CHAPTER 39

2.6K 308 10
                                    

CHAPTER 39

Harry berdiri memandang tubuh sahabatnya dari balik dinding kaca. Harry tidak dapat berbuat apapun selain menunggu para medis menanganinya. Harry tahu bahwa dia masih menyimpan rasa untuk wanita itu. tapi, Harry juga tahu seharusnya dia tidak boleh melakukannya.

Harry tidak peduli akan bisikan yang dia dengar saat orang-orang memandang kearahnya. Rambut keritingnya berantakan, kemeja abu-abunya berlumuran darah juga lumpur, dan mungkin saja tidak akan ada yang mengenalinya sebagai Harry Styles, penyanyi muda yang masuk kedalam kategori hot di negaranya itu.

"Harry!" Harry menoleh dan menemukan Lucy dan John sedang berlari kecil kearahnya, "hi.." sapa Harry lemah saat Lucy menariknya kedalam pelukannya.

"bagaimana keadaan Katniss?" tanya Lucy, "entahlah.. Katniss masih ditangani para medis. But, I know if she'll be okay." Jawab Harry.

"I know, Harry.. thank you for saved my daughter, Harry.." Lucy menangis dalam pelukan John, "thank you so much, Harry.." timpal John.

"sebenarnya bukan aku yang banyak mengambil peran, tapi Zayn." Koreksi Harry, "Zayn?" Harry mengangguk.

"lalu dimana dia?" tanya Lucy, "dia sempat tidak sadarkan diri setelah kami sampai dirumah sakit. Dan sekarang dia sedang menjalani beberapa tes." Jelas Harry.

Harry duduk bersama Lucy dan John selama sepuluh menit hingga Trisha datang bersama Waliyha dan Safaa. Harry tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang selain berharap Katniss akan berhasil melewati masa kritisnya.

***

"kau sudah melakukan hal yang sangat berani, Harry." Dawson menyesap kopinya, "bagaimana bisa kau terpikir untuk meminta bantuan Anne?"

"entahlah, aku hanya teringat bahwa Ashton selalu mempercayakan satu pelayannya, yaitu Anne." Harry menyandarkan punggungnya pada kursi dicafetaria rumah sakit, "sebenarnya Anne bukanlah pelayan Ashton. melainkan ibu tirinya." Tubuh Harry terduduk sempurna saat mendengar kalimat terakhir Dawson.

"ibu tirinya?"

"ya, jadi saat Ashton berumur delapan tahun ayahnya—Rob bertengkar hebat dengan Anne. Kebiasaan Rob yang selalu pulang dengan keadaan mabuk membuat Anne geram. Saat itu Anne baru saja pulang dari kantor masih lengkap dengan seragamnya, dan Rob pulang dan entah karena alasan apa mereka kehilangan kendali."

"pistol Anne menembak Rob tepat dijantungnya. Dan sayangnya, pada saat itu Ashton melihat ayahnya sudah tergeletak tak bernyawa dengan Anne yang menggenggam pistol ditangannya. Ashton membenci Anne sejak malam itu. tapi, berbeda dengan Anne. Dia begitu menyayangi Ashton sehingga dia rela melakukan apapun untuk Ashton."

"termasuk untuk menjadi pelayannya?" tanya Harry dan mendapat anggukan dari Dawson.

"apa dia masih hidup?" katakan iya, "no, he's died." Harry menghela napas berat. itu berarti bahwa Harry telah membunuhnya. Dengan tangannya sendiri. Tapi, mungkin baik jika Ashton meninggal, itu akan menjamin keamana Katniss. Tidak perlu ada ayng dicemaskan lagi. Kecuali satu hal.

"Harry!" suara Maddy mengalihkan pikiran Harry. gadis pirang itu berlari kecil kearahnya membuat rambut nya bergoyang seirama dengan langkahnya. Harry bangkit dan memeluk Maddy.

"you've saved her.. thank you, Harry.." Harry menepuk ringan punggung Maddy yang naik turun karena tangisnya, "bukan masalah."

Maddy melepaskan pelukannya dan menatap Harry, "Zayn ingin bertemu denganmu." Harry mengangguk mengerti. Harry melingkarkan tangannya dibahu Maddy dan Maddy pun melingkarkan tangannya pada pinggang Harry.

Saat Harry sampai dipintu cafeteria, dia teringat satu hal yang paling penting baginya. Dia menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Dawson yang sedang asik membaca Koran.

"hey, Dawson.." Dawson menatap Harry seakan menunggu Harry melanjutkan perkataannya, "apa aku akan ditahan?"

Dawson tersenyum, "tidak." Harry benar-benar bisa bernapas. Akhirnya Harry bisa tersenyum tanpa beban, "aku akan menutup kasus ini, Harry. kalian benar-benar tim yang hebat."

***

Zayn menunggunya didalam ruang ICU, tempat dimana Katniss berbaring tak sadarkan diri. Harry membuka pintu dan masuk kedalam. Zayn duduk disamping ranjang Katniss sambil menggenggam tangannya.

"Zayn.." panggil Harry pelan, "hi, Harry.." Zayn menolehkan kepalanya pada Harry yang sekarang duduk disampingnya.

"kau terlihat berantakan." Harry melihat dirinya sendiri dan dia baru sadar bahwa dia belum mengganti kemeja kotornya, "tapi, aku tetap tampan, Zayn." Mereka terkekeh kecil.

"bagaimana keadaanmu Zayn?" tanya Harry sambil memperhatikan Zayn yang sedikit berbeda pada wajahnya. Matanya lebam, sudut bibirnya bengkak, dan ada dua jahitan dipelipisnya.

"ya, seperti yang kau lihat." Zayn menggerakkan telunjuknya melingkari wajahnya sambil tersenyum lebar, "tapi, aku baik-baik saja."

Harry mengangguk. Mereka diam tanpa suara sambil memandangi Katniss. Mereka berdua jatuh cinta pada satu wanita yang sama. Dan sayang nya wanita itu hanya mencintai satu dari mereka berdua. Dan itu bukan Harry.

"kau mencintainya." Gumam Zayn, "apa?"

"kau mencintai Katniss, bukan?" Zayn menatap Harry, "aku tak masalah dengan itu, Harry."

Harry mengehala napas berat, "aku memang mencintainya, tapi dia hanya mencintaimu, Zayn." Zayn menggeleng lemah sambil tersenyum kearah Harry, "aku tahu kalau dia juga mencintaimu, Harry. dia hanya tidak membiarkan dirinya sendiri untuk mencintaimu lebih."

"Zayn—"

"biarkan dia memilih."

"tidak." Harry bangkit dari kursinya, "aku akan tetap menjadi sahabatnya, dan aku akan mulai mencari pengganti dirinya. Dia sepenuhnya milikmu, Zayn." Harry meremas pundak Zayn.

"aku pulang dulu. Kabari aku kalau dia sudah siuman." Zayn mengangguk dan manatap punggung Harry hingga hilang dibalik pintu.

Maddy yang sedang duduk bersandar pada bahu Miles seketika berdiri dan memandang kearah Harry yang baru saja keluar dari ruang ICU. Maddy tahu arti dari mimic yang Harry pasang, tapi Maddy tidak tahu apa penyebab dibalik mimic itu.

Tanpa aba-aba Maddy langsung menarik Harry kedalam pelukannya. Maddy tidak tahu apa yang harus diperbuatnya untuk mendapatkan penjelasan dari mimic sahabatnya itu. yang Maddy tahu bahwa Harry butuh tempat bersandar.

Karena, terlihat sekuat apapun pria, mereka pasti membutuhkan sebuah pelukan untuk meringankan segala bebannya.

Dan itulah yang Maddy lakukan untuk Harry.

Harry mendekap tubuh Maddy erat. Dia baru merasa bahwa dia begitu lemah hanya karena cinta.

"I love her... so much." Maddy sedikit tercengang dengan pengakuan Harry barusan. Maddy tahu bahwa Harry menyayangi Katniss sebagai sahabat. Tapi, Maddy sama sekali tidak tahu bahwa Harry menyayangi Katniss lebih dari itu, "but, it's time to let her go.." gumam Harry serak.

"everything's gonna be alright, Harry..."

"yeah, I know.. but sometimes, everything is mean nothing.."


***

Baru tahu kalo Anne itu beneran nama ibunya Ashton-_- tapi disini icha jadiin ibu tiri huehehe:) gapapa kan ya?

btw, gimana nih sama harry? icha juga sebenernya kasian sama harry huhuhu:"(

tapi, icha seneng akhirnya ashton mati! YESH! 

please, VOMMENTS dongs....


luvya,

-ichanfta


ps: sshhhh! itisnotdoneyet:)x

My Reason [COMPLETED // ZAYN's]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang