Inspired by : JYP - Classic
***
Sakura menatap bosan pada kerumunan bertopeng di depannya. Mengabaikan ketidak setujuan sang ayah pada kostum yang ia kenakan.
Mata tamak sang ayah yang memberikan pandangan kesal tak berarti apapun dibanding kekesalannya akan acara memuakkan yang sedang berlangsung.
Pesta topeng! Yang benar saja!
Ia tak tau apa yang salah di kepala jenius ayahnya sampai berniat mengecohnya dengan pesta menggelikan ini.
Sakura bukan tak tau tujuan dari pesta topeng dadakan ini. Tentu saja ia tau. Tak ada yang bisa ayahnya sembunyikan darinya. Sakura terlalu cerdik untuk membaca kelicikan sang ayah.
Pesta ini diadakan dengan khusus, untuk mengenalkannya pada salah satu anak konglomerat. Entah siapa lagi kali ini.
Karena itulah, Sakura memberontak. Dirinya memang menggunakan gaun mahal yang ayahnya siapkan. Hanya saja, gadis itu memadukan gaunnya dengan sepatu kets yang tidak sesuai untuk acara berkelas ini.
"Ah, Hyuuga-san..." Panggil ayahnya riang.
Sudut mata Sakura melirik pada sosok pria berambut panjang yang mendekat.
"Selamat malam tuan, Haruno. Senang bertemu dengan anda di luar acara bisnis."
Sakura memutar mata, pembicaraan penuh tipu daya itu benar-benar membuatnya muak.
"Kalau begitu, kita harus sering bertemu di luar kantor."
Laki-laki yang dipanggil Hyuuga itu mengangguk setuju. Matanya melirik Sakura yang memainkan topengnya dengan raut bosan.
"Ah... Perkenalkan. Dia putri semata wayangku. Sakura..." Seru sang ayah seolah baru menyadari bahwa Sakura berdiri disebelahnya sedari tadi.
"Hyuuga Neji..." Laki-laki itu mengulurkan sebelah tangannya sambil tersenyum tipis.
"Sakura..." Sambut Sakura sopan. Jadi dia, target sang ayah selanjutnya...
"Aku harus menyapa tamu yang lain. Kalian ngobrol saja dulu." Ayah Sakura menepuk kedua pundak insan berbeda jenis itu sebelum meninggalkan mereka dalam kebisuan yang pekat. Gadis itu sengaja mengabaikan kehadiran Neji disebelahnya. Berharap laki-laki itu akan bosan lalu meninggalkannya.
Meski hanya berdiam, tapi tampaknya Neji tak berniat meninggalkan Sakura. Laki-laki itu sesekali melirik Sakura yang sibuk. Mata gadis itu menjelajah ke seluruh tamu yang semuanya hampir memakai topeng. Mereka tampak asik berdansa dengan iringan musik yang dimainkan DJ dilantai dansa.
Emerald itu tiba-tiba terkunci pada sepasang oniks yang baru saja memasuki ruangan. Sakura merasakan tarikan kuat untuk terus memandang mata itu meski setengah wajahnya tertutup topeng.
Begitu sang pemilik oniks berbalik menjauh, Sakura mencari cara untuk mengejarnya. Seorang waitress yang lewat memberikannya ide cemerlang.
Dengan sengaja Sakura menabrakkan diri hingga minuman yang dibawa waitress itu tumpah mengenai gaunnya.
Neji yang melihat kejadian itu berniat mendatangi sang waitress kalau saja tidak dihalangi tangan halus Sakura yang merengkuh lengannya.
"Aku tidak apa-apa..."
"Baju mu kotor..." Neji melihat noda merah wine yang membasahi bagian depan gaun Sakura.
"Kurasa, aku punya baju ganti dimobil."
"Biar kutemani." Tawar Neji.
Sakura menggeleng pelan. "Tak usah.. Aku bisa sendiri."
Gadis itu melangkah menjauh sambil menghubungi Supirnya untuk membawakan baju ganti lewat pintu belakang.
Begitu baju ganti sudah ditangannya, Sakura bergegas menuju toilet untuk mengganti gaunnya dengan sebuah kaos dipadukan dengan rok pendek. Terlalu biasa untuk pesta ini, tapi Sakura sama sekali tak peduli. Gadis itu bahkan merasa lebih bebas dan nyaman.
Dengan riang Sakura kembali keruang pesta. Ikut bergabung dalam kerumunan yang menari dan melupakan tujuan awalnya sampai tubuhnya menabrak tubuh atletis. Refleks sosok tersebut memeluk tubuh mungil Sakura agar tidak terjatuh.
Sakura terkesiap saat melihat sepasang mata itu. Mata yang sudah menarik perhatiannya sejak memasuki ruangan.
Lama mereka bertatapan hingga sosok itu melepaskan topeng yang melekat ditubuhnya sekaligus melepaskan pelukannya pada Sakura yang langsung terpesona pada wajah tampan dibalik topeng.
"Terimakasih..." Cicit Sakura malu saat melihat senyum miring laki-laki itu. Malu karena ketahuan terpesona didepan orangnya langsung.
"Uchiha Sasuke..." Laki-laki itu mengulurkan tangannya.
Berbeda dengan perkenalannya dengan Neji, Sakura menyambut uluran tangan itu bersemangat. Merasakan hangat yang mengalir dari telapak tangan besar itu. "Haruno Sakura..."
"Ah, jadi kau si tuan rumah acara ini?"
Sakura menggeleng, matanya masih belum bisa melepaskan sosok Sasuke yang amat sempurna. "Ini pesta ayahku."
Sudut bibir Sasuke berkedut. "Pantas saja..." Matanya memperhatikan penampilan gadis didepannya itu.
"Apa?" Tanya Sakura bingung.
"Kau terlihat kurang menyukai pesta ini." Sasuke membalas tatapan Sakura dengan senyum yang semakin lebar.
Sakura mengangguk. "Tadinya. Sekarang tidak lagi. Kau tamu ayahku?"
Senyuman miring itu kembali tercetak diwajah rupawan Sasuke. "Tidak, aku diselundupkan Naruto."
Sakura terkikik geli. Ia tau siapa itu Naruto. Bodyguard ayahnya yang nyentrik. "Pasti menyenangkan berteman dengannya."
"Begitulah..." Sasuke mendengus. Belum tau saja gadis itu betapa menyebalkannya Naruto.
Sakura mengangguk. "Bagaimana rasanya? Hidup normal?"
"Normal?"
Sakura mengangguk lagi. "Ya... Bebas tanpa pengawasan. Bisa melakukan apapun yang kau inginkan tanpa ada aturan yang mengekang mu."
Sasuke menatap Sakura dalam. Laki-laki itu kemudian menunduk dan membisikkan sesuatu ditelinga Sakura.
Tanpa mereka ketahui, sepasang mata tajam menyoroti gerak-gerik mereka dengan raut tak suka.
"Tuan Haruno?"
Atensi mata itu kembali pada tamu nya. "Ah, maaf..." Katanya segan karena telah mengabaikan lawan bicaranya.
-To be Continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Sasusaku ✔
FanfictionKumpulan cerita-cerita Oneshoot Sasusaku dengan konflik seringan kapas 😁 ©Masashi Kishimoto