07

321 32 1
                                    

🌼

Siapa yang tidak kenal, Graceline. Gadis cantik yang selalu menarik perhatian SMA Gentania. Graceline, selalu menjadi trend topik nomer satu di sekolah jika terjadi sesuatu. Seperti sekarang ini, Graceline sedang mengantri untuk ikut mendaftar sebagai model sekolah. Tentu, karena kehadirannya membuat siapapun menatapnya dengan memuja.

"Akhirnya, primadona sekolah mendaftar juga," ucap kakak senior cewek dengan senyuman. "Gue nunggu lo banget buat datang ke sini," lanjutnya senang.

Graceline tersenyum tipis. "Baru ada waktu," jawabnya.

Kakak senior itu mengangguk. "Gue, yakin banget. Lo yang bakal jadi model tahun ini. Secara, cewek secantik lo kalau dijadikan model sekolah bakal menarik murid baru dan sponsor untuk bergabung ke sekolah kita."

Graceline kembali tersenyum tipis. "Jadi gue harus apa nih?" tanyanya bingung. Karena sedari tadi kakak seniornya itu hanya bicara saja.

"Lupa gue, sangking senangnya. Nih, lo isi ini dulu. Nggak usah serius, lo juga bakal langsung diterima," jawabnya percaya diri.

Graceline menggeleng. "Saingan gue banyak, kak. Kalau nggak serius bakal kalah nanti," ucapnya dan mulai mengisi data diri. 

Kakak senior itu tertawa. "Siapa yang bisa jadi saingan lo?"

Graceline berhenti menulis dan setelahnya tersenyum kecil. "Gea."

Kakak senior itu kembali tertawa. "Gea? Seriously? Nggak mungkin. Dia terkenal juga karena dekat sama Luca. Kalau bukan karena Luca, dia bukan apa-apa. Kalah jauh banget," ucapnya membela Graceline. Memang benar, sih. Gea sangat jauh dibandingkan oleh Graceline.

Graceline mengangguk saja. "Tapi fans Luca banyak. Bisa jadi mereka bantu Gea buat menang."

Kakak senior itu menggeleng. "Sebanyak-banyaknya fans Luca, masih banyakan lo, Grace. Fans lo bukan hanya dari kalangan cowok, cewek pun juga banyak. Apalagi adik kelas. Lo itu udah jadi trend setter nya SMA Gentania."

Graceline menyerahkan formulir data diri. "Udah selesai, gue tunggu kelanjutannya."

Kakak senior itu mengangguk. "Gue jamin, lo yang bakal dihubungi lebih dulu dari yang lain."

Graceline mengangguk saja. "Gue pergi, ya, kak," pamitnya dan kini melangkah menuju perpustakaan. Setelah bel istirahat berbunyi, Graceline memilih menuju ruang kesiswaan dan setelahnya menuju perpustakaan.

Memasuki ruangan perpustakaan. Graceline menyapa sejenak petugas perpustakaan dan mengisi daftar hadir. "Siang Graceline. Semakin cantik saja," ucap seorang wanita paruh baya.

"Terima kasih, ibu. Ibu juga cantik, kok. Aku permisi masuk, ya," balas Graceline dan semakin memasuki ruang perpustakaan.

Memilih ruangan paling ujung, Graceline mengambil buku favoritnya yang ingin dibaca. Membuka halaman yang sudah diberikan pembatas buku kemudian, duduk di kursi dekat jendela besar yang menampilkan koridor ujung kelas.

"Lo juga suka ke perpustakaan?" tanya seseorang dengan pelan.

Graceline menoleh dan seketika merubah raut wajahnya menjadi datar. "Hmm," balasnya singkat dan kembali fokus membaca.

Seseorang itu menarik kursi di sebelah Graceline dan duduk di sana. "Gue pacaran sama Luca," ucapnya tiba-tiba.

Graceline terdiam sejenak kemudian, mendesis pelan. "Terus?"

Gea, cewek itu tersenyum tipis. "Nggak apa-apa sih. Tapi karena lo dekat sama Luca, jadi gue kasih tau. Takutnya Luca nggak bilang." Graceline mengabaikannya. "Lo—nggak punya perasaan sama Luca, kan?" Pertanyaan sensitif dari Gea membuat tangan Graceline yang sedang memegang buku mengepal.

LOVE SCENARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang