TI▪︎GA

11K 123 1
                                    

Obby tengah memasak sarapan di rumah  Randdo. Ia heran, kenapa Randdo menyuruhnya padahal ada banyak ART di rumah ini. Dan Ia memutuskan untuk tinggal di sini sampai nanti sore karena di paksa oleh Randdo. Obby tak buruk dalam hal memasak makanan. Jika di lihat lihat, Obby sudah seperti ibu rumah tangga yang baik.

"Masak apa kamu??" Randdo memegang pinggang Obby.

"Ehh?? Eeee..." Obby merasa tak nyaman dengan perlakuan Randdo padanya.

"Ohh....maaf" Randdo langsung melepaskan tangannya dari pinggang ramping Obby "Lanjutkan pekerjaanmu setelah itu mandilah. Saya sudah menyiapkan bajumu di kamarku" Ujar Randdo yang di angguki oleh Obby.



Obby sudah selesai mandi, dan Ia sekarang hanya menggunakan handuk. Obby melihat sebuah baju di ranjang kamar ini, dan bajunya terlihat sangat ketat dan menggoda iman.

"Apaan ini kok ukuran BH nya L, punya gue kan harusnya XL gimana sihh!!! CD nya juga sama kekecilan!!" Gerutu Obby kesal dengan hal itu. "Gak usah pake aja kali ya, daripada nanti selangka gue lecet" Ujarnya lalu memakai baju yang telah Randdo siapkan tanpa memakai dalaman.

"Sempit banget ni baju" Keluhnya dan setelah itu Obby turun untuk mengikuti sarapan bersana Baby Yana dan Randdo.

Suara sepatu Obby berhasil membuat seisi ruangan menoleh padanya. Obby merasa heran, mengapa mereka semua melihatnya dengan tatapan aneh. Sedangkan Randdo sendiri tengah menggendong Baby  Yana yang sudah terbangun itu.

'Sesuai rencana, Obby pasti tak memakai dalaman. Saya tak bodoh Obby, ukuran payudaramu besar dan tak mungkin ukuran BH mu L' batinnya sumringah.

Obby duduk di depan Randdo pada ruang makan ini. Atensi Randdo memang selalu mengarah ke bagian dadanya. Apalagi sekarang dada Obby tengah terekspos jelas.

"Makan lah" Randdo memberikan sebuah potong daging sapi yang berbentuk aneh.

"Mirip apa ya?? Astaga mirip anu gue" lirih Obby yang tanpa Ia sadari bahwa Randdo pun masih bisa mendengarnya.

Melihat raut wajah Obby, Randdo hanya bisa terkekeh geli. "Saya mencoba masak itu tadi, bentuknya memang kurang bagus. Dan saya menambahkan sedikit mayones di tengahnya agar kelihatan lebih nikmat dan nyata" Jelas Randdo pada Obby.

Obby tau jalan pikir Randdo dan Ia juga sudah cukup faham dengan sifat Ayah dari baby Yana ini. ' mesum mesum aja lu om!!' Batin Obby geram.

Setelah Obby selesai makan, Randdo memberikan Baby Yana kepada Obby karna Ia ingin bergantian merawat baby Yana bersama Obby. Sungguh Obby pasti sangat ingin mengusir ART di rumah ini. Atau bahkan mengusir Randdo?? Sekalian biar gak ribet.

"Mahh....maaaa....mamamamamaaaa....!!!" Gumam baby Yana seraya menunjuk nunjuk wajah Obby.

Obby yang mendengar bahwa dirinya di sebut mama tersenyum kegirangan. "Mama?? Hahaha. Itu manis" Ujar Randdo seraya melirik Obby.

Pipi Obby memerah karna perlakuan dari Baby Yana beserta Ayahnya itu. Sungguh memang buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Hal itu juga membuat Randdo merasa senang karena ini adalah kali pertamanya baby Yana berkata, biasanya Ia hanya menangis sahaja. Maklum umurnya baru 2 hari.

"Bibi tolong ajak Baby Yana untuk bermain di kamarnya. Saya ada urusan dengan nona Obby" Randdo memberikan isyarat kepadan Obby untuk memberikan bayi itu pada pembantunya.

Melihat raut wajah Obby yang merasa tak rela membuat hati Randdo tersentuh akan itu. "Tak apa. Dia juga dulu merawatku saat kecil. Bi Sarin adalah orang terpercaya." Jelas Randdo, dan setelah itu Obby memberikan baby Yana pada Bi sarin.

"Apakah kau sudah kenyang??" Tanya Randdo.

"Udahh"

"Baiklah kita mulai percakapannya" Ujar Randdo membuat Obby penasaran.

"Percakapan?? Apa??" Tanya Obby bingung.

"Semalam hpmu terus berdering, banyak notif yang masuk di hpmu...." Jelas Randdo terpotong.

"Apa kamu di bully Obby??" Tanya Randdo.

"Enggak!!......gue.....gak...gak di bully kok" Suara Obby terputus putus dan membuat Randdo yakin bahwa Obby di rundung di sekolahnya.

"Saya tau itu. Dan satu hal lagi, apakah kau telat membayar SPP 2 kali?? Saya tak sengaja membaca hal itu" Tanya Randdo lagi.

"Tidak!!"

"Jujur saja kepada saya" Ucap Randdo.

"Iyaa....hiks....." Suara Obby gemetar dan menciptakan sedikit hisakan, Sungguh Randdo ingin sekali membunuh para pembully itu.

Randdo menghampiri Obby dan memeluknya. "Hiduplah bersama saya, akan saya jadikan kamu sebagai sugar baby ku." Ucapnya seraya mengusap kepala Obby.

Obby hanya mengangguk saja tanpa Ia cerna perkataan dari Randdo. Kenangan dan perjuangan nya untuk hidup menyisakan hisak tangis di pelukan Randdo. Namun Obby di buat kaget dengan perlakuan Randdo. Lelaki bertubuh kekar itu menggendongnya dan mendudukannya pada meja dapur rumah ini.

"Kalian sudah mendengar?? Pergilah berlibur untuk 3 hari ini. Saya akan menikmati waktu bersama gadis saya mengerti??" Perintah Randdo pada seluruh pelayan di rumah ini.

"Maksut....omm??" Bingung Obby.

Cup.....








Astagfirullah,  nulis apa gue???













 S U G A R▪︎B A B YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang