2

60.8K 681 3
                                    

Sesampainya pada restoran yang akan digunakan untuk pertemuan dengan kliennya, Lena mendapatkan notif berupa biaya transfer yang diberikan oleh calon kliennya ini. Memang Om Bagus terkenal loyal dan suka memberi tambahan.

Sebelum meninggalkan mobilnya, Lena lebih dulu untuk mengabari kliennya bahwa ia telah sampai di restoran yang sudah mereka janjikan.

Om Bagas (DPR Jatim)

Om, Lucy udah dibawah

Langsung masuk aja, room no 4
Om sama koleha

Oke om meluncur

Setelah itu barulah Lena masuk kedalam restoran tersebut. Dilihat saja restoran ini memang sangat private bahkan menarik untuk dijadikan hal hal tersebut.

Di depan tadi, Lena diarahkan oleh pelayan untuk naik ke atas yang terdapat room khusus. Dengan langkah anggun, Lena telah sampai di depan pintu room.

Ceklek

Betapa terkejutnya Lena saat mendapati seseorang yang tak asing disamping kliennya. Terdapat Dosen yang tadi pagi membuat Lena mau tidak mau harus menahan kantuknya.

Disana, tepat dimana mata Pak Bian menatap Lena dari atas kebawah dengan pandangan menilai. Ditatap seperti itu membuat Lena menjadi kaku dan seperti tengah ketahuan selingkuh.

"Masuk Lucyy sayang, ini kolega Om" ucap Om Bagas membuat Lena mau tidak mau melangkahkan kakinya mendekati Bagas.

Lena berjalan kesana, Om Bagas memberikan tempat duduk untuk Lena tepat disamping Pak Bian. Bentuk barisan tersebut adalah dari pinggir kanan ada sepasang lelaku paruh baya dan wanita yang masih dibawah Lena dan bisa Lena pastikan pekerjaan mereka sama. Kemudia ada Om bagas lalu Lena dan terakhir Pak Bian.

Sepasang pasangan tadi duduk di sofa doubel, Om Bagas duduk di sofa single dan Lena serta Pak Bian duduk disofa Doubel. Dengan gelisah di tempat duduknya, Lena merasakan hempusan nafas yang jelas di telingan kanannya.

"Oh alasan ngantuk dan ngga fokus kamu di pelajaran saya gara-gara jual diri" bisik Pak Bian

Lena hanya mampu terdiam, entah bagaimana sikap Lucy yang ia tanamkan dalam dirinya perlahan menghilang digantikan sikap pemalu dan takut disaat bersamaan.

"Jadi bagaimana pak Bian terkait kerjasama kita? Akan sangat maju jika kita bergabung" ucap Om Bagas

"Aku akan menyetujuinya jika perempuan disampingku ini bisa menemani malamku" jawab Pak Bian dengan mengangkat sebelah kakinya. Terdengar kekehan dari Om Bagas.

"Wah ini memang untuk anda pak" jawab Om Bagas membuat Lucy menatap terkejut, karena tidak sesuai perjanjian. Ditatap seperti itu membuat Bagas kembali mengambil ponselnya dan melakukan hal yang mau tidak mau membuat Lena pasrah

Notif

Saldo sebesar 57.000.000 telah berada pada rekening anda

Pesan : Layani dia, maka tambahan untukmu akan semakin banyak

Mendengar itu, Pak Bian kemudian menandatangani kontrak dan menyerahkan beberapa persyaratan yang harus dilakukan.

"Ini persyaratan untuk proyek" ucap Bian.

Om Bagas dan rekannya tersenyum sumringah kemudian meninggalkan Pak Bian dan Lena di dalam room tersebut.

"Jadi seperti ini pekerjaan anak hukum" ejek Pak Bian.

"Jadi begini kelakuan Dosen Hukum" Lena kembali menjawab.

"Mulutmu sangat berbeda sekali saat dikelas dan disini. Dan apa bahkan namamu adalah Lucy bukan Elena Miranda sungguh konyol" ucap Bian

"Yah seperti yang bapak lihat, kehidupan dikota sangat keras" jawab Lena seraya menyandarkan tubuhnya kearah Bian.

"Dan bapak beruntung mendapatkan sosok Lucy dikota ini" ucap Lena sambil membuka satu persatu kancing kemeja milik Bian.

"Liar juga kamu" ucap Bian sambil menjilat tulang pipi Lena.

"Semua demi uang pak" jawab Lena realistis. Dengan segera Lena bangkit dan duduk diatas pangkuan Bian.

Dengan segera Lena menyambar bibir tebal milik dosennya yang sejak tadi pagi membuatnya uring-uringan sendiri.

Ciuman yang awalnya manis berubah menjadi ciuman yang penuh hasrat dan menggebu. Bahkan celana dalam milik Lena sudah terlempar jauh.

Tangan Bian tak tinggal diam, ia merogoh inti dari Lena dan memainkannya. Tangan Bian satunya ia gunakan untuk memainkan payudara milik Lena.

Ukuran payudara milik Lena sekitar 36C dengan kulit putih serta puting yang berwarna merah dan keras membut nafsu Bian meningkat.

"Ayo ke kamarku" ajak Bian kemudian menurunkan Lena dan membenarkan dress mini milik Lena. Dengan pinggang diapit, Lena pasrah menuju tempat dimana yang Bian masuk.

Bian membawa Lena menuju lantai tiga restoran ini. Dilantai ini sangat sunyi dan hanya terdapat dua pintu ruangan. Bian membawa Lena kearah kiri.

Setelah pintu terbuka, Bian mendorong Lena kekasurnya kemudian ia menutup kamarnya dan menyusul Lena dikasurnya.

"Pak Bianhh" desah Lena saat Bian mulai bermain dengan payudaranya.

Mendengar desahan itu, Bian tak ambil pusing, langsung saja ia lucuti dress mini milik Lena. Tak lupa ia juga melepas kemeja serta celana kerjanya.

"Muridku ini silahkan pimpin" ucap Bian mengarahkan tangan Lena kepada kejantanannya.

Dengan nafsu yang tinggi, Lena meremas penis milik Bian. Bian memejamkan matanya kala merasakan remasan tangan Lena yang sangat memabukkan.

Lena berjongkok kearah penis Bian. Dengan bernafsu ia membuka celana Bian dan juga memijat secara perlahan.

"Ouhhhhhh" lenguh Bian kala tangan Lena memijat kedua bola penisnya.

"Kulum Lenhhh" perintah Bian membuat Lena mengulu habis penis Bian.

"Okoook okokok akhhh" suara emutan Lena membuat Bian semakin menekan kepala Lena agar memperdalam kulumannya.

Tangan Bian memasuki inti Lena dan mengobok-ngobok vagina Lena.

"Ouhh pak Bianhhhhh" lenguh Lena disela kulumannya.

Dengan segera, Bian membalik badan Lena sehingga kini penisnya telah berada didepan vagina Lena. Dengan sekali tancapan penis Bian tenggelam pada vagina Lena.

"Ouhhhh memekmu menjepitku" racau Bian merasakan jepitan vagina Lena yang sangat sempit.






TBC!!!!

Lanjut lagii

CANDU (Sudah Terbit Di Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang