-chapter 21-

726 72 16
                                    

Terlihat Seohyun yang duduk di sebuah sofa di tempat tinggal Jimin sebelumnya dan Seok-woo yang sedari tadi mondar-mandir mengkhawatirkan kedua orang yang entah berada di mana sekarang.

"Masih belum ada kabar?" Tanya Seok-woo kepada Hyunjin yang tak kalah khawatirnya dengan Seok-woo.
"Aissh!! Di mana mereka?! Ini sudah hampir 24 jam!" Ucap Seok-woo. Matanya tertuju kepada Seohyun yang menunduk menangis. Seok-woo pun menghampirinya dan duduk di sebelah Seohyun.
"Tidak apa-apa, mereka pasti akan baik-baik saja" Seok-woo berusaha menenangkan Seohyun walau dirinya sendiri pun mengkhawatirkan kakaknya.

Tiba-tiba handphone yang sedari tadi digenggam oleh Hyunjin berdering, dengan cepat Hyunjin mengangkatnya sembari dilihat oleh Seok-woo dan Seohyun.
Hyunjin menatap Seohyun lalu satu kata keluar dari mulutnya.

"Ya, saya mengerti" Setelah itu telepon mati, dan Hyunjin menatap kedua insan itu, menggeleng kepala sampai akhirnya menunduk.

Disaat itu hati Seohyun benar-benar terpuruk, dia kembali kehilangan orang yang ia sayang. Seohyun histeris sedangkan Seok-woo terlihat tak percaya, dia menunduk dan mulai ikut menangis.

•••••

Seohyun dan Seok-woo sampai di pemakaman umum di Korea, mereka berdua baru saja melakukan penerbangan dari Prancis, semuanya sudah selesai, Hyunjin yang terlebih dahulu sampai berkata jika peti matinya juga sudah dimasukkan, Seok-woo dan Seohyun hanya bisa menatap gundukan tanah dengan nama dan foto dari Taehyung di sana.

"Di mana Jimin?" Tanya Seohyun, Hyunjin pun mengantarkan mereka ke sebuah gundukan yang sama, tak jauh dari tempat
Taehyung. Seok-woo tidak bisa menahan air matanya dan memilih untuk pergi dari sana, dan hanya tersisa Seohyun dan Hyunjin.
"Aku harap, kalian berdua tidak benar-benar pergi" Ucap Seohyun memejamkan matanya. Ingatan-ingatannya bersama Taehyung terus bermunculan membuatnya menangis.

Setelah selesai dari sana, Seohyun pun kembali ke mobil, dengan Seok-woo yang masih menangis di dalamnya.

"Seok-woo-ah, ayo, kita pulang" Ajak Seohyun berusaha untuk tersenyum. Seok-woo pun mengangguk dan mereka mulai menjalankan mobil.

Mereka sampai di rumah mewah milik Taehyung, yang sekarang menjadi rumah bagi mereka. Seohyun sempat tak ingin masuk, karena ia tahu, di dalam rumah itu banyak kenangannya dengan Taehyung, dari kenangan yang mengerikan hingga kenangan manis yang sulit untuk dilupakan. Seohyun menghela nafas sebelum akhirnya ia masuk ke dalam rumah itu.

Rumah ini masih terlihat sama seperti terakhir mereka pergi. Bahkan sapu-sapu yang berserakan juga masih ada di lantai. Membuat air mata Seohyun kembali turun mengingat malam di mana Taehyung menjemputnya.
Seok-woo langsung merangkul Seohyun, menenangkannya hingga akhirnya Seohyun kembali tenang.

Mereka berdua lalu mulai menyusuri kembali rumah itu, masuk ke dalam ruangan-ruangan, dan salah satunya adalah tempat foto-foto Taehyung di simpan, ruangan yang awalnya sangat dilarang untuk dimasuki oleh Taehyung.

"Ternyata ini alasannya" Gumam Seohyun, sembari ia memegang sebuah foto dengan dua anak kecil di dalamnya, ia adalah Taehyung dan Seok-woo. Kali ini Seok-woo yang melihat ini semua tak bisa menahan air matanya dan akhirnya kembali menangis. Dia kira semua foto kenangannya dengan Taehyung sudah di buang, tetapi ternyata itu semua tersimpan rapi di sebuah kamar yang dijadikan tempat khusus foto-foto itu.

Mungkin dia adalah seorang yang kejam di mata kebanyakan orang, namun bagi kedua insan ini, dia adalah sosok yang sangat menyayangi mereka dan sangat berharga. Apapun yang dilakukannya sekejam apapun yang dilakukannya, mereka bisa dengan cepat melupakan itu. Mereka juga tak menyangka, mereka akan kehilangan sosok yang sangat berharga secepat ini. Mereka masih berharap jika kematian darinya adalah sebuah kebohongan, harapan yang mungkin akan selalu menemani mereka.

Cinta Seorang Mafia •Kim Taehyung• ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang