part 4 (pujian mertua)

3.1K 15 0
                                    

Pagi harinya,tepat pukul 05-30 wib,fasia terbangun untuk menyelesaikan ibadahnya pada tuhan,setelah shalat fasia menuju dapur ingin menyiapkan makanan untuk mertuanya walaupun dirumah mertuanya ada art tapi fasia ingin tampil berguna untuk sang mertua..

Sesampainya di dapur fasia menemukan sang mertua lagi memasak air.

"Mama,mama ngapain sini biar fasia aja yang bikin,papa sama mama mau minum apa"tanya fasia mengambil alih pekerjaan mertuanya.

"Eh menantu mama udah bangun,gak usah sayang mama aja yang bikin,kamu pasti capek semalam"goda ana tersenyum

Seketika wajah fasia lesu  dia terdiam tak menjawab ucapan mertuanya itu,bagaimana tidak fasia juga membayangkan tapi nyatanya tak seindah haluannya.

"Fasia,kamu kenapa kok melamun apa aidan menyakiti kamu"tanya ana khawatir

"Enggak kok ma mas aidan gak nyakitin kok,hanya saja mas aidan tadi malam ada urusan mendadak keluar kota"kata fasia menjelaskan

"Ya ampun aidan pekerjaan kan bisa di tunda dulu,ini kan hari kebahagiaan kalian masa memilih pekerjaan daripada istrinya"rutuk sang mama

"Gak papa kok ma,mas aidan cuma sebentar kok disana"ucap fasia membela suaminya

"Kamu yang sabar ya sayang,nanti kalau udah pulang mama akan marahin aidan,awas aja anak itu"ucap ana geram

"Udah siap ni ma yuk kita kedepan"ajak fasia

Mereka menuju meja makan,di sana sang papa mertua tengah menunggu kopi hidangan istrinya...

"Ini kopinya pa,ini kopi buatan fasia lho pa"ucap ana

"Wah,sini papa cobain jadi gak sabar"kata rimba seraya mengambil cangkir kopi itu.
Kening fasia mengernyit melihat ekspresi papa mertuanya yang datar..

"Ini kopi paling enak yang pernah papa minum"ucap rimba mengacungkan jempolnya

Ah,akhirnya fasia merasa lega dengan ucapan sang mertua..

"Ah papa,memangnya kopi buatan mama gak enak selama ini?"kata ana sambil manyun

"Hehehe,maaf ma pagi ini mama kalah sama menantu kita"ucap rimba
Mendapat cubitan di pinggang oleh istri tercinta

Fasia tersenyum melihat kemesraan kedua mertuanya meski umurnya sudah renta,tapi didalam hubungan perlu bercanda supaya hubungan makin erat.

"Iya deh mama ngalah"ucap ana sambil menyeruput kopi buatan fasia

"Wah papa benar kopi buatan fasia memang enak banget"puji ana antusias

Fasia yang hanya dari tadi diam,pipinya berubah merah seperti kepiting rebus karena di puji terus menerus..sang art pun tersenyum melihat kehangatan keluarga itu..

Tiba-tiba aiden datang dengan wajah datar menuju meja makan semua mata tertuju padanya..

"Aiden sini nak,coba kamu minum kopi buatan ipar kamu ini,rasanya enak banget"tawar sang mama
Aiden duduk seraya melihat kearah gelas yang di sodorkan sang mama tanpa berniat meminumnya.

"Lho mata kamu kenapa bengkak gitu"tanya sang papa

"Eeem,enggak kenapa-napa kok pa,semalam aiden gak bisa tidur mikirin kerjaan"jawab aiden berbohong,

"Mikirin kerjaan apa mikirin syaqila"goda sang mama yang mana aiden mendongak ke arah mamanya

"Aiden sudah gak pacaran lagi sama syaqila ma,syaqila sudah dapat pengganti aiden selama aiden masih di london"terang aiden

"Loh,bukannya kalian mau tunangan bulan ini terus kenapa bisa putus"tanya sang papa heran karena aiden gak pernah gonta ganti pasangan selama ini

"Ya mau gimana lagi syaqila lebih memilih orang lain pa,ma"ucap aiden memelas karena malas berdebat

Fasia yang dari tadi terdiam kini memandang aiden iba.

"Kalau kamu masih mencintai syaqila papa bisa omongin sama om arya"kata sang papa

"Gak usah pa,aiden juga gak maksa syaqila untuk mencintai aiden,kalau syaqila milih mundur ya aiden harus terima pa,"ungkap aiden

"Oh,yasudah kalau begitu,papa hanya ingin kamu cepat menyusul kakakmu aidan,umur kamu udah cukup matang nak,papa ingin melihat cucu papa sebelum papa meninggal"ucap sang ayah berharap

"Papa jangan ngomong gitu,rezeki dan jodoh seseorang itu tiada yang tau"timpal sang mama ana

"Yasudah kita makan sekarang,papa dan mama juga mau berangkat ke kantor"kata ana mengakhiri pembicaraan.

Mereka pun makan dalam keadaan hening tanpa ada yang bicara,setelah selesai makan rimba dan ana pamit untuk siap-siap,tinggallah fasia dan aiden tanpa saling menyapa(hening)

"Aiden,are you okay"tanya fasia memulai pembicaraan dengan canggung,aiden hanya mengangguk.dan fasia pamit menuju kamarnya yang kembali di angguk i oleh aiden.

"Ck,apa dia berubah bisu jika bicara sama aku,uh menyebalkan"ucap fasia berdecak kesal seraya melangkah menjauh meski sempat di dengar si empu rumah.









Gairah Panas Adik IparkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang