PART : 5

1.5K 12 0
                                    

Kejadian mengerikan baru lewat kemaren, tetapi aura Dewi di sekolah tetap memancar tinggi. Tak ada yg pikirkan apa yg dialami geng Ryan saat melecehkan Dewi dan berujung tragedi. Dewi tetap menarik untuk digodai para cowok yg merasa super dan diburu cewek. Jarak 100 meter dari gerbang sekolah sudah terlihat lenggang tubuh Dewi yg berjalan menuju sekolah, dan para Hunter itu sudah nongkrong berjajar ingin mendapat hati dari sang Dewi. Geng di sekolah tidak hanya Ryan. Dan tragedi Ryan bukan berita yang didengar mereka. Kini mereka berlomba untuk mendapat kesempatan mendekati gadis cantik itu.

"Hai cantik!"

"Hai juga" jawab Dewi sambil menebar senyum. Tentu saja para hunter langsung mengikuti dari belakang sambil berebut jalan disamping Dewi.

Bahagianya anak klas XI dan XII yang sudah mau booking sambil adu kuat nglawan sesama hunter.

"Buk!!"

"Minggir semua!"

"Ini jatah gua tau?"

"Buk buk buk"

"Aaacch!!!"

Anak- anak geng sudah saling pukul untuk memperebutkan Dewi yang terus melangkah menuju kelasnya. Sedang di lorong kelas sudah ribut saling pukul dan tidak ada yang mau mengalah sampai guru yang datang duluan membentak mereka sambil menyiram air.

"Bisa berhenti gak?"

Gertakan pak Supri tidak dihiraukan, murid kelas XI terlalu ngeyel dan brutal memukul kakak kelasnya dengan kaki kursi yang patah.

"Hiiiiaaaattt!!"

"Astagfirullah.."

Seorang siswa kelas XII jatuh dari lantai 3 karena didorong temannya. Cewek- Cewek berteriak histeris.

"Brentiiiii!!" teriak pak Supri lagi. Ketika semua siswa berhenti berantem, ada cewek yang teriak- teriak kesurupan di dalam perpustakaan. Katanya melihat makhluk yang sangat seram dibalik rak buku. Makhluk seram itu hanya kepala dan dua kaki saja seperti kepiting.

Yang teriak2 itu Megawati anak kelas XI IPA. Megawati berlari sambil menyingkap roknya dan meraung- raung liwat koridor lantai dua.

"Ada hantuuuu ada hantu"
kata Mega sambil menunjuk arah perpustakaan. Pak Supri yg kebetulan lewat mendekati ruang perpus dan mendorong pintunya ke dalam. Tidak ada apa2 kok.

Pak Supri akhirnya kembali masuk ke dalam kelas untuk mengajar Sejarah. Terlihat Dewi sedang serius membuka buku disamping Nurjanah yg sangat membencinya karena sangat jadi perhatian cowok kelas XII. Nurjanah yg dulu jadi kembang sekolah karena ia juga seorang model, kini tersaingi oleh kehadiran Dewi.

***

Seorang dukun sakti dipanggil oleh pihak sekolah karena banyaknya peristiwa di sekolah yg menghebohkan dan misterius. Dukun sakti itu menyamar sebagai ustadz yg akan mengusir semua hantu di dalam lingkup sekolah. Tapi pihak guru yg memanggil dukun tersebut tentu tidak berani berterus terang karena melanggar syariah jika ketahuan kepala sekolah.

     Rombongan geng Mega sudah dapat bocoran bila sang dukun sudah mengetahui sosok siswa yg selalu diikuti makhluk halus.  Mega sudah berpikir bila siswa yg dimaksud adalah Dewi. Karena itu Mega dan gengnya sudah stand by di teras kelasnya untuk melihat apa yg terjadi dengan Dewi bila bertemu dengan dukun yg diundang sekolah.

      Tapi Dewi datang sengaja terlambat sehingga jadi pusat perhatian banyak siswa yg mengetahui rencana sang dukun. Seluruh sudut gedung sekolah telah ditanam rajah oleh pak dukun agar siapa saja yg membawa jin atau makhluk halus pasti menjerit kesakitan bila melintas. Dewi masabodoh berjalan tanpa ada rasa takut dan lancar- lancar saja.  Mega yg sudah berdiri berjejer dengan gengnya fokus melihat Dewi melongo karena Dewi aman.  Tapi mendadak terdengar jeritan dari balik tembok tikungan dibawah tangga dekat ruang guru. Jeritan seorang lelaki. Mega jadi bingung, kok lelaki bukan Dewi.

      "Kita turun ke bawah.. kita lihat siapa yg kesurupan dibawah" kata Mega yg bergegas turuni tangga sekolah.

      Betapa kaget seluruh siswa yg penasaran ingin melihat ke lantai bawah gedung sekolah, ketika melihat dukun sakti itulah yg kesurupan berteriak sambil mengacungkan tangan ke atas kepala.

      "Ayooo siapa yg berani mengusir aku.. ayoo lawan aku !! Aku akan bunuh semua orang di gedung ini" kata sang dukun yg tentu membuat seluruh siswa serta guru merinding. Dewi hanya senyum2 sendiri sambil mengamati dari lantai tiga. Bagaimana tidak geli melihat sang dukun yg kesurupan melepas celana sambil acungkan burungnya yg tegang kedepan. Wah exibitionis dong.. ha ha ha.. gegara usil demit sekolah. Gumam Dewi dalam hati.

      "Astagfirullah aladziim.. Lailahail Allah.. lailahail Allah..Allahu Akbar.." untung ustadz Umamid keburu datang langsung takbir dan baca surah Al Falaq.. ayar kursi 7 X. Dukun malang itu langsung menggelepar kepanasan dan jatuh pingsan.

       Geng Mega kontan memandang ke arah Dewi yg tiba2 tidak berada di tempat itu. Jangan2 Dewi juga kepanasan mendengar doa pak Umam. Gumam Mega dalam hati. Tapi Mega makin panas ketika melihat Dewi sedang didekati Ryan yg seperti memohon cinta dari gadis siluman itu. Bahkan Raihan sudah mulai buka sleting celana abu2nya. Gawat. Raihan memang sudah tidak bisa melihat Dewi yang seram dimata teman2 sekolah. Di mata Ryan Dewi bak putri Sinderela yg sudah berdiri tanpa busana di dalam ruang  di dalam kelas kosong. Ryan ikut buka2 an hingga polos tanpa baju seragam merangkak diatas meja. Mega jadi horny melihat perangkat cowok idamannya yang tegang menghunjam meja.

      "Gila kali doi..iihh." ucap Mega sambil menarik lengan Sintia untuk menonton adegan panas. Sintia sendiri malah merinding melihat soloplayer yg dilakukan Ryan.

      "Hai" pekik Dewi yg tiba2 berdiri di belakang Mega.

      "Hah ???" Mega menjerit merinding lihat Dewi berdiri disampingnya. Lalu ngapain Ryan push up sendiri di dalam kelas kosong ? gumam Nurul dalam hati sambil tangannya memeluk Mega.

       "Ohh? Hah??" pekik Ryan mendadak membuat Mega tertawa kecil. Ryan mendadak sadar jika ia sedang melakukan hal bodoh onani. Kontan saja ia berlari menangkap daun pintu kelas dan menutupnya.

      ***

     Dewi tersenyum melihat adegan lucu sahabatnya yg jadi tontonan semua murid yg ada. Kelas kosong sudah dikenal angker hingga banyak korban yg entah hilang atau gila. Ryan hari itu mengajak geng dari luar sekolahan yang dikenal lebih sadis. Ada Ponco dan Rega yg dikenal punya skill menangkap makhluk astral.

      "Lo disini saja, takut guru gua curiga, soalnya maren udah panggil dukun cupu yg malah gagal kena tembak Dewi." kata Ryan pesan gengnya.

      "Oke, siiap!"
    Ponco dan kawan-kawan ditraktir Ryan makan di warung bakso samping sekolah yg tumbuh pohon beringin besar.

      "Gila, cakep juga nih cewek. Gua mau tuh suruh keloni semalem." kata Ponco yg memandang serius foto Dewi dari hp Ryan. Rega ikut melirik dan fokus pantat semok padet Dewi. Lalu hp bergetar diangkat Ponco.

      "Hallo "

      "Orangnya udah berdiri dekat pintu perpus. Lo masuk saja " kata Ryan.

       "Siaaapp!!" kata Ponco langsung cabut ke perpus yang dimaksud Ryan.

      Penampilan Ponco yang tidak pakai seragam SMA jelas jadi perhatian guru serta siswa lain utama cewek karena takut kecuali Dewi yang berdiri di pintu perpus malah tersenyum melihat wajah Ponco yg dihiasi tatto.

     Entah kenapa Ponco malah jadi baper melihat sorot mata Dewi yang penuh daya pikat yg dahsyat. Di hadapan cewek itu Ponco gemetar tak bisa mengucap apapun selain " Wow. cantik banget!" Dewi langsung balas senyum dan seringai yg menghembuskan sinar hijau menembus dada Ponco. Seketika Ponco terpaku bagai patung didepan perpus hingga membuat suasana tegang.

      "Eh.. Lo ngapain co?" kata Rega sambil menepuk pundak sahabatnya. Ponco baru tersadar dan menoleh ke belakang melihat Rega. Malu Ponco tak terbendung saat itu.

WEWE GOMBELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang