APARTEMEN INFINITYZ, JAM 07:00, HARI LIBUR SEKOLAH
Sebuah ruangan yang berada di basement apartemen. Berbagai perkakas ada di dalam ruangan itu. Banyak sekali peralatan untuk melakukan konstruksi atau manufaktur, dan memperbaiki benda. Ada berbagai macam barang-barang aneh disana. Pastinya semuanya hasil dari kerja keras Hiiro sang mekanik.
Hiiro mengerjakan sesuatu di bengkelnya, membuat karya terbarunya.
Ia mengenakan helm las, ia sedang mengelas sesuatu yang ada di atas meja— yang pastinya meja itu adalah hasil dari kerja kerasnya sendiri.
"Selesai!" Hiiro melepas helm lasnya, las itu mati dengan sendirinya.
Itu adalah sarung tangan yang terbuat dari besi— yang pastinya dilengkapi dengan sirkuit-sirkuit yang rumit. Bentuknya seperti armor tangan di zaman medieval.
Hiiro tampak riang, ia senang lagi-lagi proyeknya berhasil.
Ia memasangkan tangan zirah itu di tangannya. Sarung tangan zirah itu menyatu dengan tangannya.
"Aktifkan meriam!" Hiiro berseru lantang.
Sarung tangan zirah itu mulai bergerak. Membuat sebuah moncong tembakan berbentuk meriam. Tangannya terbalut oleh 'meriam' besi.
Hiiro berseru kegirangan. Teralu senang.
"Hiiro."
Hiiro refleks membalik badannya lalu BUM! Tembakan bercahaya melesat dan mengenai salah satu dinding bengkelnya. Ia terkejut karena ada yang memanggil dirinya.
Adalah Yashiro yang memanggil dirinya. Sebelum tembakan tadi mengenai tubuh Yashiro, Yashiro dengan sigap merunduk agar terhindar dari serangan.
"ASTAGA! YASHIRO?" Hiiro berlari mendekati Yashiro "Kau tidak apa-apa?"
Yashiro mengangguk. Ia berdiri.Hiiro mengusap wajahnya "Astaga, harusnya kau mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk! Bagaimana kalau kau terkena serangan heh?"
"Maaf." Gadis berambut merah jambu itu tersenyum. Wajah tanpa dosa.
Hiiro menghela nafas. Bersedekap "Nah, apa yang kau lakukan disini, Yashiro?"
"Nnggg, anu.... Tsukasa kan tidak bisa berlatih denganku hari ini jadi...." Yashiro menggaruk rambutnya.
"Tunggu!" Hiiro mulai tahu arah percakapan ini "Kau tidak akan mengajakku latihan bersamamu kan?" tanyanya menyelidik.
"Ya.... Itu memang niatku tapi—"
"Tidak." Hiiro menggeleng. Ia tidak mau berlatih dengan gadis paling berbahaya tersebut.
"Tunggu. Aku belum menyampaikan niatku selain itu." protes Yashiro "Aku ingin membuat sesuatu, Hiiro. Maukah kau membantuku?"
Hiiro memiringkan kepalanya "Membuat apa?"
"Pakaian petarung Quartz."
Wajah Hiiro terlipat "Hah? Hanya itu? Bukankah kau bisa pesan langsung ke Organisasi Quartz ataupun Asosiasi Quartz?"
"Ummm.... Anu.... Kudengar kau bisa membuatnya sendiri jadi...."
"Ya, Aku memang membuat pakaian petarungku sendiri. Tapi mengapa kau ingin membuatnya dengan bantuanku?"
"Entahlah. Instingku berkata demikian." Yashiro menyeringai.
Insting ya? Atau firasat petarung mawar? Batin Hiiro menebak-nebak.
"Ayolah. Pakaianmu lebih keren daripada yang lain Hiiro. Kumohon." Yashiro memelas.
Pujian Yashiro itu kena titik paling tebalnya pertahanan hati Hiiro. Hati Hiiro kegirangan menerima pujian tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE QUARTZ [UNCONTINUED]
FantasiRibuan tahun yang lalu, sebuah ras lahir saat adanya kristal quartz yang mengalami mutasi. orang-orang itu terlahir dengan sel-sel berbentuk kristal quartz yang membuat mereka dapat meregenasikan diri mereka dengan sangat cepat. mereka juga berumur...