DUA

10.5K 131 1
                                    

Matahari pagi menyambut terbukanya mata hitam pekat milik Obby hari ini. Sedikit demi sedikit Obby berusaha membuka matanya. Menghirup udara pagi di dalam kamarnya adalah hal favorit bagi Obby. Namun aromanya kini berbeda, aroma ruangan ini berbau elegant dan sangat beda dengan aroma di kamar Obby.

"Siapa??" Tanya Obby saat melihat seorang pangeran di depannya dengan mata yang masih sedikit tertutup.

"Huaaaa!!!! Huaaaaa!!! Huaaaaa!!!" Terdengar tangis seorang bayi yang membuat Obby terduduk.

"APA INI!!! LO APAIN GUE!!!" Teriak Obby kepada Randdo.

"HUAAAAA!!!! HUAAAA!!" Tangisan bayi itu mengeras dan membuat suasana kamar yang tadinya sunyi menjadi rusuh.

"Udahh bantuin anak saya dulu" Ucap Randdo kebingungan.

Obby langsung menggendong bayi itu. "Ucup cup cup... anak manisss jangan nangisss... ada aku yaa di sini... cup cup cup...."

Suara tangis bayi itu tak kunjung mereda membuat Randdo semakin khawatir sembari melihat  Obby yang tengah menimang nimang anaknya itu.

"Eh Om!! Diem ajaa!! Bikinin susu kek!!" Gertak Obby pada Randdo.

"Saya gak punya botol susu bayi!!" Ujar Randdo.

"KOK BISAAA!!!" Ucap Obby frustasi.

"Pake susu kamu dulu bisa gak??" Tanya Randdo.

"Punya gue gak ada susunyaa Ommmmm!!!!"

"HUAAAA!!! HUAAAAA!!!" Tangis bayi itu bertambah kencang.

"Tolongin dulu anak saya" Ucap Randdo.

"OMM JANGAN NGINTIP YAA!!!" Tegas Obby yang di jawab anggukan dari Randdo.

Obby menaikkan hoodienya lalu mengeluarkan dua buah gunung besar. Obby mencoba menyusui bayi itu walaupun Ia sendiri merasa aneh. Kenapa dia mau melakukan itu bahkan dirinya saja bukan ibu dari bayi itu.

Sedangkan Randdo yang tak sengaja melihat gundukan itu walau hanya sekilas saja sudah membuatnya nafsu. Tangan Randdo bergetar, Ia ingin memegang itu. Iya benda kenyal itu. Yang hampir sama seperti jelly, namun rasanya lebih nikmat.

Obby di buat lega dengan tangisan bayi itu yang semakin redup di telinganya. Obby menatap bayi itu, Ia melihat sinar mata indah yang terpancarkan darinya.

"Anak ini namanya siapa??" Tanya Obby.

Randdo yang mendengar pertanyaan itupun merasa kikuk. "Belum sempat saya kasih nama" Ujarnya.

"APA!! OM INI GIMANA SI!!" Gertak Obby seraya membalikkan tubuhnya untuk menghadap Randdo.

Randdo yang melihat itu pun hanya bisa menelan ludah. Dan Obby yang menyadari tatapan Randdo yang mengarah tepat ke dadanya itu segera membalikkan tubuh kembali.

"Eee... kamu ada ide nama buat dia??" Tanya Randdo yang mencoba memecah keheningan itu.

"Gimana kalo Aryana Felly aja, namanya bagus" Jawab Obby seraya menatap bayi yang tengah melahap putingnya itu.

"Wijaya... Aryana Felly Wijaya" lanjut Randdo.

"Baby Yana??" Tanya Obby.

"Iya!! Itu bagus" girang Randdo.

"Ohh... nama kamu?? Siapa??" Tanya Randdo.

"Alobby Wilyaza, Om bisa panggil Obby aja" Jawab Obby.

"Obby?? Nama yang unik, nama saya Randdo Wijaya Saputra Bahram. Kamu bisa panggil saya Randdo" jelasnya.

'Nama panjang amat kek jalan tol' batin Obby heran.

"Om nemu bayi ini dimana??" Tanya Obby.

"Enak aja kamu ngomong!! Itu anak kandung saya!!"

"Astagfirullah. Terus mamanya mana??" Obby terkejut, Ia takut jika dirinya malah menjadi lomtay.

"Saya dan dia sudah bercerai dari 1 minggu sebelum Baby Yana lahir. Dan waktu baby Yana lahir saya di hubungi kembali oleh mantan istri saya untuk datang ke rumah sakit tempat dia melahirkan. Namun saat saya masuk ke ruangannya hanya ada suster dan baby Yana saja. Suster itu bilang bahwa dia telah pergi dan meninggalkan baby Yana sendiri beserta selembar kertas yang tertulis agar saya merawat bayi ini....." Jelas Randdo terpotong.

"Dan saya sangat membenci dia, karna dia mengatakan bahwa baby Yana adalah seorang bayi tidak berguna. Hal itu membuat saya berpikir bahwa baby Yana benar-benar tidak berguna. Saya membawa dia dan berniat untuk membunuh tepat di hari dia lahir, saya terlalu ngebut sampai menabrak kamu" lanjutnya.

"Ohhh. Baby Yana manis, om masih mau bunuh dia?? Kalo gitu kasih aja Baby Yana ke gue" usul Obby.

"Tidak, saya akan merawatnya" Sentak Randdo.

"Yaudah" putus Obby.

"Bukankah kamu masih SMA?? Kamu tidak sekolah?? Sekarang hari rabu" Ucap Randdo.

Sontak Obby menarik susunya dari mulut Baby Yana dengan lembut agar bayi itu tak terbangun. Obby menidurkannya dan tak lupa menyelimuti badan mungil baby Yana.

"Gue pulang om!! Bay!!" Ujar Obby.

Dengan gesit Randdo mengejar Obby dan Ia mendapatkan tangan lembut Obby. Randdo memojokkan Obby pada tembok sampai tak ada jarak bagi mereka. Obby yang sudah terkunci pun merasa takut dengan hal mengejutkan dari Randdo.

"Lepasin omm!!!!" Berontak Obby.

"Jangan pergi, lagipula ini sudah pukul 9. Sekolahmu sudah tutup" Ujar Randdo seraya meremas gundukan besar Obby.

"Aahhh....ommhhh" Desah Obby.












OBBY KETAR KETIR PASTII.
BTW TT OBBY GEDENYA KAYA BUAH MELON DEH KAYANYA INTINYA 1 BUAH TT NYA BERATNYA MENCAPAI 1,9 KG, AMPIR 2 KILO LAH. NANTI ABIS DI PEGANG OM RANDDO PASTI TAMBAH GEDE KOO.

 S U G A R▪︎B A B YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang