Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua siang, tapi Ino belum juga menampakkan helai pirangnya. Sakura berdecak kesal. Ia paling tidak suka dengan orang yang tidak tepat waktu.
Hari ini, Sakura dan Ino berjanji untuk bertemu di kafe yang baru buka dan langsung viral karena konsepnya yang menarik serta di klaim memiliki kopi dengan rasa terbaik se Konoha. Membuat Sakura si maniak kopi bersemangat menyeret Ino untuk mencobanya.
Tapi sekarang, sudah satu jam dari waktu yang mereka janjikan dan Ino belum juga datang! Sakura bahkan nyaris kenyang dengan meminum air putih yang ia minta selama menunggu Ino. Wanita itu tak ingin memesan apapun selama temannya belum datang.
Saat jarum panjang menuju angka tujuh, akhirnya Ino datang dengan cengiran lebar tanpa rasa bersalahnya.
Mata Sakura membulat dengan muka merah padam, ekspresi yang langsung menghilangkan cengiran lebar Ino. Ino langsung berlari menuju Sakura dan menyatukan dua telapak tangannya di depan dada.
"Maafkan aku, Sakuraaa... Aku tau aku sudah sangat terlambat. Tapi tadi Inojin sangat rewel sehingga tak bisa kutinggal."
Mata Sakura menyipit. "Awas kau!"
"Hah?" Ino yang bingung hanya terdiam ditempatnya.
Sakura berdecak lalu menggeser tubuh sahabatnya itu kesamping. "Benar... Dasar brengsek!" Maki Sakura, membuat Ino tambah bingung melihat kelakuan si pinky yang tidak jelas.
"Sakura?" Tanya Ino saat Sakura berdiri dan meraih segelas air putih yang hanya tinggal setengahnya.
Ino mengikuti arah pandang Sakura dan nyaris saja mengumpat.
Sasuke, Suami Sakura, terlihat baru datang bersama dengan seorang wanita yang memeluknya mesra. Laki-laki yang dikenal dingin dan jarang tersenyum itu bahkan memberikan senyum langka nya untuk wanita asing itu.
Ino segera meraih tas Sakura yang tertinggal dan bersiap untuk misi penyelamatan si pinky jika hal buruk terjadi. Seperti Sasuke yang balik menyerang sahabatnya demi membela si wanita asing itu, mungkin.
"Sasuke?" Panggil Sakura begitu ia sampai dimeja mereka.
"Sakura..." Gumam Sasuke terperangah mendapati sang istri berdiri dibelakangnya.
Tanpa banyak bicara, Sakura menyiram Sasuke tepat dimukanya. Menjadikan mereka tontonan pengunjung kafe yang sedang ramai.
"Sakura!" Sentak Sasuke kesal, laki-laki itu memelototi pengunjung kafe dengan mata tajamnya yang mengintimidasi sehingga mereka memalingkan wajah.
"Kau... Brengsek!" Maki Sakura sebelum pergi keluar.
Ino buru-buru mengikuti langkah panjang sahabatnya itu. Ia tak tau harus melakukan apa disituasi ini. Rasanya seperti terjebak dalam sinetron saja.
"Sakura..." Panggil Ino yang terlalu lelah mengejar.
Sakura tersentak lalu menoleh kebelakang dengan raut kecewa. "Ia tak mengejarku?"
Ino ikut menoleh ke arah kafe yang baru saja mereka tinggalkan. "Tidak..." sahutnya lirih.
Sakura berjongkok dan menutup mukanya dengan kedua tangan. Menangis.
Ino terlalu shock untuk bereaksi. Sakura bukan tipe gadis cengeng yang mudah menangis. Tapi kali ini, dengan mudahnya ia menangis. Bahkan di tempat umum seperti ini.
Begitu sadar dari rasa terkejutnya, Ino menghampiri Sakura dan setengah memaksanya berdiri. Dengan setengah panik ia membujuk Sakura karena nyaris setengah pejalan kaki disana mulai menatap mereka aneh.
"Ayo Sakura, berdiri... Jangan sampai Sasuke melihat mu selemah ini." Bisik Ino cepat.
Sakura mendongak dengan mata memerah dan jejak air mata dipipinya. "Aku harus memberikannya pelajaran!" Teriak Sakura tak peduli dengan orang-orang yang memperhatikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Sasusaku ✔
FanfictionKumpulan cerita-cerita Oneshoot Sasusaku dengan konflik seringan kapas 😁 ©Masashi Kishimoto