Suspicious

4K 375 1.1K
                                    

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

MENGIKUTI/ MENGAMBIL ALUR & ADEGAN/ MENDAUR ULANG CERITA INI & PART KARYAKARSA.
BAIK DI WATTPAD, TIKTOK, YOUTUBE, ATAU PLATFORM LAINNYA⛔️

‼️AKAN AKU BAWA KE JALUR HUKUM‼️
_____________________________________________

Hai...

Sebenernya mau up part ini di Karyakarsa aja, tapi karna kangen kalian bucinin Bemine, jadi akhirnya aku up disini.

Kemaren udah ngintip Bela liat bulannya Jimin belum? 😂

Jebolin komennya ya 💥

Selamat membaca ♡
_____________________________________________

Seoul, 14 Juni 2022.

02.00 pagi.

[Masih lanjutan Chapter setelah Bela lihat bulan-nya Jimin]

Jimin masih berbaring miring dengan dua matanya mengerjap pelan memandangi wajah Bela yang sekarang sudah terlelep lelah di dalam dekapannya. Jemarinya bergerak lembut mengusap anak-anak rambut yang berada diatas telinga wanita itu, memperhatikan setiap detail wajah Bela dengan jarak yang sangat dekat.

"Aku sudah membuatmu bahagia belum, sayang?" Jimin berbisik dengan nada yang begitu dalam, seolah sedang ada sesak yang sekarang dia rasakan di hatinya.

Mungkin Bela tidak tau, mungkin Bela tidak menyadari, tapi setiap kali Jimin terbangun di malam-malam berdua mereka, ataupun setiap kali Bela meninggalkannya dalam lelap lebih dulu, Jimin selalu melakukan hal ini pada wanita itu.

Memandangi wajah lembutnya, mengusap pipinya, menciumi keningnya, lalu ... membisikkan banyak hal padanya. Memberitahu bahwa, Jimin mencintainya, sangat ... mencintainya.

Jemari Jimin masih bergerak belum berhenti. Kini, perhatiannya terfokus pada bulu mata Bela yang sedikit bergerak ketika jemari itu mungkin terlalu terasa dikulitnya.

"Setelah ini, kita jalan-jalan lagi, ya" lirih Jimin dengan hatinya yang menjadi semakin sesak. Padahal Bela tidak pernah meminta apa-apa, dia tidak pernah menuntut apa-apa. Tapi justru ketika Bela melakukan itu, Jimin malah merasa...dia belum memberikan apa-apa. "Maaf, karna aku sibuk, jadi aku baru bisa mengajakmu pergi sekarang"

Kalau Bela bisa mendengar Jimin sekarang, dia pasti akan merespon dengan...

"Kok, minta maaf?"

Dengan wajah polosnya. Seolah itu bukan sesuatu yang harus dimaafkan. Tapi karna sekarang wanita itu masih saja tenggelam dalam lelapnya, tubuhnya hanya bergerak kecil untuk membenarkan posisinya lebih nyaman, yang langsung Jimin respon dengan berpindah mengusap punggung Bela seolah menenangkan.

Bemine | JIMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang