⚠️Mature-Content⚠️
—
Menggeliat, menghentak, dan meraung. Semua usahanya untuk meloloskan diri itu sia-sia mengingat dirinya kini kembali ke dalam kandang anggara Ryu Namjoon. Bagiamanapun, kali ini Yiseul menaruh rasa percayanya kepada Seokjin yang ia yakini tak akan tinggal diam.
Untuk kali ini, Yiseul hanya mampu berpasrah. Tidak cukup dengan indra penglihatannya saja yang dibuat disabel, namun juga kedua pergelangan tangan Yiseul diikat kencang oleh Namjoon. Perihal kedua pergelangan kakinya juga dirantaikan pada kaki tempat tidur. Menutup seluruh oportunitas wanita itu untuk kembali melarikan diri.
Daksa dahayu Yiseul dibiarkan tanpa sandang apapun, hanya diletakkan kain sutra tipis yang sekadar mampu menutupi bagian dada hingga perut namun tidak dengan daerah kewanitaannya.
Yiseul merasa semakin hina. Namjoon bukanlah seorang manusia normal melainkan pria dengan sakit jiwa abnormal yang tiada kata puas kala menyiksa raganya.
Yiseul menghentikan pergerakkan tubuhnya tiap-tiap derap langkah kaki seseorang mulai mendekati ruangannya. Was-was, sayangnya memang tak ada harapan baginya untuk lepas dari siksaan Namjoon yang akan segera menerjangnya.
Decit engsel pintu berbunyi, Yiseul lantas meringkuk ke arah samping dengan kedua kakinya yang disempitkan. Ia sudah cukup hina jauh sebelum Namjoon menyentuhnya, namun tetap ia enggan membiarkan pria biadab itu kembali melakukan kekerasan seksual terhadapnya untuk ke sekian kalinya.
"Hwang Yiseul," benar saja. Suara berat Namjoon adalah momok terseram Yiseul untuk saat ini. Pria itu terdengar seperti menggeret kursi untuk diletakkan di samping tempat tidurnya kemudian duduk di sana untuk menghadap Yiseul yang keduanya matanya masih dibiarkan terhalang kain. "Aku tidak akan menyakitimu selama kau menjawab pertanyaanku dengan jujur."
"Selama suamimu dalam perjalanan bisnis, bagaimana kau bisa menjadi jalang bagi pria lain?"
Tentu Yiseul tak menjawab dan tetap diam.
"Aku tau kau tidak sedang tidur."
Percuma saja jika Yiseul berpura-pura. Tanpa menjawab sepatah katapun, Yiseul yang merasa tidak nyaman memutuskan untuk membalikkan tubuhnya ke sisi lain agar memunggungi Namjoon tanpa menghiraukan pertanyaannya.
"Jawab aku jalang," pada dasarnya intonasi bicara Namjoon tidak dinaikkan namun hal itu justru membuat Yiseul semakin mematung dan cukup ketakutan. Meski demikian ia mengesampingkan jiwa pengecutnya dan kekeuh tidak akan menjawabi pertanyaan Namjoon.
Pria itu mulai kesal. Dengusan nafasnya menerpa kulit punggung Yiseul. Melihat wanita itu tak berinisiatif untuk menjawabnya, Namjoon mulai mencoba menyudutkan Yiseul dengan menggerayangi tubuhnya. Tangan besarnya menyusup di balik kain sutra, mulai menyalurkan sentuhan sensual pada pinggangnya kemudian beranjak naik ke daerah dada sintal Yiseul dan meremasnya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vindictive [M]
Fiksi Penggemar"There is nothing on which it is so hard as poverty." - Sebuah rangkaian kata afirmasi yang dipegang erat oleh setiap individu. Terutama bagi kaum proletarian dimana mereka mendambakan stabilitas finansial, juga yang terklasifikasi sebagai borjuis s...