2-rendezvous

214 13 1
                                    

"Wonu, ayo cepet bangun, nanti Wonu telat loh buat hari pertama ospeknya."

Tidak ada jawaban dari Wonwoo. Maka dari itu, mamanya masuk ke dalam kamar untuk membangunkannya.

"Eh, ternyata anak mama yang manis ini udah siap," kata mamanya. Wonu pun hanya tersenyum manis lalu menyisir rambutnya.

"Won, Mama tunggu di bawah ya!". Wonu menjawab, "Iya, Ma. Sebentar lagi Aku turun."

Setelah menyisir rambut, Wonwoo langsung mengambil tas, tak lupa mencabut HP-nya yang tadi ia cas, dan turun ke bawah untuk sarapan.

"Ayo, diabisin ya makannya. Mama bikinin sarapan kali ini spesial, khusus untuk Wonu." Wonwoo tersipu malu mendengar ucapan mamanya itu. "Iya, Ma, pasti Wonu abisin kok," jawab Wonwoo.

"Gimana? Enak ga masakan Mama?" Sang mama penasaran dengan tanggapan anaknya itu. "Woah, ini sarapan terbaik yang pernah Wonu makan! Makasih ya, Ma. Wonu sayang mama." Wonwoo kemudian memeluk mamanya dengan sangat erat. Mama membalas pelukn Wonwoo dengan sangat erat juga, "Sama-sama, Wonuku sayang."

Setelah sarapan, Wonwoo segera berpamitan dengan mamanya dan bersiap berangkat menuju kampus, "Ma, Aku berangkat ya!". "Hati-hati di jalan ya, Won. Pokoknya nanti ikutin aja arahan dari kating kamu," balas Mama Wonwoo. Wonwoo membalas dengan anggukan dan senyum yang sangat lebar, "Sampai ketemu nanti sore, Ma!".

Wonwoo pergi ke kampus dengan menggunakan bus kota. Karena rumahnya tak jauh dari halte, Wonwoo hanya menunggu bus sekitar dua menit.

—•—•—•—

Sesampainya di halte, Wonwoo disapa oleh seseorang yang kelihatannya sangat kebingungan. "Hai. Maaf, lu maba dari Sebong University bukan?" tanyanya. "Oh, iya. Aku maba dari Sebong University," balas Wonu. "Kenalin, nama gua Seungcheol. Gua maba Sebong University jurusan bisnis," ucap Seungcheol sembari menyodorkan tangannya. "Salken ya, nama aku Wonwoo. Aku maba jurusan kedokteran," Wonwoo membalas jabatan tangan Seungcheol.

Seungcheol kemudian mengajak Wonwoo untuk berjalan menuju kampus. Jarak halte dengan kampus sangat dekat, mungkin hanya sekitar 300 meter dari halte.

—•—•—•—

Sesampainya di kampus, Wonwoo dan Seungcheol segera bergabung dengan maba lainnya untuk sekadar bertanya-tanya tentang ospek yang akan dijalani.

"Won, boleh minta nomor lu ga? Gua ga ada kenalan di sini. Gua takut ga punya temen," tanya Seungcheol dengan raut sedih. Wonwoo menjawab, "Oh, iya, boleh kok.". "Makasih banyak ya, Won. Lu temen pertama gua di kampus ini," kata Seungcheol. Wonwoo tersentuh dengan perkataan Seungcheol, "Hehe, makasih udah mau jadi temen pertama Aku di kampus ini juga." Seungcheol tersenyum hangat dan mengangguk sebagai balasan terhadap Wonwoo.

Tiba-tiba seseorang menabrak pundak Wonwoo dengan lumayan keras, hingga Wonwoo terjatuh. "Eh, maafin gua ya." Wonwoo merintih sedikit karena itu. "Ya ampun, maaf banget, gua ga sengaja," sambung orang itu. Seungcheol reflek membantu Wonwoo untuk berdiri, "Ayo, Won, berdiri. Lu gapapa kan?". Wonwoo hanya mengangguk sebagai balasan untuk Seungcheol. "Lain kali kalau jalan hati-hati ya," ucap Wonwoo kepada pria tinggi itu. Pria itu butuh sekitar lima detik untuk membalas Wonwoo. "Iya, pasti. Gua pergi dulu ya," balasnya. "Kok dia tadi sempet bengong sih, Won?" tanya Seungcheol penasaran. "Kurang tau deh, Cheol. Udahlah kita mending jalan ke tempat ospek aja," balas Wonwoo. Seungcheol lalu mengangguk dan segera berjalan bersama Wonwoo ke tempat ospek itu.

Sesampainya di tempat ospek, Wonwoo dan Seungcheol segera bergabung dengan para maba lainnya untuk menjalani ospek.

—•—•—•—

"Won, gua pulang bareng temen gua ya. Kita pengen ngerjain tugas ospek di rumahnya sore ini juga," ucap Seungcheol. "Oh, oke siap. Hati-hati di jalan ya, Cheol," balas Wonwoo. Seungcheol membalas, "Lu juga hati-hati ya.". Kemudian, Seungcheol segera pergi menuju parkiran kampus, meninggalkan Wonwoo sendirian di depan gerbang kampus.

Mau tak mau, Wonwoo harus berjalan sendiri menuju halte. Bukan masalah besar sebenarnya bagi Wonwoo, tapi alangkah lebih baik kalau pulang bersama, bukan?

Wonwoo sedang menunggu bus untuk datang. Ia sudah menunggu sekitar lima menit, tapi dari tadi belum ada satu pun bus yang mampir ke halte itu.

Di tengah lamunannya, Wonwoo mendengar suara motor yang mendekat. "Hai, kita akhirnya ketemu lagi, ya," ucap pria tinggi itu. Wonwoo menatap pria itu dengan penuh tanda tanya. "Mau pulang bareng gua, ga?" tanya pria itu. Wonwoo sebenarnya mau saja ikut dengannya, tapi apakah aman untuk pulang bersama orang yang kita tidak kenal?

"Aku belum kenal kamu. Maaf aku harus tolak ajakanmu," kata Wonwoo. Pria itu kemudian mematikan motornya dan berjalan menuju Wonwoo. "Kenalin, nama gua Mingyu. Panggil aja Ming atau Gyu," ucapnya. "Nama aku Wonwoo," balas Wonwoo singkat. "Sekarang udah kenal kan? Berarti boleh dong lu gua anter pulang?" tanya Mingyu dengan semangat. Wonwoo hanya membalas, "Maaf, ga bisa.". Mingyu terus membujuknya, tapi kalian pasti sudah tahu kan apa jawabannya? Tidak.

Singkat cerita, akhirnya ada bus yang datang. "Mending bareng gua aja, hemat ongkos," pinta Mingyu sekali lagi. "Maaf, Gyu. Mungkin lain kali," tolak Wonwoo. Wonwoo langsung naik ke bus. Sedangkan Mingyu, hanya bisa menatap kepergian bus itu dengan muka sedih.

—•—•—•—

Hai! Makasih yaa udah mau baca karyaku ini. Maaf kalau misal kurang panjang😭 Aku usahain next chap lebih panjang dari ini.
Tes ombak dulu, next or end?

Time To Love | MEANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang