03• Mangga Pak Samat

3 0 0
                                    

Minggu sore ini hujan tiba tiba turun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minggu sore ini hujan tiba tiba turun.menciptakan beberapa genangan di halaman depan rumah Hekan. Pandangan mata dingin yang dilebih lebihkan membuat Ashi mengulum bibir untuk menahan tawa.

"Sabar bang. entar juga datang."

Hekan menelik tajam, sedari tadi pikirannya sudah dipenuhi hal hal buruk mengenai motor barunya.  Narva juga belum membayar ongkos perbaikan motornya di bengkel jadi mau tidak mau Ashi minta bantuan lagi pada Hekan.

" Lagian Lo tu kaga ada gitu rasa rasa khawatir? Lo pikirin dulu kek perasaan Abang Lo ini."

"Ya khawatir, tapi dia lebih kasihan."

"Emang dari awal tu cowok Laen sih. Mana ada orang kecelakaan beli mie ayam dulu."

"Dia kan kek gitu gegara pengen banget bang ngerasain mie ayam pak Cahyadi."

"BELA BELA AJA TEROOOSSS!"

Ashi bungkam. Keduanya memilih diam, tak berbicara lagi hingga sebuah motor mengkilap memasuki halaman rumah. Narva melepas helm setelah memarkir motor,sedikit mengacak ngacak rambutnya yang basah  kemudian merapikannya sambil melihat kaca spion.hal itu buat salah satu perempuan disamping Hekan tak bisa mengedipkan mata selama beberapa saat.

"Narva! Masuk dulu!" Hujan yang turun membuat suara Ashi tenggelam. walau begitu Narva masih bisa mendengar samar .setelahnya dia berjalan,memandang Hekan yang kemudian  masuk kedalam diikuti dengan Ashi yang terus tersenyum padanya.

"Pake baju gue aja gimana? Baju Lo basah."

Narva masih bimbang,"atau mau pakai handuk aja?" Tawaran itu kemudian diiyakan oleh Narva. Handuk memang tidak akan bisa membuat tubuhnya hangat namun untuk sekarang,—sebagai orang asing ada baiknya dia memilih tawaran kedua saja daripada harus  kesini lagi besok untuk mengembalikan baju Hekan.

Dilihat dari tampang,Hekan itu sama sekali tidak ada wajah wajah galak sedikit pun. Jika melihat wajah dingin dan tak tertarik Hekan sekarang entah mengapa Ashi selalu ingin tertawa. Bagaimana yah? Apa Hekan sebegitu waspada ya sampai harus bersikap dingin pada Narva yang faktanya sekarang bisa dibilang anak baik.

Untuk memecah keheningan,Ashi mulai membuka topik." Ehm, motor Lo udah diperbaikin katanya boleh diambil hari ini."

"Owh yah? Oke. Thanks yah."

"Makasih abangnya Ashi."

"Gue Hekan."

"O,—oke? Hekan."

Setelah hujan agak reda,—Narva tiba tiba saja bilang ingin segera pulang karena dirumah ada acara keluarga.laki-laki buru buru membayar ongkos perbaikan motor pada Hekan dan langsung melenggang pergi meninggalkan ruang tamu sehabis berpamitan dengan orang rumah.

"Ganteng yah dia...lebih ganteng dari Abang."

"Maksud?!"

Ashi tersenyum,berjalan congkak lantas mencubit pipi kakaknya yang terlihat tak terima kegantengan miliknya dibandingkan dengan laki-laki yang baru saja pergi itu.

Warung Pak Cahyadi || NCT DREAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang