Warning!!
Mengandung adegan dewasa 🔞~~
Happy Reading
💖
~~"Er, please .."
Dania menggeliat di atas ranjangnya ketika Erlangga menyingkirkan selimut yang membungkus tubuh mulus itu. Dania berusaha melepaskan diri dari cengkeraman erat Erlangga. Laki-laki itu bisa mengatur kekuatannya, tidak mudah dilepaskan, tidak juga menyakiti lawannya. Dania baik-baik saja dalam kungkungan tubuh atletis itu.
Udara dingin menyerbu tubuh telanjang Dania meskipun pintu kamarnya tertutup rapat. Erlangga bisa merasakan dasar kulit Dania meremang kedinginan. Ia lantas segera menjilat leher Dania, sedikit memberi kecupan.
"Aku akan menghangatkan kamu sebelum tidur," bisiknya begitu menggoda.
Bohong jika Dania tidak terpancing. Ia bahkan pernah merasakan sesuatu yang lebih menggairahkan. Malam ini, setelah sekian lama tidak terjamah oleh tangan Erlangga, Dania tentu saja menginginkannya. Ia hanya gengsi, setengah lagi takut.
"Er, ahhhhh.." Dania mendesah ketika putingnya tak sengaja tersentuh. Jantungnya berdebar kencang, napasnya mulai tersengal, "Er ..., arrgghh .."
Dania menggeliat. Kakinya tidak bisa berhenti bergerak setiap kali ia menerima kecupan-kecupan manis. Baru permulaan, tubuhnya sudah berkeringat.
Erlangga meraih sehelai baju yang Dania biarkan teronggok di atas lantai, menggunakannya untuk mengikat kedua tangan Dania, lantas menyimpannya di atas kepala Dania. Perempuan itu menerima perlakuan Erlangga dengan desahan-desahan yang tidak mau berhenti.
"Ahh ..."
Desahan itu tersumpal oleh lumatan dalam bibir Erlangga. Laki-laki itu sudah baik sepenuhnya ke atas ranjang, berbaring di samping Dania dan mulai menjamah kedua gunung yang mengembang dengan pesat.
"Er, please .. Aahhhh, Er. Sumpah, Er, hhmmmm .."
"Sumpah enak?"
Dania mengangguk samar. Ia mencari bibir Erlangga dan berusaha mencium laki-laki itu, tapi Erlangga menghindar dan mencubit puting payudara Dania sampai perempuan itu menjerit tertahan.
"Er! Ahhhh... Kamu enggak adil!"
"Ini hukuman, El. Aku sedang membuat kamu menderita," kata Erlangga sembari terus memilin sebongkah gunung kembar yang semaki mengembang.
Erlangga bangkit. Ia naik ke atas tubuh Dania, menindih tubuh itu tanpa memberatkannya lantas mulai menciumi sekujur tubuh bagian atas Dania. Kedua tangan yang masih terikat itu bergerak turun, mulai meremas-remas rambut tebal Erlangga.
"Er, aku enggak salah apa-apa, kenapa harus dihukum? Aaahhhhh ..." Dania tak dibiarkan protes, setiap terdengar bantahan perempuan itu harus mau menerima gigitan kecil di putingnya. Bukan sakit, Dania malah merasakan kenikmatan yang perlahan menciptakan denyut di area kemaluannya.
Tidak perlu diminta, kedua kaki Dania terpisah dengan sendirinya ketika tubuh Erlangga diam di tengah. Laki-laki itu melebarkan selangkangan Dania dan menyeringai, "Looks amazing. I like it."
Erlangga mengecup dan menjilat sedikit kemaluan yang sedikit basah, memaksa Dania kembali menjerit tertahan. Kedua tangannya yang terikat sibuk mendorong kepala Erlangga agar menjauh sementara tubuhnya menggelinjang tak tau arah.
"Ahhh, Er! Please, jangan kayak gini ... Ahhhh...."
Erlangga menatap wajah Dania yang terlihat kehilangan arah. Mata perempuan itu tidak lagi bisa fokus, bibirnya terus digigiti gigi yang terlihat gemetar, menahan diri yang bergejolak di dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rantai Putus [Tak] Bisa Disambung Lagi
RomanceTentang keyakinan Eldania Azara bahwa Rantai yang Putus Tak Bisa Disambung Lagi, dan tentang kegigihan Er menyambungkan rantai yang tak sengaja ia putuskan. Baik Dania maupun Er, tidak ada yang tahu tentang misteri kehidupan. Mereka berdua hanya be...