Di Koridor sekolah terlihat beberapa siswa-siswi yang tengah berkerumun sembari ber bisik-bisik, dari satu siswa ke siswa lainya.
Terlihat ada dua orang siswa, dengan salah satunya yang duduk di lantai dengan luka lebam yang memenuhi wajah dah tubuhnya. Sedangkan yang satunya berjongkok didepan siswa yang terluka itu.
"Ez, lo beneran suka sama gua?" Daniel berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan orang yang ia panggil 'Ez' yang tengah terduduk dibawahnya, dengan kondisinya yang babak belur akibat mendapat perlakuan yang tidak mengenakan dari siswa lainya. pembullyan.
"Tolong jawab pertanyaan gua,Ez. Lo beneran suka sama gua?!" bentak Daniel dengan nada sarkas nya, sedangkan Ezvyer hanya bisa menganggukkan kepalanya lemah, karena seluruh tubuhnya terasa sakit.
"Wah! Ternyata si cupu beneran suka sama gua, berani banget sampah satu ini." kekeh Daniel seraya menyunggingkan senyum remehnya.
Daniel berdiri dan menyilangkan kedua tanganya, pandangan beralih ke belakang, dimana teman-temannya yang lain sedang menonton "terserah lo pada mau diapain sampah satu ini, asal jangan sampe mati. Inget!" peringat Daniel pada teman-temannya.
"Siap!" jawaban serentak dari teman-temannya.
Daniel berjalan meninggalkan tempat itu, dia tak tahu apa yang dilakukan teman-temannya kepada Ezvyer, ia bahkan tak ingin melihat itu, ia tak peduli teman-temannya akan melakukan apa pada Ezvyer.
Daniel Alexander. dia adalah anak dari yang masuk kedalam jejeran keluarga terpandang disekolahnya, ia adalah primadona semua anak disekolah menengah atas itu, wajahnya memang idaman semua orang hanya saja sikapnya yang bad dan suka menindas, Daniel adalah pembully siswa yang menurutnya bisa dijadikan sasaran empuknya termasuk Ezvyer
sebenarnya Ezvyer, Ezvyer Farenza Argrazzy. juga termasuk anak orang terpandang, ia terlahir di keluarga yang sangat kaya, bahkan Ezvyer sudah diwariskan salah satu cabang perusahaan ayahnya yang sudah bisa ia kelola kapan saja. hanya saja Ezvyer tidak terlalu menunjukan kekayaannya, ia bersekolah dengan menggunakan beasiswa, dia dipandang sebelah mata oleh anak-anak sekolah, karena menurut mereka anak yang masuk menggunakan beasiswa adalah anak dari keluarga yang kurang mampu.
penampilan Ezvyer semakin mendukung, dengan baju seragamnya yang ia gunakan selalu terlihat kebesaran, kaca mata minus yang bertengger di hidung mancungnya dan rambut panjang dan berponi menutupi sedikit bagian matanya.
Awalnya semua berjalan baik-baik saja, namun semuanya berubah ketika ada siswa yang memergoki dan tahu kebenaran tentang Ezvyer yang menyukai Daniel. rumor itu tersebar ke seluruh sekolah, Daniel dan teman-temannya mulai mendekat dan menjadikan Ezvyer sasaran empuk bahan pembullyan mereka.
mendapat kekerasan fisik mungkin sudah menjadi makanan Ezvyer setiap hari sekarang. tapi hari ini adalah hari paling menyakitkan yang Ezvyer rasakan, akibat seseorang yang memaksanya untuk mengungkapkan dengan jujur perasaan sukanya pada Daniel.
"Akhhh!..sakit sekali—hikss" Ezvyer terduduk di depan pintu apartement nya, seluruh tubuhnya sakit, sepertinya tulang-tulangnya juga patah akibat perlakuan teman-teman Daniel yang menyiksanya tanpa ampun. Ezvyer tidak bisa berdiri, ia sudah tak kuat untuk mengangkat tangan dan juga seluruh tubuhnya. Pulang sekolah saja ia harus dibantu sopir dan security agar bisa sampai ke kamarnya. ia hanya terisak kecil didepan pintu apartemen itu.
Kenapa Daniel begitu jahat padanya? padahal selama ini ia tidak pernah membuat kesalahan, apa yang membuat Daniel benci kepadanya? selama ini Ezvyer bahkan sangat baik kepadanya.
"Ez...bisa kita gantian sekarang gak? Gua capek, gua udah gak kuat. Sakit..hikss...dada gua sakit...sesek hikss...Ez..." detik berikutnya dia jatuh pingsan. tidak ada yang melihatnya, tidak ada yang akan menolongnya, Ezvyer tinggal sendiri di apartement nya.
"Bodoh!" Ezvyer memegang kepalanya yang terasa pusing setelah beberapa saat tak sadarkan diri "Lo kenapa ganti shift gak bilang-bilang njing?! Lo sembuhin lukanya dulu kek,atau seenggaknya diobatin dulu bege! Sakit nih akh!."
'Sorry Ez, lupa gua. Gantian ya, gua capek. Bye!'
"Heh! Si anjim di putusin Mindlink nya. Arkhh! Sakit juga ni badan."
kepribadian Ganda, Berbeda. Everey berada disisi lembut, dan Ezvyer berada di sisi sebaliknya.
mereka berada dalam satu tubuh, mereka dapat berkomunikasi antara jiwa yang satu dan jiwa yang lainnya, hanya mereka yang mengetahui semua ini, dan selama ini Everey ah yang menjalankan Raga mereka, karena Ezvyer tidak ingin melakukan itu, alasannya adalah dia Lelah, dan Everey bisa apa lagi? dia hanya menurut saja.
"Everey sialan! Kalo aja kita gak di satu tubuh, udah gua gampar lo sekarang. Ngasih badan pas lagi remuk penuh luka gini. Gak elit lu satt!"
Everey? Dia jiwa kedua. Dan
Ezvyer, jiwa yang sebenarnya.Ezvyer memilih diam, dan memberikan jiwa nya pada Everey. Sesekali akan berganti shift, jika ia mau. Dan Everey tidak keberatan dengan itu, karena mereka berada dalam tubuh yang sama.
—
Ezvyer menjadi pusat perhatian dengan penampilan barunya. kini bajunya sudah tidak kebesaran lagi, tidak ada kacamata minus yang menghalangi matanya, dan rambutnya juga sudah ia potong, jadi terlihat rapih dan tidak menghalangi mata indahnya lagi. Setelah empat hari ia tidak masuk sekolah."se-berbeda itukah gua gess?, sampe semua orang ngeliat ke gua? waw! impresif!" gumam Everey penuh percaya diri, melanjutkan langkahnya menuju kelas, dan tidak peduli dengan siswa lain yang meliriknya dengan tatapan heran.
"Heh! Culun! Lo telat!" teriak seorang siswa dari arah belakang Everey.
'Astaga! Yatuhan. Cobaan apa lagi ini?! Gua belom sampe kelas ye njing, ngapain lu nongol sekarang setan. Oh Tuhan...' batin Everey, saat mendengar suara dari arah belakang.
Ia menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya, melihat siapa yang meneriaki nya.
TBC
Vana.
Sedikit? Iya, masih nyari inspirasi.
Semoga suka.
Gak suka juga gak maksa.Jan lupa vote+komen nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alter Ego
Short Story"Eeuuu Hai, Niel hehe"-Ezvyer "K-kau??"-Daniel "Ck! Apa-apaan ini?!"-Evrey !BxB!