"Hai, vivi ya?"
DEG
Vivi diam mematung menatap chika yang sekarang berada tepat didepannya, otaknya tak mau bekerja sama saat ini, tidak bisa berfikir apa apa. Melihat Vivi yang hanya diam, chika terheran.
"Hai? Vivi kan?"
"Ehh iya maaf maaf. Hai chika"
"Hahaha biasa aja deh liatinnya. duduk di situ yu" ia menunjuk dua buah kursi didepan minimarket dengan 1 meja di antaranya. Walaupun chika terlihat tenang sebenarnya diapun sangat gugup, hanya saja dia tak ingin menyia nyiakan kesempatan ini dengan hanya diam membiarkan gugupnya mendominasi."ayo" Mereka berdua berjalan ke arah minimarket dengan beriringan. Duduk di kursi dan terjadi keheningan lagi sesaat sebelum chika lagi yang membuka suara.
"Ini gapapa kan kamu kesini? ga dicariin guru?"
"Gapapa tadi udah izin ke guru ko"
Sialan ko gua jadi susah ngomong sii, ayooo mikir vi, nanya kek atau ngapain kek. Vivi mengutuk dirinya sendiri yang tidak biasanya menjadi pendiam. Dengan usaha yang cukup keras akhirnya dia melakukan sesuatu."Sebentar ya."
"Mau kemana?" chika yang kebingungan karna baru sesaat mereka duduk dan terjadi keheningan, kini vivi malah meninggalkannya sendiri duduk disana"Kesana bentar" vivi berjalan ke sebuah toko gelato di ujung jalan dekat tempat masuk kedalam GWK. Ia masuk dan pergi kedepan tempat gelato itu dijajar. Setelah berfikir sebentar ia akhirnya memesan.
"Ka mau gelato yang vanilla 1 yang cookies and cream 1"
"cone atau cup?"
"cone"Beruntung tak harus menunggu lama agar vivi mendapatkan pesanannya. Setelah membayar saat vivi hendak kembali ketempat chika berada dia bertemu kepala sekolahnya. Vivi memang sudah izin kepada tour guide nya namun dia tidak berani izin kepada kepala sekolahnya -yang seharusnya jika ingin meninggalkan rombongan harus mendapat izin kepala sekolah- karna dia pikir tidak akan lama dan tidak akan jauh.
"Heh kamu, sini sini. Mau kemana kamu? Kenapa ga didalem sama yang lain?"
Sialan pake ketemu kepala sekolah. Mungkin memang keberuntungan bukan ada di pihak vivi saat ini
"Anu pa, ketemu sodara sebentar pa, di situ deket minimarket pa"
"Emang kamu sudah izin kesaya?"
"Sudah pa, tadi pa, bapa lagi ngobrol sama guru guru yang lain, mungkin bapa ga inget" Tak ada pilihan lain selain berbohong bukan?"oh iya kah?"
"Beneran pa"
"Ya udah jangan lama lama, jangan jauh jauh"
"Siap pa" Dengan buru buru vivi segera kembali menghampiri chika, takut chika menunggu terlalu lama."Sorry chik lama. Nih" vivi memberikan gelato rasa cookies and cream yang tadi dia beli.
"Buat aku?"
"Kaga tuh buat anjing itu" vivi menunjuk anjing yang sedang duduk di belakang chika dengan dagunya.
"Ya iya atuh buat kamu neneng geulis" seperti vivi sudah mulai bisa mengendalikan dirinya."Hehe thank you. Ko tau aku suka rasa ini?" Chika menikmati gelatonya. Ini memang rasa gelato yang biasa dia beli
"Kaga tau si, asal beli aja tadi, keliatan enak"
"Haha kiraian emang tau" Dasar lucu. Gumam chika."Pulang kapan vi?"
"Besok sehari lagi tour terus malemnya pulang"
"Ko sebentar banget?"
"Iye kan emang lama di jalan"
"Kenapa ga naik pesawat aja?"
"Ya kaga tau, kan yang nentuin sekolah"
"iya sii. Eh vi liat deh gelangnya" chika melihat benda yang melingkar di pergelangan tangan vivi."Ini iket rambut" vivi memberikan tangannya kepada chika
"Tapi kaya gelang" chika memegang tangan vivi untuk melihat ikat rambut warna hitam polos yang sedang tidak dipakai dengan semestinya oleh vivi.
BUSET JANTUNG GUA GA BISA DIEM BENTAR AJA NGAPA, DI PEGANG TANGAN DOANG DEGDEGAN LEMAH BANGET. Plissssss kaya biasanya dong. Susah susah vivi menenangkan dirinya tadi, sekarang dengan mudah chika membuatnya gugup lagi.
"Buat aku yaaa" Chika meminta ikat rambut milik vivi.
"Ambil aja"
"YEYY makasih" hanya sebuah ikat rambut mampu membuat chika merasa sangat senang."Chik gua harus balik, udah jam 6 sebentar lagi selesai"
"aahh okeyy" Didalam hati chika sangat kecewa tetapi dia berusaha untuk tidak menunjukannya."Lo pulang pake apa?" Tanya vivi karna dia tidak melihat kendaraan didekatnya kecuali bis sekolahnya.
"Naik G*car"
"Ya udah gua pesenin mana alamat lo"
"Eh ga usah aku aja"
"Udeh mana sini"
"Ya udah, nih" Chika menunjukan alamat rumahnya dari hpnya, karna ia sendiri pun belum hafal alamat rumahnya.Tak lama driver taksi online nya datang, segera vivi mendekat ke drivernya. Setelah memastikan bahwa itu adalah taksi yang dia pesan iya membukakan pintu mobilnya untuk chika.
"Thank you vi. Daaahh" Chika melambaikan tangannya sebelum pergi
"Daahhh" vivi membalas lambaian tangan chika
♪♪♪♪♪
Setelah sampai disebuah rumah yang cukup besar dengan lantai 3 dan pagar berwarna hitam yang masih asing di mata chika, dia pun turun.
"Jadi berapa ya pa?" Chika menanyakan tarif taksi yang dia gunakan
"Tadi sudah dibayar sama perempuan tadi" ucap si driver dengan logat khas balinya.
"oh ya sudah, terima kasih pa"
"sama sama" Chika tersenyum dengan perlakuan manis vivi.Tepat setelah taksi itu pergi hp chika bergetar. Pesan singkat dari vivi
VIVI
Udah sampe kan?
Ko tau?
ngeliatin di APK
Ya ampun
takutnya dibawa kabur, kapan lagi coba tuh driver liat bidadari di bumi
hahaha apaan si vi
hehe
Sebuah gombalan cringe yang biasanya tidak chika suka, sekarang mampu membuatnya tersenyum.
♪♪♪♪♪
Chika telah selesai dengan ritual malam yang biasa iya lakukan sebagai seorang perempuan. Pikirannya tak bisa lepas dari vivi sejak tadi.
Ish kenapa vivi mulu si ni otak dari tadi.VIVI
Udah di hotel vi?
Udah ni mau tidur
selamat malam
Juga
Chika terdiam. Pikirannya terlarut dalam sebuah nama. vivi. seseorang yang membuatnya tersenyum dalam keadaan yang tidak semestinya dia bisa tersenyum. chika terkadang melupakam kejadian yang menimpa keluarga nya karna vivi.
Ya, keluarga chika terpaksa pindah karna ayah chika tidak sengaja terjebak dalam permainan keuangan. Bukan judi, Tapi koperasi. Ayah chika tertipu dengan atasanya yang membawa kabur semua uang koperasi, sialnya lagi ayah chika yang dituduh dan dimintai pertanggung jawaban oleh para anggota koperasi. sudah berulang kali ayah chika jelaskan tetapi orang orang tidak memaafkan uang triliunan rupiah yang hilang entah kemana. Ditambah lagi dengan pamannya yang memanfaatkan keadaan dengan meminta uang tutup mulut kepada ayahnya agar tidak diberitahu dimana keluarga chika berada kepada orang orang yang mencarinya untuk balas dendam.
vivi mampu membuatnya melupakan itu sejenak.
Vivi lucu dengan caranya sendiri yang mampu membuatnya tersenyum. Vivi unik. Mampu membuatnya berdebar dan terpikat olehnya.
Aku ga mungkin suka cwe kan?
TO BE CONTINUE