Apa yang Ku lihat? Hah? Tumben Dia jam segini sudah duduk manis dibangkunya. Dia yang melihat ke arah kedatanganku dan Vivin langsung menyunggingkan senyum manisnya, Aku yang melihatnya juga ikutan melemparkan senyum. Hatiku berdesir di Pagi hari, sungguh Pagi yang indah. Aku berharap pagiku selalu disambut dengan senyumannya, ah betapa senangnya Aku. Aku yang masih memasang senyum langsung berjalan dan duduk dibangkuku. Aku dan Vivin duduk dibangku tengah bagian depan sendiri, ya biar sangat jelas ketika guru menerangkan dan ini adalah tempat duduk ter-OKE yang pernah ku singgahi. Bagaimana tidak, papan tulis terpampang jelas didepan mata dan ketika guru menerangkan suaranya terdengar sangat jelas.
"Pagi" Sapa Revan sambil melambaikan tangannya. Revan adalah sahabat lelaki terbaik yang kumiliki. Sebenarnya Aku, Vivin dan juga Revan teman dari TK hingga SMA tetapi rumah Kami lumayan jauh jaraknya karena rumah Revan jika dibilang adalah tetangga desaku dan Vivin.
"Hai, Pagi" Sapaku balik sambil melambaikan tangan juga.
"Iuhhh, jam berapa kamu baru berangkat? Mepet banget tau, rumah deket tapi berangkatnya selalu siang!" Celetuk Vivin.
"Iya nih Revan, sekali-kali dong berangkat pagi kaya Kita berdua" Tambahku.
"Hei kalian berdua, denger ya Aku ini berangkatnya Pagi banget kok kalo dari rumah. Cuma ya itu...." Jelas Revan yang omongannya selalu dijeda.
"Ya itu apa? Wah jangan-jangan kamu apel dulu yaa ke someone?" Ejekku.
"Hey!! Sssttt, diam-diam kalian! Btw pinjem PR Matematika kalian dong, Aku belum nih" Ucap Revan.
"Woh PR yang mana? Perasaan gaada PR" Ucap Vivin sambil melihat kearahku. Aku yang melihat tingkah mereka berdua hanya bisa menggelengkan kepala. Bagaimana tidak, dari dulu tingkah mereka selalu sama. Aku mengeluarkan buku Matematikaku dan memberikan ke mereka berdua.
"Rose minggir dong, Aku mau nulis hehe" Pinta Revan sambil menyengir, Akupun hanya mengerucutkan bibirku dan berdiri memberikan tempat dudukku ke Revan. Aku duduk dibangku Revan yang posisinya pas dibelakangku, sambil menunggu mereka mengerjakan PR Aku hanya duduk dengan posisi meletakkan tanganku sebagai pangkuan kepalaku. Tiba-tiba...
"Habis ini pinjem ya bukunya, Aku juga belum" Ucapnya sambil tersenyum. Aku yang melihat senyumannya hanya bisa terpaku karena senyumnya sangat manis. Aku hanya menganggukkan kepalaku sambil bilang "Oke'. Dia kemudian menyandarkan kepalanya di meja. Ah, entah hari apa ini kenapa sangat menyenangkan. Emm bahagianya Aku, pagi-pagi disapa dengan senyuman manis dari teman satuku ini. Bukan-bukan, bagiku Dia adalah My Crush. Orang yang kusukai, yaa Aku menyukai teman sekelasku. Namanya adalah Jaasir, Jaasirku yang tampan dan manis. Dia adalah yang tertampan di kelas, bukan hanya di kelas tapi mungkin bisa dibilang Dia juga tertampan di Sekolah ini. Bagaimana tidak? Semua perempuan di Sekolah ini pasti menjerit saat mereka berhadapan dengannya. Makanya Aku bilang Aku beruntung hari ini, apalagi Dia duduk di sampingku.
"Sudaahh, balik gih ke tempatmu" Pinta Revan yang sudah berdiri dari kursiku, lagi-lagi aku mengerucutkan bibirku.
"Iya-iyaa, Jaas jadi pinjem bukuku?" Tanyaku pada Jaasir.
"Eh ini aja punyaku, bukunya Rose masih dipakai Vivin" Ucap Revan sambil menyodorkan bukunya ke Jaasir. Dalam hati Aku menggerutu ke Revan, ingin sekali aku menendang keras kakinya.
"Okedeh" Ucap Jaasir yang langsung menyalin PR Matematikanya.
Aku langsung duduk dikursiku sambil menyiapkan buku untuk Jam pelajaran pertama. Kulihat sekeliling ruangan kelas sudah ramai, ada yang berbincang-bincang, ada yang duduk-duduk didepan pintu dan ada yang lagi menjalankan tugas piketnya. Tak lama kemudian bel masukpun berbunyi, semuanya langsung berhamburan duduk ke tempatnya masing-masing. Lalu Guru Kami pun datang dan langsung melaksanakan Do'a bersama. Pelajaranpun dimulai dan berjalan secara khidmat, ya meskipun ada yang tertidur di Pagi hari.
Bel istirahatpun berbunyi, Guru Kami meninggalkan kelas dan murid-murid langsung berhamburan keluar kelas.
"Mau ke kantin?" Ajak Vivin
"Skuy"
"Barenglah, sekalian nanti anterin ke UKS mau minta obat Aku" Pinta Revan
"Woya, obat apa? Kamu sakit Rev?" Tanyaku sambil mengahadap ke belakang.
"Engga, eihh perhatian banget nih Rose" Ejek Revan. Aku yang tersulutpun langsung memukul tangannya dengan buku.
"Udah deh gausah bareng kalo gitu" Ucapku.
"Tau nih, usil banget dah hidupmu" Ucap Vivin khas dengan lirikan tajamnya.
"Elah, bercanda doang. Kalian berdua selalu baper dari dulu" Ucap Revan.
"Kuylah jangan gaduh terus kalian" Ucapku sambil berdiri.
"Ren, ga ikut?" Tanya Revan ke teman sebangkunya Reno. Ya Revan dan Reno, si usil dan si pendiam.
"Ga dulu deh, nanti aja istirahat kedua Aku ikut kalian" Jawabnya.
"Ga nitip?" Tanya Vivin. Reno hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya. Kami bertiga pun langsung menuju kantin. Disana Kami hanya membeli jajanan snack sebagai cemilan saja, karena Kami sudah membawa bekal makanan dan air minum dari rumah. Setelah mendapat apa yang Kami inginkan, Kami bertiga langsung bergegas ke UKS mengantarkan Revan untuk meminta obat. Aku dan Vivin langsung ikut Revan masuk kedalam UKS.
Betapa kagetnya Aku melihat Jaasir yang sedang menemani seseorang....
Perempuan
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakraku
Teen FictionDia adalah sebuah nama bukan istilah, nama yang ku berikan pada yang kusayangi Entah Dia akan menangkap umpan yang ku lempar padanya atau Dia hanya akan menghiraukannya Dalam hidupku, arti sebuah nama sangatlah berarti