Sekarang sudah hari Senin kembali, Zia menjalani pagi nya seperti hari sekolah nya biasa. Bangun, mandi, sarapan, lalu berangkat menaiki sepeda nya untuk menghemat pengeluaran nya. Jarak rumah dan sekolah nya hanya ada 20 menitan
Sesaat sesampainya diri nya di sekolah nya. Zia turun lalu memarkirkan sepeda nya di warung bu Ria. Di parkiran sekolah sangat penuh, jadi Zia lebih sering memarkirkan nya di warung bu Ria, dan bu Ria dengan senang hati menjaga sepeda Zia hingga Zia pulang.
"Bu, titip yaa. Hehe" Ucap Zia
"Siap Nduk. Semangat ya belajar nya"
"Iyaa bu makasih"
Zia pun berjalan, di lapangan sudah sangat ramai siswa-siswa yang sudah baris untuk melaksanakan rutinitas sekolah nya di setiap hari Senin, yaitu upacara. Zia berjalan berlari ke arah kelas nya untuk meletakkan tas nya di kelas.
Brakk!!
Tanpa sengaja Zia bertabrakan dengan seorang siswa laki-laki yang terkenal akan kenakalan nya di sekolah, dari sering bolos, berantem dan lain sebagainya. "Eh, maaf! Aku gak sengaja! Aku buru-buru banget, maaf ya" Ucap Zia dengan refleks nya.
"Lo kalau jalan hati-hati! Di lihat depan nya ada apa! Bukan asal nyelonong ae!"
"I-iya, sekali lagi maaf" lanjut Zia yang menundukkan kepala nya ketakutan.
"Sana ke bawah, mu upacara bisa-bisanya telat" Ujar laki-laki tersebut yang bernama Alandra Harsa
Zia mengangguk kecil, lalu pergi meninggalkan laki-laki bertubuh jangkung tersebut. Alandra menengok ke belakang nya sedikit, mengamati pergerakan Zia yang mulai menjauh dari diri nya, lalu tersenyum tipis menatap Zia yang mulai tak terlihat bayangannya.
Setelah acara Upacara selesai, Zia dan teman-temannya yang lain kembali ke kelas nya. Sebelum guru mereka datang, mereka mengobrol bersama. Zia ikut mengobrol bersama Ghania dan Haura. Mereka asik mengobrol bertiga
Saat guru mereka sudah kembali. Keramaian satu kelas nya pun seketika berhenti menjadi sunyi. Karena guru mereka yang sangat galak datang dengan ekspresi nya seakan-akan sudah penuh amarah.
"Keluarkan buku latihan kalian! Dan kumpulkan ke ketua kelas!" Perintah Bu Indah. Seluruh murid pun menurut, mereka berjalan menghampiri ketua kelas mereka yang bernama Tio.
"Tio, sehabis pelajaran ibu, nanti bawa ke ruang guru, lalu taruh di atas meja ibu" ucap Bu Indah.
"Siap bu"
Tak lama pintu terdengar ketukkan, saat di buka oleh Fito ternyata itu Pak Dio yang menjewer telinga laki-laki yang tak sengaja Zia tabrak tadi.
"Maaf bu mengganggu waktu nya. Saya titip anak ini sampai 2 minggu ya bu" Ucap Pak Dio
"Oh iya pak, tidak apa-apa. Di sini masih ada tempat duduk di samping Zia" balas Bu Indah yang menatap laki-laki jangkung tersebut sedikit sinis.
"Mulai besok kamu jangan ke kelas! Ke kelas Bu Indah, sebagai hukuman kamu!" Ucap Pak Dio yang tampak sudah muak dengan anak murid nya yang bernama Alandra tersebut.
"Bangsat, kenapa di kelas nya Bu Indah sih anjing" Batin Alandra yang lalu masuk. Hanya masuk, belum duduk.
"Alandra, duduk di samping Arzia. Paling belakang kanan" Perintah Bu Indah dengan nada nya yang tegas. Semua murid hanya terdiam.
Alandra menengok saat melihat dimana posisi duduk nya. Mata Alandra seketika bertemu dengan mata Zia, mereka saling bertatap beberapa saat. "Oh, nama nya Arzia" batin nya.
"Gak ada tempat lain bu?" Tanya Alandra yang protes dengan tempat duduk nya yang berada di samping Zia.
"Duduk atau saya bawa kamu ke ruang BK" ancam Bu Indah. Alandra merotasi kan mata nya, lalu berjalan ke arah bangku Zia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kebahagiaan Arzia // Jake Enhypen [ Complete ]
Teen Fiction!! Warning !! Sebelum membaca di kehendak kan untuk follow dulu akun author nya ================================ Ini kisah kehidupan dua bersaudara yang di tinggalkan oleh sang ibunda ke surga dan papa nya yang pergi entah kemana. Kenzo Mahardhika...