17-Latihan

27 6 0
                                    

Hai haii 💙💙

Sirius update 🤩🤩

Tandai kalau ada typo ya!

Happy reading

****

Nyatanya, sekeras apapun bertahan, kamu tetap pergi.

-Raina

****

Aries menatap Raina yang pergi dari kelas, setelah semua pelajaran telah usai, dengan langkah terburu-buru. Beberapa hari belakangan, dia sangat susah untuk mengobrol dengan Raina. Karena perempuan itu sibuk dengan lombanya, sehingga mengabaikan semua tentangnya.

Gio yang melihat Aries yang tengah menatap Raina, mendekatkan langkahnya pada Aries, kemudian menepuk pundaknya pelan, menyemangati sahabat laki-lakinya ini.

"Sabar. Semua perjuangan perlu pengorbanan," ujar Gio yang juga ikut menatap Raina yang kian menjauh dari tempat mereka berdiri. 

Aries menghembuskan napasnya pelan, lalu berjalan mengendap-endap, mengikuti Raina dengan jarak yang cukup jauh.

****

"Sesuai kesepakatan kita untuk milih arsitektur sel hewan, sekarang kita beli alat dan bahannya dulu," ujar Dirta menatap Leo dan Raina secara bergantian.

Beberapa hari lalu, mereka sudah mencari materi dan juga contoh arsitektur yang akan dibuat. Dan membuat arsitektur sel hewan adalah keputusan mereka, setelah melakukan diskusi.

Tak ada sahutan dari kedua orang di depan Dirta, membuatnya memicingkan matanya menatap Raina, curiga bahwa gadis berlesung pipi itu tengah melamun.

"Rai." Dirta melambaikan tangannya di depan Raina, membuat Raina sedikit terkejut dan segera menoleh ke arahnya

"Apa?" Raina mengerjapkan matanya, baru tersadar dari lamunannya.

"Udahlah, kalian gak usah canggung-canggung. Kayak orang baru kenal aja," ujar Dirta yang sudah jengah dengan suasana seperti sekarang.

Beberapa hari mereka latihan, Raina selalu merasa canggung. Sementara Leo, sibuk berpikir mengenai materi dan bentuk arsitekturnya. Dirta jadi bingung sendiri, dia harus bagaimana, karena lomba ini bersifat kelompok, kekompakan adalah hal yang penting.

Inget, Rai. Mereka pernah jadi sahabat lo, dulu. Meski udah jarang ngobrol, lo harus bisa beradaptasi. Batin Raina menyemangati.

"Rai, lo jangan bengong," peringat Dirta sambil menunjuk gadis itu dengan telunjuk kanannya.

"Kita beli alat dan bahannya dulu." Dirta mengomando Raina dan Leo, kemudian keduanya mengangguk dan segera meninggalkan ruangan laboratorium.

Aries yang mengintip ketiga orang di dalam ruang laboratorium dari celah korden yang tak tertutup sepenuhnya, segera melarikan diri. Sebelum nasib buruk mendatanginya. Ia pun memilih masuk ke dalam ruang laboratorium yang ada di sebelahnya. Dengan gerakan hati-hati, tangan Aries memutar knop pintu dan segera masuk ke dalam.

Sambil mengintip di jendela, Aries bisa melihat punggung Raina, Dirta, dan Leo, dengan posisi Raina berada di tengah.

Apa Leo orangnya? Batin Aries, saat manik matanya tertuju pada punggung Raina.

"Tapi, dia sendiri bilang, nggak kenal sama Leo saat di ruangan jurnal," ujar Aries pelan dengan mata yang semakin menyipit, karena arah pandangannya kini tertuju pada orang yang ada di sebelah kanan Raina. Leo.

SIRIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang