Hidup dengan Neurofibroma

21

Manusia bisa berencana tetapi Allah yang menentukan semuanya.

Sehabis operasi neurofibromaku yg ke 3, Indonesia dilanda wabah covid-19 yang di mana mengharuskan semua pihak untuk social distancing. Segala aktivitas dibatasi karena tidak boleh berkerumun. Dan jika mengalami gejala, hendak berpergian jauh atau hendak melakukan tindakan di rumah sakit misalnya operasi diwajibkan untuk tes rapid dan PCR.

Operasi???
Ya, aku harus operasi lagi sehabis berjuang di ruang ICU dan itu hanya helat setahun ❤️‍🩹

Di mana awalnya ku kira itu sakit gigi biasa, tapi nyata setelah melakukan rontgen dsb tulang rahangku sudah habis tak bersisa.

Iya, aku terkena cancer tepatnya fibrosarcoma, sebutannya terlihat familiar yaa. Yap benar fibrosarcoma itu merupakan lanjutan dari neurofibroma. Loh kok?

Yaaa begini neurofibroma memang jinak tapi ada beberapa kasus yang bisa berpotensi menjadi cancer tapi gak semua orang yang mempunyai neurofibroma berubah menjadi cancer. Qadarullah, suratan takdir yang sudah tertulis untukku ya aku harus kena cancer. Seberapa keras dirimu menjauh kalau itu sudah menjadi takdirmu, ya tak akan terlewatkan dan pasti kamu akan sanggup melewatinya walaupun harus dengan air mata.

Kan udah kena cancer tuh, masa gak bisa bedain rasa sakitnya sih? Hahahaha, kalian aja terheran-heran, apalagi aku yang mengalami selama itu sampai tulang rahangku habis. Jadi, kira-kira camcer itu sudah menyerangku sebelumnya, mungkin sehabis operasi neurofibroma yang ke 3 kemaren, harusnya sih berasa ya karena waktu itu aku memutuskan untuk lanjut kuliah lagi, iya lanjut S2. Tapi, gak tau kenapa aku cuma ngerasa sakit gigi biasanya aja dan ternyata kata dokternya emang gak berasa apa-apa tiba-tiba langsung jleb aja gitu. Iya, sekarang mungkin aku bisa dibilang "cacat" kali yaa (buat beberapa orang) karena anggota tubuhku ada yang hilang

Gak cuma sampai situ aja guys, sehabis operasi aku harus lanjut radioterapi buat menetralkan cancer. Iya, sinar radiasi yag beberapa bulan bikin muka aku gosong, bikin mulut aku full sama sariawan.

To be continued