PERMATA 6: KEGELAPAN YANG MEMILIKI CAHAYA

6 2 1
                                    


09:00, Istirahat, rooftop, Noctua Umbra Academy.

Kouta sedang berdiri menatap pemandangan dari atas rooftop. Ekspresi wajahnya yang dingin tidak berubah sama sekali. Rambut ungu panjangnya dihembuskan oleh angin. Mata heterochomianya menangkap sesuatu yang ganjil.

Seekor monster berwujud elang melesat kearahnya. Monster itu hendak menyerang Kouta.

"Ahh.... Siapa yang berani mengangguku hari ini."

Saat monster itu berada sangat dekat dengan Kouta....

Buk! Kouta berhasil menangkap leher monster itu.

"Teknik kegelapan. Api malam."

Blarr! Api berwarna hitam membakar monster itu sampai habis. Bahkan tak ada abu yang tersisa dari monster itu.

"Cih! Mengapa kau mengawasiku, Yashiro?" Kouta menoleh kebelakang.
Di pintu rooftop, seorang gadis berambut merah jambu dengan tanda hati di pipinya. Mata gadis itu tampak kagum dengan sosok pengguna teknik kegelapan tersebut.

"Ba-bagaimana kau tahu?"

"Mudah saja. Satu, suaramu membuka pintu itu seperti suara kereta yang baru saja akan berangkat. Dua, aku merasakan aura mengerikanmu. Tiga...." Mata Kouta menatap tajam Yashiro "Kau berkata 'wow' dengan suara pelan yang bisa kudengar."

Yashiro menggaruk kepalanya. Ia tidak tahu pancaindra Kouta ternyata tajam sekali. Bahkan sepertinya lebih tajam dari pancaindra Tsukasa.

"Astaga. Kemarin kau mengganggu Hiiro, lalu kau mengganggu Hansuke. Jadi sekarang kau hendak menggangguku heh?" Kouta berjalan mendekati Yashiro. Tubuh tingginya membuat Yashiro gentar.

"Ma-maaf."

Kouta mendengus. Ia mendengar bisikan murid-murid yang ada di dekat tangga.

"Oh? Itu Kouta ya? Dia pasti sedang membully gadis itu."

"Ih! Pantas saja temannya sedikit."

"Seram sekali dia. Jangan-jangan dia monster."

"Iya. Jangan-jangan dia monster."

"Kalian yang berbisik tapi tidak tahu apa-apa lebih baik diam." Kouta berseru jengkel. Ia turun mendekati mereka.

Murid-murid yang tadi berbisik-bisik itu terdiam. Gentar melihat mata Kouta.

"Kalian pikir dengan berbisik-bisik suara kalian tidak akan terdengar heh? Sadarlah bahwa kebanyakan murid disini memiliki pancaindra yang tajam. Jika ternyata yang kalian bicarakan adalah orang yang memiliki kemampuan tersebut, entah apa yang akan terjadi kepada kalian."

Lenggang. Murid-murid yang tadi berbisik-bisik itu tidak berani menjawab.
Mata Kouta berputar-putar "Jika kalian sudah mengerti. Kalian boleh pergi."

Semua murid-murid yang berbisik tadi langsung 'kabur' kebawah. Takut berurusan dengan Kouta yang menyeramkan.

Kouta menoleh kearah Yashiro "Kau ingin apa lagi?"

Yashiro mendadak gugup. Ia sendiri tidak pernah berani berurusan dengan Kouta.
Kouta mendengus. Ia pergi meninggalkan Yashiro begitu saja

***

12:00, rooftop, Noctua Umbra Academy.

Yashiro termenung menatap pemandangan.

Yashiro menghela nafas "Huff.... Kouta benar-benar menyeramkan."

"Hai."

Yashiro menoleh. Seorang lelaki bersayap naga menepuk pundaknya. Mata heterochomianya selalu tampak menawan dengan tatapan hangatnya.

THE QUARTZ [UNCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang