Libbary

9 5 1
                                    

Oliver berjalan memasuki tempat yang menghasilkan aroma khas, perpustakaan. Sudah tiga bulan ia tidak menginjakkan kaki di tempat ini karena kesibukan nya dengan tugas studio. Oliver berjalan di area rak bertuliskan history. Bukan, Oliver bukan sedang mengenang masa lalu, tapi tugas dosen lah yang mengharuskan ia mencari buku sejarah arsitektur dunia dan juga perkembangan peradaban arsitektur.

Sudah dua rak laki-laki itu mencari buku dengan judul yang ia mau, tapi belum juga menemukan nya. Dosen nya bilang buku itu terdapat di perpustakaan, tapi sudah dua rak Oliver cari tidak ada. Hingga akhirnya yang ia temukan seorang perempuan duduk di bangku pojok perpustakaan dengan telinga tersumpal earphone berwarna putih.

Flora, perempuan yang belakangan ini menarik atensinya. Langkah nya ia bawa mendekati perempuan itu. Tidak ada pergerakan sama sekali bahkan saat Oliver menarik kursi di sebelahnya.

Memang DNA kejahilan sudah menyatu di dalam tubuh Oliver dengan sengaja tangan nya mengambil earphone sebelah kiri Flora. Hingga perempuan itu menoleh seketika.

"Astagfirullah" gumam Flora. Selanjutnya Flora menatap kesal oknum yang mengganggu waktu santai nya "kamu yang kemarin ya? Ngapain di sini?" Tanya Flora.

"Perasaan saya perpustakaan ini masih area juga fasilitas kampus, dan berhubung saya mahasiswa di sini jadi saya gunakan. Sayang juga sudah bayar tapi tidak di coba semua". Jawab Oliver kelewat santai.

Flora memutar bola matanya malas, kembali bersiap menyumpal earphone ke telinga nya kembali, sebelum sebuah suara mengintrupsi nya.

"Kamu gak mau ngobrol sama saya?" Tanya Oliver.

"Harus banget ya" Balas Flora.

"Engga juga sih tapi seenggaknya hargai orang yang ada di dekat kamu" Flora mematikan sambungan ke earphone nya juga memasukkan nya ke dalam tas.

"Udah kan" jawab Flora. Oliver tersenyum penuh kemenangan.

"Kamu ke sini ngapain?" Tanya Flora.

"Cari buku sejarah arsitektur" Jawab Oliver seraya melepaskan tas nya untuk ia simpan di atas meja.

"Mana? Gak bawa buku apa - apa dari tadi" Perkataan Flora sukses membuat Oliver menarik bibirnya lebar atau bahkan sebuah cengiran.

"Sudah mulai tertarik ya" ucap Oliver.

"Hanya berdamai mau gimana pun juga kamu teman nya teman saya" Oliver terkekeh sembari menggeleng kan kepalanya.

"Arsitektur mancanegara itu kebanyakan laki-laki ya saya jarang liat yang perempuan atau malah gak pernah" Celetukan Flora sukses membuat Oliver berfikir rasanya ia ingat tentang sesuatu.

Laki - laki itu menegakkan tubuhnya juga menoleh ke arah Flora.

"Ada loh yang perempuan" Flora menoleh dan mengerutkan dahinya.

"Serius?" Oliver mengangguk antusias.

"Kamu tau Zaha Hadid, beliau itu arsitektur perempuan terkenal bahkan waktu itu kalo gak salah dia dapat penghargaan Pritzker" Jelas Oliver bercerita.

"Penghargaan Pritzker itu penghargaan buat para arsitektur ya?" Tanya Flora.

"Iya bahkan penghargaan itu di anggap menjadi salah satu penghargaan arsitektur utama dunia" Flora mengangguk kan kepalanya tanda mengerti. Sedikit heran tampang slenge-an seperti Oliver punya wawasan yang luas juga. Artinya ia benar-benar mendalami peran sebagai mahasiswa arsitektur.

"Kamu tau Galaxy Soho Beijing, itu hasil karya Zaha Hadid " Papar Oliver.

"Oh ya? Hebat banget " ungkap Flora.

"Iya bukan cuman itu The Riverside Museum di Skotlandia, Vitra fire Station di Jerman, London Aquatics centre di Inggris, bahkan tempat ini saya yakin kamu pasti tau kalo kamu maniak Korea Selatan " ucap Oliver.

"Apa?" Flora antusias terlihat dari binar matanya.

"Dongdaemun Design Plaza" ucap Oliver sambil tersenyum.

"Keren banget ya" ungkap Flora.

"Iya tapi sayang beliau sudah meninggal saat tahun 2016. Padahal saya belum ketemu dia buat foto bareng "

Fora terkekeh pelan ia menepuk punggung tangan Oliver yang sedari tadi ada di atas meja.

" Saya yakin kok di masa yang akan datang kamu yang bakalan di ceritain kayak tadi" Kata Flora tersenyum santai.

Oliver sempat terpaku sampai akhirnya senyum jahil muncul di bibirnya.

"Iya Amin, terus nanti kamu yang ada di belakang saya, kan di balik pria sukses ada wanita hebat di belakang nya" kata Oliver.

"Mulai, anjir" Flora sempat mengumpat kesal harusnya tadi ia tidak bilang seperti itu.

"Udahlah saya cabut ya" Flora berpamitan sembari merapihkan barang bawaannya.

Sebelum ia beranjak tangan Oliver sudah menarik bawah baju kemeja nya.

Flora menoleh mengangkat sebelah alisnya "apa?" Tanya nya.

"Ayo saya anterin hehehe " Flora berdecak sebelum ia mengangguk dan berkata.

"Sampe depan kosan ya, biar temen saya tau saya di anterin cowo"

Oliver tertawa dan berceletuk.

"Official - in ajah saya jadi cowo kamu"

"Heh" Flora melotot dan menepuk pundak Oliver.

AestheticosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang