Prolog

58 11 1
                                    

Aliran darah segar mengalir bak sungai ditengah-tengah hutan belantara. Menguar aroma amis yang begitu pekat, hewan-hewan buas bergigi tajam menghampiri tempat bersemayamnya.

Seekor Serigala mengendus-endus darah yang mengalir itu, menjilatinya perlahan dan...

cruks!

Sebuah pedang dengan ujung super runcing menancap tepat dihati Serigala itu, darah segar lain mengalir begitu saja. Senyum kemenangan terukir diwajah manusia itu. Pedang yang tertancap pada tubuh Serigala itu, ia cabut dan seketika gemuruh awan mendung berkumpul. Suara guntur menjadi semakin banyak dan kuat.

Sejenak manusia itu terdiam, menatap Serigala didepannya yang perlahan terbakar dalam api. Semakin dilihatnya Serigala itu, semakin sulit dipercaya oleh akalnya.

“...ma-manusia? ”

Serigala itu menjelma menjadi seorang manusia yang gagah perkasa, dalam kedipan mata pedang yang ditangan manusia itu berpindah dengan cepat ditangan manusia Serigala itu.

“Makhluk manusia sepertimu ini tak pantas hidup! ”

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Different Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang