0.5

5K 338 22
                                    

....

Setelah kejadian beberapa jam lalu, sekarang renjun baru saja selesai mandi. Setelah memakai piyama tidur yang seperti dress pendek. Memang haechan yang melarang renjun memakai bawahan yang bisa menekan perut besarnya

Kaki renjun berjalan ke arah suaminya yang tengah berdiri di balkon. Menatap kearah luar. Mengingat kejadian tadi, sebenarnya ada rasa haru dan juga senang tersendiri bagi renjun. Bagaimana haechan yang dengan penuh amarahnya memukul wajah Soobin

Hanya karena renjun yang di jelek-jelekan oleh Soobin. Entah benar atau tidak, renjun mulai merasa jika haechan sudah mulai mencintainya. Meskipun seperti ada sedikit celah tapi renjun masih tak ingin berharap banyak

Perpisahan dengan orang yang dicintai itu sangat menyakitkan dan renjun sudah pernah merasakannya. Renjun tak ingin merasakan hal itu lagi. Sangat sulit bagi renjun untuk mengobati luka di hati nya karena hal hal seperti itu

"Eh.." Kaget haechan saat merasakan sebuah pelukan dari belakang,

Senyumannya mengembang saat dia tau siapa pemilik sepanag tangan mungil itu. Haechan segera menarik pelan tangan renjun karena jika posisi seperti ini, babypum ayang terjepit pastinya

"Sini, peluk depan aja. Kalau di belakang nanti babypum kejepit" ucapnya dengan candaan ringan,

Renjun tertawa kecil lalu mengangguk. Ia sekarang berada di depan haechan dengan kedua tangan haechan melingkar di perut buncitnya. Sungguh terasa penuh bagi haechan. Haechan selalu berfikir jika calon bayi mereka itu memang cukup gendut pasti

Dilihat dari perut besar renjun yang terlihat sangat jelas itu,

"Daddy masih marah?" Tanya renjun, tangannya mengelus tangan haechan yang ada di perutnya,

"Sedikit" jawabnya singkat,

"Daddy serem tadi. Mukanya merah banget"

Haechan terkekeh kecil. Lalu menganggukkan kepalanya. Siapapun pasti akan berfikiran sama dengan renjun saat melihat sosok haechan yang di ambang batas kesabarannya. Kemarahan haechan itu sangat menakutkan

Kepala renjun mendongak melihat wajah suaminya dari bawah, "Daddy jangan seperti itu lagi ya? Injun takut" lirihnya,

"Kau takut pada Daddy? Padahal Daddy tak akan bisa marah seperti itu padamu"

Haechan mengecup lembut puncak kepala renjun. Ia taruh dagunya di bahu kanan renjun. Menatap pemandangan yang ada di depan mereka. Langit sudah semakin gelap. Hawa dingin mulai merasuk ke kulit putih keduanya

"Ayo kedalam. Udara semakin dingin" ajak haechan,

Renjun mengangguk dan keduanya kembali ke dalam. Dengan haechan yang tak lupa menekan tombol otomatis jendela dan pintu balkon agar tertutup begitupun gorden mewah itu

Badan renjun sudah berada di atas kasur. Bersandar di kepala ranjang. Sedangkan haechan duduk di sebelahnya. Menyibak baju renjun dan menampilkan perut besarnya. Sangat terlihat jelas saat bayi mereka bergerak

Perut renjun seakan bergelombang kecil. Renjun terkekeh saat haechan terus mengajak bicara calon anak mereka dengan suara yang menggemaskan. Renjun sangat berharap jika meskipun bayi nya bukanlah anak kandung haechan

Tapi haechan akan terus menyayanginya dengan tulus. Renjun berharap jika suatu saat dia dan haechan akan memiliki anak lagi, haechan tak akan membedakan meraka

FAVORITE - {HyuckRen} (SlowUp)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang