Happy Reading Bestie💖
Kini Dasha sedang berada disebuah rumah mewah bernuansa eropa. Rumah yang dulu nya menjadi saksi tentang hubungannya dengan sosok dari masalalunya. Rumah yang menjadi saksi bisu bagaimana sebuah tragedi pembunuhan berantai berlangsung.
Dilantai rumah tersebut bahkan masih ada banyak bekas darah dari banyak korban. Sekitar 250 korban meninggal dunia. Dasha menghela nafas sebentar, ia ingin masuk kedalam rumah untuk mengambil sesuatu.
Ia datang kesana hanya sendirian. Ia bahkan berbohong kepada Lakshya hanya untuk datang ketempat ini.
Saat baru saja membuka pintu, gadis itu sudah disambut dengan banyak nya hewan-hewan kecil. Karna rumah ini kosong dan jauh dari pemukiman.
"Huft! Semoga barang yang gua cari masih ada" Gumam nya penuh harap.
Langkah gadis itu mulai memasuki rumah. Matanya menatap sekitar dimana banyak barang-barang yang sudah berdebu, rusak, dan pecah. Gadis itu mulai menaiki tangga menuju kamarnya dulu.
Ceklekk!!
Pintu bercat putih yang dihiasi bercak darah itu terbuka. Dasha segera masuk kedalam dan membuka salah satu lemari. Lemari itu masih berisi beberapa pakaiannya yang masih layak pakai dan beberapa lagi sudah tidak layak.
Gadis itu mengambil salah satu kunci yang berada didalam sebuah kotak perhiasan yang masih dipenuhi dengan berbagai perhiasan yang masih utuh.
"Masih utuh ternyata gua kira bakal dicuri orang" Ucapnya seraya mengambil kotak perhiasan itu dan memasukannya kedalam totebag yang ia bawa.
Seketika otak licik gadis itu memiliki sebuah ide yang sangat menguntungkan "Apa sekalian aja ya gua ambil surat rumah, tanah, sama barang-barang berharga disini? Kan lumayan bisa gua simpen terus dijual kalo dibutuhin."
Dasha segera mengambil semua barang-barang berharga yang berada didalam lemari. Lalu setelahnya berjalan kearah sebuah nakas yang berada tepat disamping ranjang. Membuka 2 laci nakas tersebut dan segera mengambil beberapa hal didalamnya. Seperti album foto milik keluarganya serta seseorang dari masalalunya, sebuah surat perjanjian rahasia, dan beberapa benda tajam.
"Untung nih surat perjanjian udah dilaminating. Coba aja kalo nggak, pasti udah kemakan rayap" Gumamnya seraya membersihkan debu-debu yang menutupi surat itu.
Dasha memasukan semuanya kedalam totebag. Setelah totebag itu penuh, gadis itu segera mengambil 2 totebag lagi yang berukuran besar yang ia lipat dan disimpan disaku jaket.
"Mari kita pergi ke kamar Opa dan Oma untuk menjarah semua harta disana hahaha." Gadis itu pergi ke kamar Opa dan Omanya dengan riang seraya bersenandung kecil. Oh tuhan, setelah ini pasti gadis gila ini benar-benar kaya dan ya setelah ini ia harus pamer ke Via. Lihat saja nanti.
✨✨✨✨
Setelah selesai menggarap semua barang berharga dari rumah itu. Dasha segera keluar dan berjalan menuju mobil nya. Kedua tangan gadis itu dipenuhi dengan 3 tote bag. 1 totebag berwarna putih berisikan beberapa berkas, album foto dan juga surat perjanjian. 1 totebag berwarna hitam berisikan berbagai jenis perhiasan.1 totebag berwarna hitam putih berisikan berbagai jenis senjata tajam, pistol, peluru, dan beberapa botol racun yang ada dikamar Opa dan Oma tadi. Dan jangan lupakan punggung gadis itu yang terdapat sebuah pedang dengan ukiran ular berwarna hitam.
Membuka bagasi mobil miliknya dan memasukan semuanya. Tapi sebelum itu Dasha sudah meneliti semua nya agar tak ada yang tertinggal. Masuk dan duduk dikursi kemudi dan menjalankan mobil itu dengan kecepatan sedang.
"Ckckck nggak nyangka gua bisa nemuin lo lagi setelah 7 tahun" Ucap gadis itu seraya menatap sebuah pulpen beracun miliknya, yang diberikan sang Opa saat ia masih berumur 8 tahun.
Ditengah perjalanan menuju rumah milik nya dan Lakshya. Ia dikejutkan dengan sebuah panggilan masuk dari sang suami.
"Halo"
"Halo asha dimana?" Tanya Lakshya dengan suara serak nya.
"Di mobil mau pulang" Jawab Dasha yang masih fokus menatap lurus kedepan.
"Hiks buruan pulang baby Laksh udah tanen sama mommy" Rengek Lakshya dengan isak tangis nya.
"Ck, pake nangis segala lagi" Batin Dasha berdecak kesal.
"Huft! Iya ini tunggu bentar lagi oke, aku masih dijalan. Kamu ada yang mau dititip nggak?" Tanya Dasha.
Disebrang sana Lakshya menggelengkan kepalanya "Ndak mau apa-apa! Mau nya asha pulang" Ucapnya dengan suara sedikit keras.
"Oke tunggu ya, kamu tunggu diteras rumah aja sekalian bantuin aku bawa barang" Ujarnya seraya memberhentikan mobilnya ketika lampu merah.
"Barang? Barang apa?" Tanya Lakshya bingung.
"Ada sesuatu, aku tutup ya bye" Ucap Dasha seraya memutuskan panggilannya.
Gadis itu kembali menatap pulpen beracun yang berada ditangannya "Heran deh kok udah 7 tahun tapi semua barang-barang ini masih utuh ya? Bahkan beberapa baju sama beberapa berkas nggak kemakan rayap. Dan semuanya masih sama seperti sebelum tragedi itu terjadi. Bahkan letak barang-barangnya pun nggak berubah" Pikirnya kebingungan.
✨✨✨✨
Sedangkan di benua eropa tepatnya di Italia. Terdapat seorang pria berumur sekitar 27 tahun yang tengah memeluk sebuah bingkai foto seorang gadis kecil dengan rambut digerai panjang yang sedang tersenyum manis.
"I miss you so bad, baby girl" Ucap pria itu dengan suara seraknya seraya mengecup foto gadis itu tepat dibibir nya. Mata pria itu tersirat obsesi pada gadis kecil itu.
srek!
Pria itu menggoreskan pergelangan tangan kirinya dan mengoleskan darah tepat dibibir mungil gadis kecil itu.
Dengan menggebu-gebu pria itu berkata "Tunggu aku datang baby girl, akan ku bawa kau pergi sejauh mungkin dari laki-laki sialan yang sudah berani merebutmu dari ku. Dan aku bersumpah kali ini kau dan keluargamu akan tunduk pada kuasa ku."
Hola bestie💖
Aku up lagi nih hehe💖
Btw maaf banget ya baru bisa lanjut sekarang dan aku gak tau nanti bakal lanjut laginya kapan.
bye bestie aku mau menghilang lagi....
![](https://img.wattpad.com/cover/294749400-288-k775957.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHOPATH IS MY HUSBAND AND MY BIG BABY
General FictionDimohon untuk para bestie tercintah sebelum baca yok di FOLLOW dulu !!!💖 "aaa asha udah dong marahnya, baby Laksh cedih tau kalo asha marah" "..." "hiks asha jahat baby laksh dari tadi dicuekin mulu" "ya gimana gua gak marah coba, lo ngebunuh orang...