CHAPTER 15
Aku memijit pelan diantara kedua mataku. Ingin rasanya aku merebahkan tubuhku dan menutup mataku sejenak, tapi aku tahu apa yang kan terjadi bila aku melakukan hal itu. aku akan tertidur dan meninggalkan semua tugasku berserakan dilantai.
Inilah yang aku benci dari kuliah. Semua dosen memberikan tugas seperti layaknya hobi mereka. Dan disinilah aku, duduk selama empat jam penuh dihadapan laptopku dengan kertas kerja yang berserakan disekelilingku.
Beberapa kertas basah akibat terkena embun dari softdrink yang menemaniku sedari tadi. Bahkan hingga jarum jam menyentuh angka dua dini hari aku masih terjaga. Tapi, mata dan otakku sudah terlalu lelah untuk digunakan, akhirnya aku memutuskan untuk pergi teridur dan melanjutkan semua ini esok hari.
Alarm berbunyi nyaring tepat disamping kananku. Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Tidur empat jam ku seperti terasa hanya lima menit. Sangat singkat.
Tapi, mengingat Zayn yang akan sarapan bersamaku membuat tubuhku bergerak meninggalkan kenikmatan bergumul dengan bantalku.
Aku melakukan rutinitas pagiku dan melihat bayanganku sendiri didalam cermin. Sungguh mengerikan. Kantung mataku sudah kembali muncul dan mataku sedikit memerah.
Sambil mengikat rambutku asal, aku berjalan kedapur untuk menyiapkan sarapan pagi ini. tepat saat aku meletakkan piring penuh wafel diatas meja, Zayn masuk dengan langkah pasti. Tidak berjalan gontai seperti biasanya, dia terlihat lebih semangat hari ini.
Dia duduk santai didepanku sambil memperhatikanku menata makanan diatas meja, "morning, Zayn." Sapaku.
"morning, Kate." Jawabnya, "kau terlihat lebih bersemangat hari ini. ada apa?" tanyaku sembari memposisikan diriku didepannya.
Dia mengambil dua wafel keatas piringnya, "entahlah. Aku juga tidak tahu. Dan, kau? Kau terlihat sangat berantakan pagi ini." dia menatapku lalu beralih mengambil saus blueberry didepannya.
"aku habis lembur mengerjakan tugas kuliahku. Itu saja." Jawabku lalu menyuapkan suapan pertamaku dan dibalas anggukan dari Zayn.
Kami kembali tenggelam dengan sarapan kami. Setelah selesai seperti biasa, Zayn yang mencuci semua piring kami. Dia kembali duduk dihadapanku.
"kau kuliah hari ini?" tanyanya, "tidak, aku harus menyelesaikan semua tugas hari ini juga." Jawabku.
"bagaimana dengan pekerjaanmu di café hari ini?" tanyanya lagi, "aku sudah meminta izin untuk tidak masuk hari ini."
"oh, begitu. Kukira kau membutuhkan tumpangan untuk pergi kuliah dan bekerja. Mengingat mobilmu sedang masuk bengkel." Sesuatu didalam hatiku berteriak girang, perutku bergelanyar dan wajahku sedikit menghangat akibat pernyataannya tadi.
Mobilku memang sedang ada sedikit kerusakan mesin dan berhubung aku tidak mengerti sama sekali tentang permesinan, jadi mau tidak mau aku memasukkannya kedalam bengkel untuk satu minggu ini.
Tapi, aku percaya bahwa kesempatan akan datang dilain waktu. Entah kapan itu, tapi aku tahu itu pasti, "tidak, Zayn. Terimakasih untuk tawarannya. Mungkin-rrr lain waktu." Jawabku dengan tersenyum kepadanya.
"baiklah.. kalau begitu terimakasih untuk sarapannya. Aku harus segera berangkat." Pamitnya dan kubalas dengan anggukan kepala, "bye, Kate.."
"bye, Zayn.."
***
Hari ini aku begitu lelah. Dengan banyaknya tugas juga pesan singkat dari Louis yang terus memintaku untuk bertemu dengannya dikantor nya membuatku semakin gerah.
"aku segera kesana! Iya aku sedang dalam perjalanan! Kau ini cerewet sekali, sih!"
Dan tanpa menunggu dia berkata yang lain aku segera memutuskan telefon dari Louis. Hari ini aku terpaksa memakai jasa bus, karena mobilku masih di bengkel dan belum selesai diperbaiki.
Aku mendekap semua buku dengan susah payah. Dering pesan singkat yang masuk kedalam handphoneku kembali menggangguku. Meilirik sekilas pada lampu jalan merah berubah menjadi hijau, aku melangkahkan kakiku untuk menyeberang.
Tapi, tiba-tiba suara nyaring klakson mobil dari arah kiriku membuatku membeku ditempat. Aku tidak bisa bergerak. Cengkramanku pada buku semakin kuat. Dan sebuah sentakan pada tanganku membuat semua bukuku berhamburan keudara tepat saat mobil yang melaju kencang itu hanya tersisa beberapa detik sebelum menabrakku.
Mataku terbuka sempurna. Seluruh tubuhku bergetar hebat dengan kedua tangan terkulai lemas disamping badanku juga napasku bagaikan habis berlari. Bisa kurasakan detak jantungku berdetak kencang didalam dadaku.
Aku tidak dapat melihat sekeliling. Aku dalam dekapan seseorang. Entah siapa itu tapi, dia telah menyelamatkan nyawaku. Aku berhutang nyawa kepadanya.
"KATNISS!!"
suara ini..
aku mendongak dan melihat sosoknya berlari sambil menatapku ngeri, "Harry..." lirihku.
"HEI! LEPASKAN TANGAN KOTORMU DARINYA!!" teriak nya sambil menunjuk pada orang yang sedang memelukku ini. dan seperti akan diterkam sang singa, orang ini langsung melepaskan pelukannya dariku.
"Harry.." lirihku lagi, "Harry..." dan saat itu juga aku menangis. Harry dengan sigap memelukku. Mengelus punggung dan rambutku penuh kelembutan yang menenangkan.
Aku masih menangis dipelukannya, "ssshhh... aku disini. Kau sudah aman." Ujarnya. Tapi, tangisku semakin menjadi dan tubuhku semakin bergetar hebat.
"a-aku.. ta-takut.." ujarku sambil menahan isak tangisku, "aku tahu. Ayo, kuantar kau pulang.." Harry melingkarkan tangannya disekeliling pinggangku. Badanku terasa sangat lemas sekali. Bahkan mungkin Harry-lah yang menyeretku untuk pergi dari tempat ini.
Saat kami sudah berada didalam mobil Harry, bayangan akan mobil sport hitam yang melaju kencang tadi membuatku bergidik ngeri. Aku tidak bisa membayangkan bila mobil tadi menabrakku.
Apa yang akan terjadi padaku?
Apa aku akan meninggal?
Atau aku akan mengalami amnesia seperti Zayn?
Andai saja dia tidak menarikku dari jalanan itu. bahkan aku tidak sempat melihat wajah dari orang yang telah menyelamatkan nyawaku.
Tapi, siapa dia?
***
hayo siapa yang bisa nebak siapa yang udah nyelametin katniss? jawabannya nanti icha kasih tau di cerita selanjutnya ya!
dan yeay! triple updated for this week!
see you soon in a week guys!
leave your vomments :)
-ichanfta
KAMU SEDANG MEMBACA
My Reason [COMPLETED // ZAYN's]
FanfictionBOOK 3 Sequel of: -BACK FOR YOU- Mungkin inilah akhir dari semua jalan yang telah mereka tempuh. Dan akhir bukan berarti mereka akan menghentikan semua nya. Tapi, disinilah mereka akan memulai semua dari awal dan membuka lembaran baru dalam hidup m...