Aku gak tau ini cerita menarik atau enggak, tapi aku mau nulis lapak ini secara rutin di hari Senin dan Kamis. Catet yaa SENIN dan KAMIS ...
Ada yang suka couple Reva-Ardhi? Malam ini khusus mereka berdua yang akan tampil. Selamat menikmati 😘
•~•
Happy Reading
💝
••~••Wajah Dania terbakar api cemburu. Merah padam seperti habis dimasukkan ke dalam wajan penggorengan. Jika tahu pemilik restoran mewah itu adalah chalista Syailendra mungkin Erlangga juga tidak akan membawa Dania ke sana. Ia bahkan tidak pernah curiga, meski sudah jelas kalau nama restoran itu adalah Syailendra resto and caffe. Sungguh, Erlangga bahkan tidak ingat kalau ia punya mantan kekasih bernama Chalista Syailendra, saking banyaknya mantan Erlangga.
"Siapa yang pilih tempat makan ini?" tanya Dania dengan wajah yang lebih ketus dari sebelumnya. Baru saja ia akan memaafkan Erlangga dan bersikap manis. Mood-nya sekarang berantakan. Ia bahkan malas melihat wajah Erlangga yang sontak menoleh ke arah Ardhi, memberi isyarat agar Ardhi membantunya.
Nihil, Ardhi tidak mau ikut campur urusan dua sejoli itu. Ia juga tidak menangkap sinyal dari Erlangga. Terlalu polos. Ia malah bicara jujur yang sudah pasti mengundang kemarah Dania seribu kali lipat, "Erlangga yang memilih tempatnya sendiri. Aku hanya bagian menjawab setuju atau tidak sejutu."
Dania bersandar di kursi sembari melipat tangan di dada. Ia menatap tajam wajah Erlangga yang kini hanya bisa tertunduk takut. Di balik wajah sangar Er yang tempramental, nyalinya juga ciut jika berhadapan dengan Dania.
"Oh, pantas saja kamu mau makan di sini walaupun gak tau bagaimana caranya memesan menu."
Erlangga menoleh pada Ardhi, melotot. Tidak ingin ikut campur, Ardhi memilih menutup rapat mulutnya. Memberi isyarat kalau bibirnya sudah terkunci resleting yang tidak bisa dibuka.
Dania menyentak gemas, "Aku ngomong sama kamu, ih!"
Erlangga kembali menatap Dania. "Aku gak tau kalau restoran ini punya dia, oke?"
"Padahal nama restorannya jelas Syailendra!"
"Aku bahkan gak inget kalau kepanjangan namanya Syailendra, El. Come on, kamu baru satu detik bersikap manis sama aku. Mau sampai kapan kamu marah?"
Bibir Dania mengerucut tajam, "Dari sekian banyak restoran enak di Bandung, kenapa harus di sini, sih? Aku gak lapar. Aku mau pulang."
Dania tidak menunggu apapun lagi. Ia langsung bangkit dan pergi dari tempat itu. Melihat kekasihnya pergi, Erlangga juga tidak bisa tinggal diam. Ia segera menyambar kunci mobil yang kebetulan tergeletak begitu saja di atas meja dan segera mengejar Dania.
Polos, tapi sedikit bodoh, Erlangga tidak memikirkan ada Ardhi dan Reva yang ia tinggalkan di sana. Ardhi melotot.
"Wei, kunci mobil!"
Ardhi hendak pergi menyusul, tapi Reva segera menarik lengan laki-laki itu agar kembali duduk, "Kayaknya mereka perlu waktu berdua?"
Ardhi tahu, tapi ia tidak enak pada Reva yang harus masuk ke dalam kekacauan hari ini. Belum lagi jarak indekos Reva cukup jauh. Memang sudah seharusnya Reva makan di tempat kos saja. Ardhi merasa sangat bersalah karena memaksa gadis itu untuk terlibat.
"Tapi lo nanti pulangnya gimana?" Ardhi terlihat kikuk, meski ia tidak bisa beranjak dari sana. Jika ia beranjak pun Erlangga pasti tidak akan mengizinkannya naik ke mobil, sebab ia membutuhkan ruang untuk mengejar Dania, membujuk kekasihnya yang terbakar api cemburu. Menstruasi kadang memang mimpi buruk bagi sebagian besar kaum adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rantai Putus [Tak] Bisa Disambung Lagi
RomanceTentang keyakinan Eldania Azara bahwa Rantai yang Putus Tak Bisa Disambung Lagi, dan tentang kegigihan Er menyambungkan rantai yang tak sengaja ia putuskan. Baik Dania maupun Er, tidak ada yang tahu tentang misteri kehidupan. Mereka berdua hanya be...