Jaehyun memandang paras ayu istrinya yang masih setia menutup mata meski di luar sana matahari sudah mulai meninggi menunjukkan diri. Tangannya membelai pipi gembil nan halus milik Renjun sesekali mencubit pelan. Hatinya sedikit terasa ringan dan lega setelah semalam ia telah mengutarakan perasaannya pada Renjun.
Ia tahu bahwa perasaan dan juga suasana hati istrinya masih di ambang kebingungan. Jaehyun tahu bahwa menaruh hati pada seseorang yang telah memiliki pasangan sangatlah berat dan membingunkan.
Bahkan semalam keduanya sama-sama terlelap akibat terlalu lelah dengan tangisannya masing-masing. Setidaknya baik Jaehyun maupun Renjun telah sama-sama mengetahui perasaan masing-masing, berikut dengan status Jaehyun yang telah berpisah dengan kekasihnya.
Jaehyun menghentikan gerakan ibu jarinya yang mengelus pipi Renjun kala menyadari bahwa istrinya mulai tersadar dari tidur. Tangannya turun dan berakhir pada pinggang ramping Renjun. Senyum manis ia berikan sebagai sambutan sang istri membuka mata di pagi hari.
"Selamat pagi" ucapnya dan selanjutnya membubuhkan sebuah kecupan pada kening Renjun.
Tidak ada balasan dari istrinya, yang hanya Jaehyun dapati hanyalah Renjun yang terlihat tertegun. Mungkin sedikit bingung dan terkejut dengan apa dan bagaimana keduanya sekarang. Jaehyun mengerti bahwa rasa canggung seperti ini akan terjadi pada mereka, terlebih setelah apa yang terjadi semalam.
Jaehyun mengubah posisinya menjadi terduduk, membawa tubuh mungil Renjun pada gendongannya dan turun dari ranjang. Tungkainya ia bawa berjalan menuju kamar mandi, menyalakan kran air hangat lalu menceburkan tubuh keduanya ke dalam bathtube dengan Renjun yang berada di pangkuan Jaehyun.
Sang kepala keluarga memejamkan mata, tangannya tak terlepas dari pinggang istrinya. Sedangkan Renjun menumpuhkan kepalanya pada dada bidang Jaehyun, mendengarkan detak jantung suaminya yang berdetak teratur yang membuatnya merasa nyaman berada di dekat Jaehyun.
Bukan maksud Jaehyun membawa Renjun untuk mandi bersama setelah belum genap satu hari keduanya berdamai. Hanya saja Jaehyun ingin meredam emosinya setelah kejadian kemarin dengan berendam di air hangat. Membawa Renjun turut dalam sesi berendam paginya Jaehyun ingin tidak ada lagi rasa canggung, sungkan maupun amarah yang tertinggal di antara keduanya.
"Tertidur lagi?" gumam Jaehyun melihat istrinya yang menutup mata dalam dekapannya. Tangannya semakin mempererat pelukan yang membuat tubuh keduanya semakin rapat.
"Aku tidak tidur"
"Lalu?"
"Hanya mendengarkan detak jantungmu. Nyaman" jawab Renjun dengan tangan yang membelai dada bidang Jaehyun.
Kekehan terdengar keluar dari mulut sang pemilik lubang cacat di kedua pipinya. Jaehyun kembali membawa kepala Renjun untuk kembali bersandar pada dada bidangnya.
"Apa kau akan langsung meminta hakmu?"
"Hmm?" Jaehyun tersadar sepenuhnya dengan pertanyaan Renjun. Ia menunduk menatap istrinya yang mendongak melihatnya. Tangannya bergerak membelai anak rambut Renjun yang menutupi mata.
"Meminta hakmu sebagai suamiku" jelas Renjun.
"Aku lebih memilih membuatmu nyaman bersamaku terlebih dahulu. Aku tidak mau kita melakukan hanya atas dasar kau memenuhi kewajibanmu sebagai seorang istri. Tidak seperti itu"
"Terima kasih, Jaehyun" Renjun sedikit menaikkan tubuhnya dan membenamkan wajahnya pada leher suaminya.
Satu hal yang mereka pelajari di hari pertama sebagai pasangan suami istri atas dasar cinta bahwa pernikahan tidak selalu hanya tentang keturunan dan harta. Tapi perihal mempertahankan pernikahan dengan bagaimana terciptanya kehangatan dan rasa nyaman di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE | JAEREN
FanfictionSebenarnya apa yang dicari dalam sebuah ikatan pernikahan?