"Sudah lama sekali aku tidak berlibur" seru Renjun dengan pandangan yang menatap hamparan pasir putih di depannya. Hembusan angin laut menerpa kulitnya dengan kencang. Helaian rambutnya tergerak seirama dengan angin yang menerpanya.
Kaki telanjang tanpa alas kaki ia bawa semakin mendekat ke arah pantai. Netranya memancarkan bahwa ia sangat senang sekarang, mengambil sesi liburannya di tengah pekerjaan yang selama ini menjeratnya. Pekikan riang terdengar kala air laut bergerak merendam sepasang kaki disana.
"Dasar bocah" seru seseorang yang pergi bersamanya.
Tawa dan senyum manis Renjun tunjukkan pada Mark yang berdiri di sampingnya. Senyum manis hingga membuat matanya hilang bak bulan sabit di malam hari. Cipratan air laut ia berikan pada Mark secara tiba-tiba, berlari menghindar setelah kurang ajar mengerjai temannya.
"Kemari kau" seru korbannya dari belakang sana.
Renjun berbalik namun tak menghentikan langkah kakinya. Mengejek Mark dengan kedua tangannya yang di samping telinga. Menjulurkan lidah dan menggelengkan kepalanya. "Tangkap aku jika bisa" ejeknya.
"Menantangku?"
Renjun menambah kecepatan kakinya kala Mark mulai berlari mengejarnya. Berlari di bibir pantai ditemani dengan ombak yang tenang. Cipratan air yang mengenai pakaiannya akibat gerakan kakinya menambah kesan seru tersendiri bagi Renjun.
Mengambil penerbangan satu hari sebelum pekerjaannya di mulai ternyata bukan rencana yang buruk. Mark menepati janjinya untuk mengajaknya berkeliling terlebih dahulu sebelum memulaikan pekerjaan mereka esok hari.
"Aahhhww" seru Renjun terkejut saat tangan Mark berhasil meraih pinggangnya.
Dalam waktu yang bersamaan kaki keduanya tidak sengaja terbelit yang membuat mereka terjatuh pada pasir pantai. Tertawa bersama menanggapi kejadian yang baru saja terjadi dengan tangan Mark yang masih setia melingkar pada pinggang ramping Renjun.
Di atas pasir pantai yang basah akibat air, keduanya berbaring menikmati waktu. Sesekali menjahili satu sama lain dan menimbulkan tawa di antaranya. Tidak peduli dengan bagaimana pakaian keduanya yang telah basah dan kotor oleh pasir.
"Lain kali kita harus liburan lagi, tanpa memikirkan pekerjaan" usul Mark.
"Boleh. Keluar negri sekalian" seru Renjun antusias.
"Mau ikut ke negaraku? Kita ke Canada"
"Boleh" jawabnya. "Kita harus pergi satu minggu, ahh tidak-tidak, harus satu bulan Mark!"
"Boleh-boleh, selamanya juga tidak apa"
"Selamanya?" seru Renjun tak percaya. "Gila kau. Bagaimana dengan pekerjaanku?"
"Tidak usah bekerja, nikmati saja hidupmu"
"Ide bagus" final Renjun. Kedua tangannya ia gunakan sebagai bantalan kepalanya, berbaring menghadap langit dengan pikiran yang membayangkan bagaimana jika angan-angan liburannya benar-benar terjadi.
Jika dipikir lebih dalam, untuk apa uang dari hasil bekerjanya selama ini jika tidak digunakan untuknya menikmati hidup? Memberi orang tuanya uang juga Renjun tau bahwa mereka tidak membutuhkan itu semua karena mempunyai uang sendiri yang jauh lebih banyak dari yang ia punya. Usulan Mark patut dipikirkan ke depannya.
"Mereka berdua ada di pantai"
.
.
Jaehyun melemparkan asal bola mainan milik keponakannya yang tertinggal di rumahnya. Sudah satu minggu sejak Renjun meninggalkan rumah dengan alasan pekerjaan bersama dengan partnernya, Jaehyun hanya berdiam diri di rumah tanpa tau harus melakukan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE | JAEREN
FanfictionSebenarnya apa yang dicari dalam sebuah ikatan pernikahan?