"Niel?..." Ezvyer menepuk pundak Daniel pelan, dan yang dipanggil pun menoleh, meninggalkan lamunannya dengan menatap gedung didepan.
"Ah! Oh, lo. Kok lama?" Daniel melihat Ezvyer dengan nafas tersengal-sengal dan keringat yang mengucur di pelipis anak itu.
"Maaf, tadi ke wc sebentar, Ah iya..ini, mama tadi tiba-tiba ngirim bekel ini, tapi kebanyakan, gua gak bisa ngabisin ini sendiri. Jadi, mending kita makan bareng daripada mubazir, mau?" Daniel mengangguk dan membuka mulutnya saat Ezvyer menyuapkan makanan kedalam mulutnya.
"pertama kalinya ada yang nyuapin gua setelah bunda, itupun beberapa tahun yang lalu."
"Baguslah, lo bisa ngerasain lagi."
"Hahah iya." Daniel menatap gedung yang ada didepannya, matanya menerawang melihat sekitar "Ayah ngejodohin gua."
"Apa?"
"Lo tau sendiri, perusahaan ayah hampir bangkrut gara-gara tangan kanan ayah bawa kabur uang perusahaan tiga triliun lebih. Perusahaan butuh dana lagi, dan dananya gak kecil.ada orang yang mau bantu perusahaan ayah tapi syaratnya harus ada ikatan keluarga." Zicko menghela nafas dan berpindah posisi memeluk lututnya sendiri "Gua anak tunggal, mau gak mau gua harus tetep bantu. Nanti malem pertemuan keluarga sama penentuan tanggal pernikahan juga. Ez?."
"Hm?."
"Gua mau jujur, sebenernya gua udah suka sama lo mau sebelum lo deketin gua, tapi rasa gengsi gua lebih besar, dan itu ngebuat gua selalu urung buat ngedeketin lo. Gua suka sama semua perhatikan lo, yang lo kasih itu ngebuat gua jadi ngerasa ada yang sayang sama gua lagi. Setelah sekian lama ayah sama bunda jarang merhatiin gua, karena sibuk sama kerjaan mereka. Gua tau gua salah, gara-gara gua malah ngebully lo kar—hmphh!!."
Ezvyer melumat bibir Daniel agar anak itu terdiam "Cukup! Gua udah tau kelanjutan ceritanya. Lo mau dijodohin?." Daniel mengulum bibirnya seraya mengangguk pelan.
"Tentang perasaan gua, lo pasti udah tau kan? Itu tetep sama."
"Makasih udah bertahan, suka sama bajingan kayak gua." untuk pertama kalinya Daniel yang memulai ciuman, Ezvyer bisa merasakan rasa asin disela-sela ciuman nya, air mata Daniel.
Anak itu menangis disela-sela lumayan."Niel sayang, kamu udah siap sayang?." Bunda Alexander melihat anaknya yang sedang bersiap-siap dikamarnya.
"sebentar lagi, bunda"
Wanita paruh baya itu mendekat, lalu mengelus surai putra semata wayang nya lembut "Maafkan bunda sayang, maafkan kami"
"Untuk apa bunda? "
"Kamu jadi mendapat imbas dari masalah ini, bunda merasa bunda tidak becus sekali. sudah jarang bersama kamu dirumah, dan sekarang semuanya jadi seperti ini"
Melihat orang yang mengandungnya dengan mata berkaca-kaca, Daniel langsung memegang kedua tangan Bunda nya "Bunda, kenapa bunda ngomong kayak gitu? Aku baik-baik aja. Bunda adalah bunda terbaik buat Niel, bunda gak boleh nangis, nanti Niel juga ikut nangis." mata Daniel berkaca-kaca. Rasanya sakit saat melihat sosok yang sangat ia sayangi didunia ini menangis menjatuhkan air mata karena dirinya. Tangan anak itu bergerak menghapus air mata dipipi halus sang bunda.
Bunda yang mendapat perlakuan seperti itu dari putranya lantas memeluk erat tubuh sang putra, seolah-olah tak ingin mereka berpisah walaupun hanya sebentar "Dasar! Niel...Bunda berharap kamu akan bahagia selamanya setelah ini"
"Iya Bunda, ayo berangkat, ayah sudah nunggu, Niel gak mau telat." ucap anak itu dengan senyum manis
Bohong jika ia baik-baik saja. Sebenarnya Daniel sangat tertekan dengan perjodohan ini, selama seminggu terakhir dia selalu memikirkan ini, tapi dia tak ingin membuat kedua orang tuanya bersedih, dan dia juga ingin segera menyelesaikan masalah perusahaan ayahnya.
Sepanjang perjalanan Daniel hanya menampilkan senyum palsunya hingga sampai restoran tempat kedua keluarga bertemu. Daniel menunduk sopan menyapa kedua calon mertuanya. Ada sesuatu yang membuat Daniel heran, dan itu adalah, mereka hanya berdua? Lalu dimana calon suaminya?.
"Selamat malam tuan Alex ini putra anda? Ah, cantiknya padahal dia anak laki-laki" Daniel hanya tersenyum canggung saat calon mertuanya mengatakan itu.
"Ah! maaf tuan dan nyonya Alex. anak kami Masih berada dikamar mandi, mungkin seben—Ah! itu dia, Nak kemarilah." Calon mertua Daniel melambaikan tangannya pada pemuda yang sedang berjalan menuju arah dimana mereka duduk, itu putranya. dan Daniel bisa mendengar suara langkah kaki orang itu dibelakangnya
"Maaf saya terlambat..."
tunggu?! apa?! suara itu? Daniel sangat familiar dengan suara itu.Daniel menolehkan kepalanya untuk melihat pria yang akan menjadi calon suaminya. Dan betapa terkejutnya Daniel saat melihat siapa orang itu.
Ia kembali mendongak untuk memastikan jika ia tak salah lihat.
"EZVYER! LO?!"
"AH! Eeuuu... Hai Niel heheh."
"Wah! Sialan! Sini lo!."
"Eh! Apa nih?! Aduh! Sakit El!."
BUGH!
"Sini! Rasain, makan tuh bogeman gua!
"AAAAAAAAHH! SAKITT!!"
Ezvyer terus mengaduh sakit sedangkan Daniel masih gencar mencubit serta menjewer telinganya hingga memerah, mereka tak peduli dengan orang-orang yang memperhatikan mereka bahkan orang tua mereka sendiri pun hanya menggelengkan kepala melihat tingkah dua anak adam itu.
Yang satu gencar memberikan rasa sakit yang satunya berusaha menghindari rasa sakit.
Dan Awal baru dimulai dari mereka yang kini telah bersatu setelah melewati rintangan satu persatu.
TBC.
••Ezvyer Farenza ( TOP )
••Daniel Alexander ( BOTTOM )
••Everey ( DID)
Tamat? Maybe. Gua gak tau kapan mau dilanjutin lagi.
maaf kalo ada yang salah, dari ketikan, bahasa ataupun yang lainnya.
Yang udah vote+komen, makasih.
Gatau mau ngetik apa lagi, intinya makasih buat yang udah suport sama yang udah suka sama cerita gua.
Yang gak suka? Bodoamat.have a nice day for all!
Vana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alter Ego
Short Story"Eeuuu Hai, Niel hehe"-Ezvyer "K-kau??"-Daniel "Ck! Apa-apaan ini?!"-Evrey !BxB!