🌹12. I'll Teach You 🌹

414 64 18
                                    

Terima kasih 400 vote-nya ❤

Yuk bisa yuk di vote dulu baru baca buat yang cuma numpang baca tp gamau vote!!

Jangan pelit. ⭐

Vote dari Bab Pendahuluan sampai 12, yaa.. 😘
Biar rate-nya juga naik, jadi banyak yang bacaa dehh...

~~
Happy Reading

~~

"AWASSS, BATU BATUUU!!"

Erlangga menengadah dan melihat hujan batu menghampiri mereka bertiga. Datang dari lemparkan empat orang di barisan belakang.

"Merunduk!!" teriaknya pada Dania dan temannya yang sontak langsung menunduk di atas tanah.

Erlangga tidak ikut merunduk. Ia memanfaatkan satu orang pria untuk jadi tameng. Mengangkatnya agar batu-batu kerikil jatuh ke tubuh si pria. Tidak bertahan lama, Erlangga jatuh ketika tubuhnya tidak lagi kuat untuk menopang. Ia juga harus menghindar dari pukulan satu pria lain yang merangsek maju.

Buk!

Erlangga mulai memainkan ranting di tangannya sambil meninju siapa saja yang datang menghampiri dalam posisi duduk di tanah. Ia tidak sempat bangkit.

Dania berhenti merunduk dan mulai mengambil bagian. Melawan orang-orang itu dengan sapu lidi. Tidak terlalu sulit karena ia hanya menghadapi dua orang. Enam lainnya sibuk mengerubungi Erlangga yang sama sekali tidak terlihat kepayahan. Untuk ukuran pria kelas dua SMP, ia lumayan juga.

Erlangga sudah mematahkan dua lengan dari dua pria. Ia kini tinggal menghabisi empat orang lagi. Kali ini ia punya kesempatan untuk bangkit dan memasang kuda-kuda. Memar di wajah empat lawannya memperlihatkan kalau Erlangga memang bisa bela diri. Bukan bisa lagi, mungkin jago.

"Siapa lagi yang mau aku patahkan tangannya, huh?" Erlangga menantang ketika empat lawannya menarik napas. Siap untuk bertempur lagi.

"SERANGGG!!"

Bukk!

Erlangga menendang dada lawannya yang maju paling depan sampai terpelanting menubruk lawan satunya. Ia lantas menangkap satu tangan lawannya yang lain, meninju rahangnya dan menangkis satu lawannya yang lain dengan ujung ranting.

Buk!

Satu pukulan berhasil menghantam perut Erlangga sampai mundur beberapa langkah.

Buk!

Satu pukulan lagi akhirnya menjatuhkan tubuh Erlangga sampai ranting di tangannya lepas. Berniat mengambil ranting itu kembali, Erlangga merangkak. Tubuhnya tertahan ketika seseorang menarik tubuhnya dengan kasar.

"ANAK SETANNN!" Teriak laki-laki itu seraya hendak meluncurkan pukulan maut.

Buk!!

Bukan Erlangga yang kena pukulan, tapi pria yang hendak memukulnya. Laki-laki itu tersungkur tak sadarkan diri karena berhasil dilumpuhkan oleh teman satu kelas Dania yang menjadi korban palak. Perempuan itu akhirnya ikut berkontribusi, meskipun dadanya terlihat kemana-mana karena kancing-kancing bajunya terlepas.

Rantai Putus [Tak] Bisa Disambung LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang