Sewaktu kecil, Aku ingin menjadi seorang Dokter. Ya cita-citaku bertahan sangat lama, tidak seperti anak lain yang cita-citanya selalu berubah dan bisa dibilang Aku memegang teguh cita-citaku itu. Menjadi seorang Dokter, cita-cita dan impian yang sangat ku pegang teguh bahkan dulu sewaktu SD ditanya siapa yang ingin menjadi seorang Guru, semua anak mengangkat tangannya kecuali Aku.
Sekarang Aku sudah memasuki bangku SMA, masih dengan kepolosanku. Semua masih sama, tapi kau tau apa yang berubah? Cita-citaku yang berubah. Entah angin apa yang membawa keinginanku itu hingga Aku tidak menginginkannya lagi. Sekarang keinginanku adalah apapun yang menjadikanku bahagia dan tidak terlalu menonjol. Tapi ada satu keinginan juga yang masih Aku harapkan untuk terjadi, yaitu menjadi seorang penulis. Gimana ya, kelebihan yang kumiliki adalah mengungkapkan hal menjadi kata-kata yang indah.
Namaku Roselyn Matatula, panggil saja Aku Rose atau Selyn. Tapi, biasanya di sekolah Aku dipanggil Rose kalau di rumah baru dipanggil Selyn. Aku dari keluarga yang sederhana yang tinggal bersama kedua orang tuaku dan kakak laki-lakiku yang bernama Jose. Miripkan namaku dengan kakakku, pernah ku tanya ke Ayah Bunda kenapa namaku dan kakakku hanya berbeda huruf depannya saja? Katanya biar mereka tidak terlalu memikirkan nama buatku. Jadi, namaku yang meniru kakakku.
Sekarang Aku sudah menginjak kelas 2 SMA, tidak ada yang berubah hanya semua berjalan seperti hari biasanya. Aku bersiap-siap sekolah, tidak ada yang spesial hanya berpakaian rapi memakai make up simple dan tak lupa Aku juga menyemprotkan minyak wangi. Setelah siap, Aku langsung keluar kamar untuk sarapan, disana sudah ada kakakku. Tak basa-basi Aku langsung mengambil sarapan dan makan.
"Berangkatnya sama Vivin?" Tanya Ayah yang kemudian duduk.
"Iya Ayah, nanti jalan kaki seperti biasa" Ucapku.
"Oke, sarapan yang banyak jangan lupa bekalnya di bawa Bunda udah siapin itu" Ucap Ayah.
"Siap komandan!" Jawabku sambil cekikikan.
"Nih bekalnya Jose, nanti pulang kerja anterin Bunda ke tokonya Pak Bandi ya Jose" Pinta Bunda.
"Siap mandannn!" Jawab kakakku.
"Bang Jose, kapan bawa pacar ke rumah?" Ledekku kepada Abangku tercinta. Ya, Aku memanggil kakakku dengan Bang Jose. Aku tidak mendapat jawaban darinya melainkan tatapan tajam khas Abangku ini.
Bang Jose yang selesai makan langsung berdiri dan berpamitan ke Ayah dan Bunda tak lupa pastinya, Abang juga mencium kening mereka. Tinggal giliranku Bang Jose malah mengacak kerudungku yang sudah tertata dengan rapi.
"BANG JOSE!!!" Teriakku. Inilah modelan Abang Tercintaku. Artian tercinta kepada Abangku bukan karena aku mencintainya atau apalah itu, tapi karena Bang Jose adalah orang paling jahil sepanjang hidupku.
Aku yang selesai makan juga langsung berpamitan ke Ayah Bunda dan langsung berangkat ke Sekolah. Aku berjumpa dengan Vivin seperti biasa di pertigaan dekat rumahku dan Vivin. Hari ini aku lebih dulu yang sampai di pertigaan dan tak lama kemudian Vivin datang. Ya seperti biasa dia selalu tersenyum.
" ROSIIIII!!!" Suara Vivin yang cetar membuatku bergidik. Hanya Vivin yang memanggilku dengan nama itu, Rosi. Kami berdua sudah bersahabat sejak kecil, sejak dari taman kanak-kanak sampai sekarang sahabatku bisa dibilang yang paling awet hanya sama Vivin.
"Sssstttt! Suaramu itu kecilin lah" Ucapku sambil tersenyum dan tangan Vivin yang sudah menggandeng tanganku lalu kita berjalan menuju ke Sekolah.
"Sorry, gabisa wlee. Eh tau ngga?" Tanyanya.
"Apa?"
"ABANGMU, TAMPAN SEKALI!!!" Teriaknya lagi. Akupun langsung mencubit kecil lengannya.
"Yee, Bang Jose gaada tampannya sama sekali tau!" Tegasku.
"He matamu itu, orang seganteng dan sekeren itu dibilang ga ganteng"
"Emang iya, Bang Jose tuh orangnya cuek tauu" Tegasku lagi.
"Eits, Orangnya cuek tapi diam diam sayang dan perhatian. Emmm, kalo dia jodohku kamu bakal jadi adek iparku" Ucapnya sambil menggoyang-goyangkan tanganku.
Aku yang mendengar itu langsung menggelengkan kepala. Sepanjang jalan Kami berdua banyak ngobrolnya, ngobrol kesana kemari. Tak kerasa Kami berdua sudah sampai di sekolah, setelah finger check Aku dan Vivin langsung menuju ke kelas. Dan ketika sampai di kelas.....
DEG
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakraku
Fiksi RemajaDia adalah sebuah nama bukan istilah, nama yang ku berikan pada yang kusayangi Entah Dia akan menangkap umpan yang ku lempar padanya atau Dia hanya akan menghiraukannya Dalam hidupku, arti sebuah nama sangatlah berarti