Dulu saat Jaehyun dan Renjun masih menjadi teman satu tongkrongan, yang namanya Renjun sering kali diperlakukan layaknya seorang anak kecil disana. Sejujurnya bukan hanya Renjun yang memiliki usia paling muda disana, namun masih ada Haechan yang satu tahun kelahiran dengannya. Mungkin karena Renjun yang memiliki tubuh paling mungil, semua anggota tongkrongan memperlakukan hal yang sama, tak terkecuali Jaehyun.
Renjun pun tak masalah dengan hal itu karena mereka berkumpul ingin melepaskan penat dan mencari hiburan. Dan dirinya juga menjadi salah satu hiburan bagi mereka semua. Selagi tidak melewati batas, Renjunpun tak mempermasalahkan.
Dulu sebelum Jaehyun terjerumus dengan yang namanya 'cinta' ia menjadi orang pertama yang menyambut Renjun saat datang di tempat mereka. Jaehyun pula yang menyematkan panggilan 'injun' pada Renjun. Dan kini panggilan itu selalu terdengar saat Jaehyun ingin bermanja dengan istrinya.
Seperti saat ini kala Renjun tengah bersantai di tepi kolam renang dengan ditemani segelas air lemon, Jaehyun datang dengan suara berandai yang terdengar tengah berada di ruang tengah.
"Injuni~"
Tak lama sepasang tangan telah melingkar di perutnya dari belakang dan mengelus lembut permukaan perut yang telah terlihat lebih besar di usia kandungan yang menginjak lima bulan. Jaehyun menumpuhkan kepalanya pada bahu sempit Renjun dengan kaki yang memghimpit sisi kanan dan kiri istrinya.
"Darimana?" tanya Renjun menyamakan posisinya dengan bersandar pada dada bidang Jaehyun.
"Olahraga pagi keliling komplek"
"Pantas kau bau" jawab Renjun kemudian.
Bukan hal baru lagi bagi mereka saling melemparkan candaan setiap harinya, namun kini lebih sering Jaehyun yang menjadi pihak yang sering mendapatkan olokan dari Renjun. Sejak usia kehamilan tiga bulan, mood istrinya itu berubah menjadi lebih ceria dan tentu saja lebih memudahkan bagi Renjun memiliki gairah untuk menindas Jaehyun.
"Tidak seberapa bau, sayang" katanya seraya mencium sendiri aroma tubuhnya. "Aku hanya berlari tiga keliling saja"
"Tetap saja bau"
"Walaupun bau kau juga tetap menempel padaku" goda Jaehyun balik pada sang istri yang langsung menjauhkan tubuhnya dari Jaehyun dan melepaskan tangan pria itu dari perutnya.
"Kau tidak mau ditempeli istrimu sendiri? Ya sudah aku akan pergi menempeli Mark saja"
Renjun mengeluarkan kakinya dari dalam kolam lalu pergi meninggalkan Jaehyun sendiri di luar. Niat hati ingin bermanja dengan sang istri seusai olahraga justru menjadi pekerjaan lagi bagi Jaehyun untuk membujuk Renjun.
"Yak, Jung Renjun. Jangan sekali-kali kau melangkahkan kakimu keluar demi menemui singa Canada itu ya" peringat Jaehyun.
Jaehyun berlari menyusul Renjun yang terus berjalan keluar rumah dengan tangan yang dimainkan seolah menirukan ucapannya. Lalu dengan segera ia membawa tubuh mungil istrinya yang tengah berbadan dua itu dalam gendongannya. Membawanya kembali masuk ke dalam rumah dan berakhir menurunkannya di sofa.
"Dasar induk rubah nakal"
Renjun terkikik kala Jaehyun menggelitiki pinggangnya. Keduanya tahu bahwa mereka hanya bercanda, maka mereka menyelesaikannya juga dengan sebuah candaan.
Renjun suka bagian dalam pernikahan yang menampilkan kebahagiaan. Renjun lebih suka menjalani hari dalam pernikahannya dengan riang gembira daripada dirinya dihadapkan dengan permasalahan yang membuatnya muak. Karena sejujurnya untuk pasangan seusia Jaehyun dan Renjun lebih menyukai sebuah komitmen yang dijaga daripada mempermainkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE | JAEREN
FanfictionSebenarnya apa yang dicari dalam sebuah ikatan pernikahan?