak merespon.

"Aku ngga ada ekskul PMR. Ntar kita langsung pulang, Oke?"

"Serius?" Tanya Richel tak yakin.

"Iya, pembinanya masih sakit. Kamu mau langsung pulang apa gimana?"

"MIE AYAM!" Richel menekan kalimatnya. Aldo mengulaskan senyumnya yang menampakkan barisan giginya.

"Yauda, aku ke kelas duluu. Kamu semangat belajarnyaa," Richel melangkahkan kakinya, meninggalkan kelas Aldo.

Richel berhenti melangkah dan membalikkan badannya, "fighting!" Tangannya terangkat dan di kepalkan.

●●●●
"Gimana Zidan?" Tanya Richel kepada Ghiza. Ghiza tidak memperdulikannya, ia paham situasi. Dengan posisi dia yang tidak membawa buku tapi tidak mengakui, tidak ingin menambah masalah.

"Ghiz, lo budeg apa?" Richel sedikit menyenggol siku gizha. Ghiza menulis sesuatu di telapak tangannya.

Apa, anjing. Gausah nyari masalah, gue udah apes hari ini, jangan nambah kena apes lagi. Kalimat yang ditulis Ghiza. Ia menyodorkan tangannya.

"Si kutil, sok sok an belajar, dih. Ngga asik, ah," Ujarnya berbisik. Richel mengangkat tangannya

"Bu, saya sebenernya nggak bawa buku," Ghiza yang berada di sebelahnya membulatkan matanya, tak percaya. Sudah jelas disini yang tidak membawa buku adalah Ghiza, kenapa harus Richel yang mengaku?

"Kenapa kamu baru mengaku sekarang, Richel? Ibu kan tadi sudah bilang,"

"Maaf, bu. Saya malu. Jadi, saya baru ngaku sekarang, hehehe,"
Jawabnya yang diakhiri dengan tertawa kecil.

Thank You, past [ o n g o i n g ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang