#𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝐕𝐈𝐈

364 76 14
                                    

KINI MEREKA sedang berada di dalam Museum Fatahillah, setelah puas bermain sepeda sambil ngebut-ngebutan, mereka memutuskan untuk ke Museum Fatahillah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KINI MEREKA sedang berada di dalam Museum Fatahillah, setelah puas bermain sepeda sambil ngebut-ngebutan, mereka memutuskan untuk ke Museum Fatahillah.

Ke kotu tapi kagak ke Museum Fatahillah? Belum lengkap bro.

Alhamdulillah banget pas tadi main sepeda sambil ngebut-ngebutan, kagak ada yang nabrak orang atau sesuatu. Bisa dibilang mereka main sepeda dengan aman dan tentram.

Halah tentram darimana-

Mulai Subaru sama [Name], Mao yang hampir nabrak orang, Subaru yang terlalu semangat ngebut ngejar [Name] sama Mao, sedangkan [Name] yang terus teriak-teriak gak bisa diem kadang goyangin bahu Mao.

Parahnya lagi hampir nabrak nenek-nenek yang lagi enak-enak jalan, mana hampir di omelin lagi. Untung mereka minta maaf duluan.

Fiks, Mao pasti trauma boncengin [Name] lagi.

Terus Hidaka yang menglelah ngejar mereka begitupun dengan Yuuki, yang akhirnya mereka putuskan mampir ke Indomaret bentar beli minum habis itu lanjut maen sepeda no ngebut-ngebutan.

Hokke and Yuu-kun be like: Kami masih sayang nyawa, jadi no ngebut-ngebutan 🙏

Mending gak usah ngikut-ngikutin kayak gitu, kalo udah kejadian pasti yang satu kena omel yang lainnya jadi sasarannya juga, begitulah yang ada di pikiran Hokke dan Yuu-kun.

Oke balik ke cerita, kini mereka berempat sedang mendengarkan penjelasan [Name] yang sedang menjelaskan tentang Museum Fatahillah dan sejarahnya.

Ternyata [Name] selain jadi produser, bisa juga jadi pemandu wisata ye.

[Name] mengajak mereka berkeliling di dalam Museum Fatahillah sembari menjelaskan isinya pula, agar mereka tidak kebingungan.

Mulai dari lantai satu yang tempat berisikan informasi sejarah yang berada di tembok, tak lupa juga beberapa lukisan, dan juga Museum ini masih menyediakan beberapa suasana Jakarta ketika masih bernama Batavia.

Setelah menjelajahi lantai pertama, mereka berlima naik ke lantai dua, di lantai dua tidak banyak beberapa informasi sejarah, hanya tempat penyimpanan koleksi kuno.

"Sally, Ukki, Hokke lihat disini ada cermin!"Pekik Subaru menatap kagum ke arah cermin raksasa yang masih terlihat bagus, meskipun sedikit buram.

"Ku dengar cermin ini dulu dipakai oleh para wanita Belanda untuk berias sebelum menghadiri acara"Ucap Yuuki sembari mengamati cermin raksasa tersebut.

"Bagaimana kau bisa tau tentang cermin itu?"Tanya Hidaka penasaran, sedangkan yang ditanya mengulas senyum tipisnya.

"Aku pernah membaca beberapa informasi tentang Museum ini di internet"

Hidaka yang mendengar ucapan Yuuki menatapnya bingung, kemarin malam? Bukannya kemarin malam dia melihat dengan jelas kalau Yuuki sudah tidur duluan?.

Yuuki yang melihat tatapan bingung Hidaka, hanya bisa tertawa kikuk melihatnya, ia menjelaskan bahwa ia tak sengaja terbangun saat jam 5 pagi karena mendengar suara Adzan Subuh.

𝐉𝐀𝐊𝐀𝐑𝐓𝐀 ; 𝙏𝙍𝙄𝘾𝙆𝙎𝙏𝘼𝙍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang