Pagi hari menjelang, kicauan burung saling bersautan di samping rumah yang merupakan ladang yang sekarang ini ditanami jagung. Ya rumahku dekat dengan ladang yang ditanami berbagai macam tanaman ada yang ditanami jagung, tebu, cabe, terong dan masih banyak lagi. Tak asing lagi bila menjelang malam sampai tengah malam suara jangkrik terdengar jelas, Aku tak pernah kesal mendengarnya karena sudah terbiasa dengan hal itu.
Hari ini adalah hari Sabtu, sekolahku libur karenanya Aku akan ikut Bang Jose ke rumah Nenek untuk mengantarkan makanan. Biasanya kalau hari Sabtu Bunda membuat banyak makanan untuk di bagikan ke panti asuhan dekat rumah, ke tetangga dan juga ke rumah Nenek ini. Setelah bersiap Aku langsung menuju ke meja makan untuk sarapan terlebih dahulu. Nenek yang akan Aku dan Bang Jose kunjungi adalah Ibu dari Bundaku karena rumahnya paling dekat mungkin sekitar 30 menitan dari rumahku. Sedangkan kalau rumah Nenek dari Ayah sangatlah jauh, jika berkendara memakan waktu 5 jam perjalanan. Oleh karena itu, Kami hanya mengantarkan makanannya ke rumah Nenek Ijah atau Ibu dari Bundaku ini.
"Nanti kalau Ibu kasih uang saku ke kalian terutama kamu Lyn jangan di terima ya" Pinta Ayah.
"Iya Ayah siap" Jawabku.
"Oh iya, akhir bulan ini Kita jalan-jalan yuk" Ajak Ayah.
"Emang Ayah libur?" Tanya Bunda.
"Libur dong, makanya karena Ayah libur Ayah ngajak kalian jalan-jalan"
"Aku iya-iya aja" Jawabku.
"Oke kalau begitu, karena pada libur Kita jalan-jalan" Ucap Bunda sambil senyum kesenangan.
"Bang Jose engga sarapan Bun?" Tanyaku.
"Masih siap-siap kayanya" Jawab Bunda
"Kenapa cari-cari hmm? Kangen?" Tiba-tiba kepalaku yang dipegang secara mendadak mengejutkanku alhasilpun Aku tersedak.
"Bang..."
"Maaf maaf, hehe ga bakal ngulangin deh Yah Bun, suerr" Ucap Bang Jose sambil mengancungkan kedua tangannya karena mendapat lirikan dari Ayah Bunda. Bang Jose yang merasa bersalah langsung memberiku minum.
"Jose akhir bulan kita jalan-jalan sekeluarga" Ucap Ayah.
"Wah jalan-jalan kemana?" Tanya Abangku penuh semangat.
"Pokoknya jalan-jalan deh" Jawab Ayah sambil tertawa.
"Yee Ayah, masa cuma jalan-jalan aja ga ngunjungin tempat wisata" Ucap Bang Jose.
"Hilihh Abang" Ledekku.
"Apa hah?"
"Udah-udah makan dulu ah, bicara jalan-jalannya nanti aja" Pinta Bunda.
Selesai makan, Aku dan Bang Jose bergegas menuju ke rumah nenek. Sedangkan Ayah dan Bunda menuju ke panti asuhan setelah keberangkatan Kami. Di perjalanan Bang Jose terlalu banyak bicara, Aku yang bosan mendengar ocehannya hanya menjawab "Iya". Terlalu asyiknya Aku memandang perjalanan yang begitu ramai lancar dan rumah-rumah tak sadar bila perjalanan selesai.
"Weh turun, ngelamun aja"
"Iya-iya"
Kami berduapun langsung mengetuk rumah Nenek tak lupa sembari diiringi salam. Setelah agak lama mengetuk akhirnya Nek Ijah keluar rumah. Kamipun langsung masuk ke dalam dan Aku langsung masuk ke dapur untuk menaruh makanannya. Setelah selesai menaruh makanan di meja Aku bergegas ke ruang tamu dan duduk di kursi disamping Bang Jose. Nenekpun ikutan duduk dan Kami bertiga berbincang-bincang. Banyak perbincangan yang dibicarakan oleh Nek Ijah, terutama topik yang selalu dibahas adalah bagaimana pertemuan Ayah dan Bunda.
"Nenek pingin ikut ke rumah kalian, pingin banget tinggal bareng" Ucap Nek Ijah.
"Nek, kalau Nenek pingin tinggal bersama Kami Nenek tinggal bilang ke Bunda. Bunda pasti kasih izin buat tinggal bareng" Jawab Bang Jose dan Aku hanya menganggukkan kepalaku membenari ucapan Bang Jose.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakraku
Teen FictionDia adalah sebuah nama bukan istilah, nama yang ku berikan pada yang kusayangi Entah Dia akan menangkap umpan yang ku lempar padanya atau Dia hanya akan menghiraukannya Dalam hidupku, arti sebuah nama sangatlah berarti