13

2.3K 67 0
                                    

Pagi ini Mew dan Gulf sudah bersiap untuk menuju rumah sakit.

Semua perlengkapan sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, sehingga mereka tinggal berangkat.

Karena Gulf mengandung baby kembar Mew khawatir dengan kondisi Gulf yang bisa melahirkan kapan saja, meski masih kurang 2 minggu dari hari perkiraan lahir, Mew tidak mau ambil resiko dia memilih Gulf dirawat di Rumah Sakit hingga waktunya melahirkan tiba.

Karena Gulf mengandung baby kembar Mew khawatir dengan kondisi Gulf yang bisa melahirkan kapan saja, meski masih kurang 2 minggu dari hari perkiraan lahir, Mew tidak mau ambil resiko dia memilih Gulf dirawat di Rumah Sakit hingga waktunya melahirk...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau sudah siap sayang, mari kita berangkat." Gulf yang menunggu Mew diruang tamu sedangkan Mew sibuk memasukkan perlengkapan yang dibutuhkan Gulf kedalam mobil.

Mew membantu Gulf beranjak dari duduknya perlahan dan membantunya duduk didalam mobil memastikan Gulf nyaman dengan posisinya.

"Kita berangkat sekarang." Ucap Mew.

Dalam perjalanan, mew mampir di rest area untuk ke toilet dan membeli beberapa camilan untuk Gulf.

"Apa kau lapar? Kau mau kekamar mandi sayang?" Tanya Mew pada Gulf.

"Ak akan ke kamar mandi Phi." Semenjak usia kehamilan Gulf semakin besar Gulf memang semakin sering buang air kecil.

Setelah semuanya selesai Mew dan Gulf melanjutkan perjalanannya menuju Rumah Sakit.

"Apa masih jauh Phi?" Tanya Gulf.

"Sebentar lagi kita sampai." Jawab Mew.

.

.

.

Dalam perjalanan Gulf merasakan perutnya menegang beberapa saat,

"Agghhh.. tidak mungkin ini kontraksi kan? Ak masih punya waktu 2 minggu dari waktu melahirkan." Batin Gulf.

"Kau tak apa sayang?" Mew menyadari gelagat Gulf yang tidak biasa, karena menjadi begitu diam. Mew menyadari jika wajah Gulf tampak pucat.

"Ak tidak apa-apa." Jawab Gulf pelan.

"Kau yakin tidak apa-apa sayang?" Khawatir Mew memastikan lagi.

Gulf mengusap bagian bawahnya dengan telapak tangan yang membuatnya tidak nyaman.

Begitu tau jika itu darah wajah Gulf bertambah pucat. Gulf menoleh pelan pada Mew yang berada disampingnya.

"Apa ini Phi? Ddd.. Darah?"

Mew menoleh bertatapan dengan Gulf dan melihat tangan Gulf yg berlumuran darah, spontan langsung menepikan mobilnya.

"Sayang.. tenang lah, jangan panik, okey.. biar ak periksa sebentar." Mew menyibak selimut yg ada dipangkuan Gulf yg ternyata digenggam erat oleh Gulf karena Gulf merasa panik. Mew menggenggam pelan tangan Gulf, begitu menyadarinya Gulf melonggarkan eratannya pada selimut tersebut.

Mew mendadak diam melihat darah yg merembes pada celana Gulf, namun tetap berusaha tenang agar Gulf tidak ikut panik.

"Apa kau merasa sakit sayang?" Tanya Mew.

"Tidak Phi, kontraksi kadang datang tapi kemudian menghilang. Apa ak pendarahan Phi, bagaimana ini, apa baby baik-baik saja?" Gulf bertanya panik.

"Tenanglah sayang, kau dan baby pasti baik-baik saja. Kita akan segera sampai di Rumah Sakit." Tenang Mew.

.

.

.

Begitu sampai di Rumah Sakit, Mew menggendong Gulf yg berlumuran darah.

Melihat ada Mew datang, beberapa perawat sudah membawa brankar pada Mew. Karena Phi Tee memang sudah menunggu kedatangan Mew dan Gulf.

Mew hendak meletakkan Gulf yg setengah sadar di brankar tersebut tapi melihat wajah pucat Gulf dan istrinya itu memanggil lirih namanya menahan sakit membuatnya mengurungkan niatnya.

"Biarkan ak membawanya." Tanpa banyak kata dokter Tee dan para perawat sedikit berlari menunjukkan dimana Mew harus meletakkan Gulf.

Begitu memasuki ruangan operasi, Mew harus menunggu diluar ruangan.

Pintu ruang operasipun ditutup.

Mew termenung melihat tangan dan pakaiannya yg berlumuran darah Gulf.

Tangan Mew bergetar, air mata yg sejak tadi ditahannya mengalir begitu saja tanpa ia sadari.

Kakinya mendadak lemas ta kuat menahan beban tubuhnya.

Mew menangis tersedu-sedu, melihat belahan jiwanya harus berjuang antara hidup dan mati.

Tanpa ia sadari Mamanya sudah ada didepan Mew dan merengkuh Mew dalam pelukannya.

"Kau harus kuat Nak, Gulf dan Twins sedang berjuang didalam. Kalian harus berjuang bersama. Kami disini, kita harus percaya pada Gulf." Ayah Mew menepuk pelan pundak anaknya yg masih sesenggukan dipelukan ibunya.

Tak lama kemudian Ayah dan Bunda Gulf juga datang.

Mereka memeluk Mew menguatkan dan bersalaman dengan keluarga Mew kemudian menunggu bersama.

Tbc~

SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang