EMPAT+×+

21.3K 122 1
                                    

Randdo menatap Obby dan mengusap surai rambutnya dengan lembut. Dengan gerakan cepat Randdo terus mencium dan melumat bibir pink milik Obby. Obby mencoba mendorong Randdo tapi nihil tak ada pergerakan apapun pada Randdo.

"Bibirmu sangat manis sayang" Ujar Randdo lalu kembali melanjutkan aksinya.

Obby yang kalap akan perlakuan Randdo pun ikut menikmati hal itu. Sedikit demi sedikit Obby membuka mulutnya dan berarti telah mempersilahkan mulut Randdo untuk menguasai mulutnya.

"Mhhhhh...mhhh" Desah Obby, pergerakan lidah Randdo sangat cepat namun terkesan lembut.

Tangan Randdo yang semula ada pada payudara Obby itu turun kebagian terlarangnya. Randdo meraba paha mulus Obby dan lalu tangannya masuk kedalam dress Obby. Randdo mengusap daun vagina milik Obby dan membuatnya sedikit tersentak akan kelakuan Randdo.

"Beraninya kamu gak pakai dalaman" Ucap Randdo.

Obby menunduk " Dalaman yang om siapin kekecilan semua" Jawabnya.

Tanpa berbicara kembali Randdo terus melumat bibir Obby kembali. Namun sekarang tangannya sudah tak bisa diam. Kedua jarinya masuk kedalam vagina Obby yang sudah terlihat basah. Randdo menggerakkan jarinya dengan tempo yang amat cepat dan membuat Obby tak tahankan diri.

"Aahhhh....ommhhhh...sshhh...lehhbihh...ceepathhh...."Desah obby tak karuan.

Kenikmatan yang Obby rasakan sekarang adalah kenikmatan yang tak ada tara. Rasanya candu dan ingin terus melakukannya. Tubuh sexy nya tengah dikuasai oleh Randdo, dan Ia puas akan hal itu. Rasanya nyaman melakukan hubungan panas ini dengan Randdo.

"Sssshhh....aaahhh.....eungghhhhh" racau Obby menikmati. Randdo melepas kemejanya dan mencoba mendalami hubungan panas ini.

"Bermainlah di kamarmu nak. Atau mau saya pesankan sebuah hotel untuk kalian berdua" Ucap seseorang yang tanpa Randdo dan Obby sadari telah masuk belum lama.

Sontak Randdo langsung melepaskan jarinya dari vagina becek Obby. "Ayah!! Kapan Ayah sampai di sini??" Randdo menurunkan Obby dari meja dapur. Terlihat bahwa Obby sangat kaget dengan kedatangan pria parubaya yang Randdo sebut sebagai Ayahnya.

"Hahahaha" Tawa pria parubaya itu. "Anakku benar-benar sudah dewasa" Ujarnya. Dia adalah Tuan Garit Bahram sang pemilik perusahaan paling besar di dunia.

"Ohh....apakah itu gadis barumu nak?? Dia terlihat manis" Puji Tuan Garit kepada Obby.

"Hmmm....iya benar. Dia gadis baruku" Jawab Randdo. Obby membulatkan matanya atas jawaban dari Randdo.

"Benar kah begitu nona??" Tanya Tuan Garit kepada Obby.

Obby yang tak tau suasana apa ini hanya pasrah dan mengikuti alur yang di berikan Randdo. "Iya benar Pak" Jawabnya gugup.

Garit tersenyum atas jawaban dari Obby. "Siapa namamu??"

"Alobby wilyaza pak. Bapak bisa panggil saya Obby" Jika kalian menjadi obby apa yang bakal kalian lakukan??

"Jangan panggil bapak. Panggil Ayah saja, Randdo kau sudah melecehkan gadis ini jadi menikah lah secepat mungkin..."

"Jika bisa, Ayah akan siapkan pernikahannya besok" Lanjutnya.

"APA!!!" Jawab kompak Randdo dan Obby.

"Tapi pak....eh Yahh....Obby masih SMA"

"Tak apa, itu bukan masalah besar.  Kau sudah di nodai oleh anak Ayah. Dan Ayah ingin dia bertanggung jawab atas hal ini" jelasnya.

"Baik lah Yahh, kita akan mau menikah besok" Jawab Randdo.






"Maksut lo tadi apa?? Gue?? Nikah sama om om kaya lo??" Tanya Obby kesal.

"Iya, ini sudah kesepakatan. Lagipula saya ini masih muda. Saya masih 27 tahun." Jawab Randdo.

"Masih muda?? 27 ?? Muda?? Ommm gue baru 18 tahun lhoo!!" Gerutu Obby.

"Iy......"

"HUAAAA!!!HUAAAA!!!" Tangis baby Yana dari kamar Randdo.

Obby dan Randdo segera menghampiri bayi itu. "Baby Yana terbangun. Susuilah, kamu adalah ibu dari anak ini." Ucap Randdo seraya mengusap payudara Obby.

"Anaknya lagi nangis masih bisa bisanya mesum" Ujar Obby. Randdo terus melepas kencing baju tidur Obby dan mengeluarkan satu buah payudara nya.

Obby yang melihat perlakuan calon suaminya hanya bisa diam lalu menghampiri  Baby Yana yang tengah menangis. Obby tidur di sebelah Baby Yana lalu menyusuinya. Melihat anaknya yang mulai tertidur kembali membuat senyum terlukis di wajah Randdo. Ia menghampiri anak dan calon istrinya lalu tidur di sebelah mereka.

Randdo mencium pipi berisi anaknya itu lalu mengusap kepala Obby. "Tidurlah. Besok akan jadi hal melelahkan bagi kita...sayang"

 S U G A R▪︎B A B YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang