BAB II

64 5 3
                                    

"Aku ga akan kesekolah lagi mir" Pernyataan yang cukup mengejutkan untuk vivi apa lagi mira teman sekolahnya.
"LAH NAPE?"
"Aku pindah"
"Tiba tiba? tapi ko guru ga ada yang tau?" Kali ini vivi yang terlampaui bingung akhirnya membuka suaranya untuk Chika
"Ya gitu deh, ribet"
"Pindah kemana?"
"Belum tau mir, ini aku belum pergi, masih di rumah temen"
"Ko di rumah temen? eh ada suara gita itu, lo di rumah gita chika?"
tentu mira mengenali gita teman chika karna gita pun teman sekolah mereka dan mira mengenalinya.

Vivi kembali diam karna dia tidak tahu apa apa soal sekolah mereka.

"Iya, besok aku pergi"
"gua kesana ye"
"Modus lo" vivi terdengar iri karna Mira dapat menemui Chika karna jarak Mira dan Chika yang dekat
"iri aje lo"
"Jangan mir, lagi ga aman"
"MAMPUS"
"ishh diem lo drun. kenapa ga aman Chik?"
"Nanti aku ceritain, sekarang aku lagi ga pingin ngomongin" Nada suara Chika mulai berubah, antar putus asa dan cape
"okeyy okeyy sorry"
"gapapa, ya udah kalian tidur aku juga mau tidur, cape"
"oke, istirahat ya chik"
"iya vi"
"dah chik, vi"

bipp

♪♪♪♪♪

"Pengumuman kepada seluruh siswa kelas 11 untuk segera menuju aula" Sebuah suara dari speaker depan kelas memecah kebosanan dikelas vivi, sudah 2 jam pelajaran fisika, pelajaran yang paling vivi tidak sukai. YESSSSS, UNTUNG DISURUH KE AULA, beruntung baginya kali ini tidak harus terus melihat rumus rumus dipapan tulis
"Ya udah semuanya ke aula ya" Pak Dello tampaknya juga senang karna ia bisa beristirahat

Sangat kacau memang sekolah ini. Banyak murid sedikit ruang, sangat berdesak desakan walau hanya kelas 11 yang keluar kelas.

"KELAS 11 MIPA 1 DEPAN, 11 MIPA DUA BELAKANGNYA DAN SETERUSNYA" Seseorang yang mungkin bertanggung jawab untuk kerusuhan ini mencoba menjalankan tugasnya.
Dan ya, itu kelas vivi, 11 MIPA 1. lagi lagi hal yang tidak disukai dia. berada dibarisan depan, menurutnya terlalu mencolok, dan pasti akan susah untuk buru buru keluar saat selesai.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu" seorang pria berperut buncit berdiri di atas podium aula, menyampaikan salam selayaknya apa yang biasa iya lakukan semulai sebuah pembicaraan sebagai seorang kepala sekolah.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu~~" suara siswa kelas 11 memenuhi seisi ruang aula yang cukup luas
"Maaf mengganggu waktu kalian belajar. Kalian sudah kelas berapa??"
"kelas sebelas paa~~" entah keahlian dari mana, beratus ratus orang bisa menjawab sengan kompak tampa latihan dan aba aba sama sekali.

"Nah kelas 11 tuh kalau kata orang orang mah kelas yang paling mumet mumetnya materi iya? pusing pusingnya materi betul??

"BETULLL~~"

"Kalau kelas 12 mah udah tinggal ujian doang, engga boleh main main. Jadi mumpung masih kelas 11 dan seperti kakak kakak kelas kalian yang lain, bulan besok sekolah akan mengadakan study tour ke bali"

Sorakan kegembiraan dari para siswa terdengar sangat kencang. Hal yang mereka sangat tunggu akhirnya tiba juga. Tetapi tidak begitu dengan vivi, sepertinya ini menjadi hal kesekian yang akan vivi tidak sukai

"Jadi tahun ini sekolah kita akan study tour ke bali, untuk biaya..... "

"Lo bakal ikut ra?" vivi bertanya kepada teman sekelasnya yang berapa di sampingnya, tak menghiraukan lagi apa yang kepala sekolah bicarakan didepan
"Ikut lah, gila aja kaga ikut study tour" tentu saja Ara sangat mau ikut study tour
"Gua ga akan deh, ribet males, mahal lagi"
"Nyesel lo. Ikut aje si drun, ga seru kalau lu ga ikut" Ara mencoba membujuk vivi
"kaga kaga, males"
"ah elah"

All About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang