Jaehyun dengan sigap menyodorkan segelas air mineral saat Renjun tersedak makanan yang sedang ia kunyah. Tangannya memegang bagian bawah gelas seraya sang istri meminum isinya. Tak lupa setelahnya ia memberikan tisu agar Renjun membersihkan bibirnya dari basahnya air.
Bukan tanpa alasan Renjun tiba-tiba tersedak saat makan, bahkan Jaehyun pun juga hampir menyemburkan makananya saat pembicaraan ibunya merembet pada hal sensitif bagi mereka berdua.
"Kenapa terkejut sekali?" tanya sang ibu. "Bukankah hal wajar kami sebagai orang tua menanyakan perihal cucu? Kalian menunggu apa lagi?"
Renjun menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal. Ia benar-benar tidak tahu harus menjawab seperti apa pertanyaan yang dilontarkan oleh ibu mertuanya. Satu lagi pertanyaan yang membuatnya muak. Renjun berpikir jika ia sudah menikah maka pertanyaan yang membuatnya pusing sudah tidak akan muncul lagi, nyatanya pertanyaan lain bermunculan dan lebih membuatnya tidak dapat berpikir.
Anak? Bahkan Renjun tidak pernah memikirkan hal ini dalam hidupnya. Menjalin ikatan pernikahan saja sudah termasuk langkah yang bagus dalam hidupnya yang selama ini hanya berpusat dengan pekerjaan dan uang. Lalu mengapa kini ia diberatkan lagi perihal keturunan?
"Apa kalian tidak mau program saja?" lagi, ibu Jaehyun membuka suara.
Renjun melirik Jaehyun yang duduk di kepala meja sebelum kembali menatap sang ibu mertua dengan mulut yang tetap terbungkam.
"Tidak" jawab Jaehyun tegas membuat dua orang lain disana menatapnya. "Biarkan kami menanti dengan alami. Jika program dan gagal, siapa memang yang sakit? Renjun pula yang akan merasakannya"
"Mama hanya bertanya. Sudah dua tahun pernikahan kalian, tapi jawaban kalian masih tetap sama jika disinggung soal keturunan"
Rasa-rasanya tidak akan dan tidak mungkin akan hadirnya sosok malaikat kecil yang menjadi penghangat keluarga mengingat seperti apa kondisi rumah tangga keduanya yang sebenarnya. Jaehyun punya kehidupannya sendiri, begitupun Renjun dengan pendiriannya.
"Mungkin memang kita saja yang belum diberi kepercayaan untuk memiliki anak. Itu artinya kita masih disuruh untuk membenahi diri dahulu hingga pantas menjadi orang tua" jawab Renjun yang terdengar masuk akal daripada menjawab jika mereka tidak akan memiliki keturunan.
"Ya kalian benar. Jangan sampai anak menjadi korban atas ke egoisan orang tuanya"
Renjun bernafas lega saat ibu mertuanya menerima jawabannya. Kini ia dapat meneruskan sesi santap malamnya dengan tenang tanpa mendapat beruntun pertanyaan yang membuatnya berpikir keras.
Jika sebelum menikah selalu mendapatkan pertanyaan kapan akan melangkah ke jenjang serius. Setelah menikah mendapat pertanyaan kapan memiliki momongan. Lalu pertanyaan apa lagi yang akan ia dapatkan setelah memiliki buah hati? Apa pertanyaan perihal kapan ia akan menghadap pada sang pemilik hidup?
Lucu sekali hidup jika mengikuti standard kehidupan masyarakat.
"Tapi kalian berhubungan kan?"
.
Tidak ada yang paling menyebalkan malam ini selain harus berbagi ranjang dengan seseorang yang menyebalkan demi keberhasilan rencana mereka berlagak layaknya pasangan harmonis. Jaehyun dan Renjun terpaksa tidur dalam satu kamar yang sama karena ibunya akan bermalam di kediaman mereka sebab ayah dari Jaehyun sedang pergi ke luar kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE | JAEREN
FanfictionSebenarnya apa yang dicari dalam sebuah ikatan pernikahan?