02. Luka baru

336 28 0
                                    

"Mass!"

Dafa Pradita. Cowok setengah cewek si penggemar Arsya. Manusia penghuni XII IPS 7 yang paling Arsya hindari. Cowok dengan celana yang sudah dimodifikasi menjadi ketat seketat protokol kesehatan saat awal pandemi. Jangan lupakan poni melintang khas tahun 2000-an, tak jarang poni itu ditahan dengan bando berwarna merah merona.

"Allahu la ilaha illa huw al-hayyul-qayyum!" Mata Arsya tertutup rapat, mulutnya sibuk membaca ayat kursi saat merasakan lenganya digelayuti manja oleh Dafa.

"Ihhh Mas Arsya, kok dedek dibacain ayat kursi sih?"

"DAFA SADAR DAFAA! YA TUHANN!" erang Arsya penuh emosi.

"Ihh Mas Arsya kok teriak ke dedek?"

"Dedek dedek! Dedek lo tuh bangun!" timpal Fajar yang ikut bergidik.

"Tau tuh, malu sama joni Daf! Yuk bisa yuk istigpar! Astaghfirullah haladzim, astaghfirullah haladzim!" ucap Yoga menuntun bagai Pak Ustadz.

"Astaghfirullah haladzim," ucap Dafa yang mengikuti Yoga.

"Ya Allah, tolong sadarkan Mas Arsya agar mau sama hamba. Amin!" sambung Dafa seraya berdoa.

Mendengar itu kelima orang di sana semakin mengumpat!

"KOK JADI GUE YANG BUTUH DISADARIN ANJING! LO TUH SADAR!"

"Mas Arsya sekarang kasar, dedek gak suka!"

"Sujud syukur gue Daf! Sana pergi huss!"

"Ya udah Dedek Dafa pergi. Mas Arsya jangan kangen ya!"

"Najis!"

Dafa pun melangkahkan kakinya. Selang dua langkah dia berhenti, berbalik badan.

"Ih kok Mas Arsya gak nahan dedek!"

"Gue bukan polisi!"

"ARSYA!" Terdengar pekikan gadis dari ujung koridor.

Arsya menyerah sudah. Tubuhnya melemas, ia merangkulkan tangannya pada pundak Starla agar mampu menopang berat tubuhnya.

"Bintang, gue gak kuat Bin. Mana kamera?" racau Arsya pada Starla.

Starla hanya tertawa melihat sahabatnya ini diikuti dua mahkluk kasat mata yang sudah mengganggu sejak lama.

"Arsya! Aku–ih kok lo rangkul-rangkul Arsya sih Star!"

Belum juga Starla berbicara, Airin sudah lebih dahulu menginterupsi.

"Heh kon! Kembang sajen! Kon ra roh ta, iku Arsya seng ngerangkul Star?!" ucap Airin emosi. Entah mengapa saat Airin bertemu gadis ini emosinya bertambah 100%. (Heh kamu! Bunga sesajen! Kamu gak lihat, itu Arsya yang ngerangkul Star?!)

Bunga Anggita. Gadis pintar yang sayangnya langganan BK. Gadis yang selalu berganti-ganti warna rambut, meski selalu kena semprot guru BK. Lihatlah! Warna rambutnya sekarang, putih macam nenek-nenek di bagian dalam. Jangan lupakan eyeliner sepanjang jalan tol itu!

"Kan kon kan kon! Gak sopan! Arsya kok kamu mau sih berteman sama cewek yang omongannya kotor gitu?!"

Wajah Airin terlihat memerah. Jika saja ia berada di dalam kartun, sudah dipastikan ada api yang membakar kepalanya.

Yoga tertawa melihat Airin yang sepertinya ingin meledak lagi. "Sabar," ucap Yoga lembut.

"Arsya aku boleh ya nebeng kamu pulang, sopir aku gak bisa jemput hari ini."

"Terus urusannya sama gue apa anjir." Arsya mengusap kasar wajahnya.

"Mending lo pulang sama Dapa aja sana!" ucap Fajar menimpali.

ARSYARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang