14-18

81 3 0
                                        

2014

Awal tahun 2014 merupakan awal tahun yang terberat bagiku. Dimana aku harus menerima kalau aku mempunyai penyakit langka, menerima kalau aku terlahir berbeda.

Di tahun 2014 itu juga, aku harus melakukan operasi, yang selama cek up sampai istirahat sehabis operasi membuatku harus tidak sekolah selama 14 hari. Sebelum operasi, aku drop. Seperti tak ada semangat untuk hidup.

Tanggal 4 februari 2014 merupakan hari terberatku, karena di tanggal itu, aku operasi pertama kali.

Pertama kali aku dirawat di rumah sakit, pertama kali aku di infus, dan pertama kali aku di rontgen (bener gak sih tulisannya)

Operasi pertama kaliku bisa dibilang berjalan lancar, waktu itu aku disarankan di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Namun, dokter hanya mengambil sedikit saja tumor dari tubuhku. Kenapa? Ya, karena kondisi ku sebelumnya sudah drop.

Menurut kisah dari dokter, sewaktu kulitku dibelah, darah langsung muncrat sana-sini. Karena, tumor yang ada ditubuhku memang tepat berada di bawah kulit persis.

Di tahun 2014 itu pula, aku merasakan yang namanya bius total dan transfusi darah. Untungnya golongan darahku tidak langka, gampang ditemuin. Waktu otu, sebanyak 4 kantong darah yang ku perlukan.

Hari berganti hari, bulan berganti bulab, tahun berganti tahun. Aku selalu menghindar ketika ditanya kapan akan operasi lagi, aku terus menjawab nanti,nanti dan nanti

2018
Di tahun ini usiaku 20 tahun. 4 tahun sudah berlalu dari operasi pertamaku.. Dan awal tahun 2018, aku mengatakan kepada kedua orang tua ku, bahwa aku siap operasi lagi.

Di tahun 2018 ini. Aku berstatus sebagai mahasiswi di Universitas Lambung Mangkurat kota Banjarmasin dan fakultasku adalah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan mengambil program studi Ilmu Administrasi Publik, angkatan 2015. Dan waktu itu sedang menuju semester 6.

Aku melakukan operasi keduaku di rumah sakit yang berbeda. Kali ini, aku memilih rumah sakit khusus bedah yaitu rumah sakit siaga.

Tepat diawal tahun 2018, bulan januari tanggal 29 adalah hari operasi keduaku. Padahal setelah tanggal itu, dokternya ada acara di luar negeri... Karena di siaga sistemnya tidak antri seperti di rumah sakit pemerintah, yang waktu itu antriannya sudah full sampai juni atau juli.. Karena kebetulan aku sedang free liburan semester, aku memutuskan untuk bulan itu juga..

Dokternya sangat senang, karena saat itu aku sudah tidak terlihat murung lagi seperti dulu.. Dan kemaren sampai harus transfusi darah sekitar 7 kantong.

Dan saking puasnya karena bisa mengambil lebih banyak dari sebelumnya. Dari sebuah foto beliau memperlihatkan bentuk nyata "benjolan" itu.  Dokternya pun meledek ibuku, karena ibuku takut untuk melihatnya...😂😂 wkwwkk.
Yah, mungkin karena aku satu-satunya pasien dengan neurofibroma  di kotaku.. Aku pun tak masalah...

Seperti operasi sebelumnya, sesudah selesai aku menjalani hidup layaknya orang-orang normal.

Hidup dengan NeurofibromaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang