Aku terbangun di sebuah tempat yang sama. Kamar luas dengan warna merah hitam. Aku mengecek keadaan kakiku yang sebelumnya dirantai. Tapi kini kakiku sudah tidak menggunakan itu lagi.
Aku mencoba keluar dari kamar ini. Beruntung sekali pintunya tidak dikunci. Pemandangan pertama yang kulihat adalah sebuah tangga. Aku menuju tangga meliuk untuk menuju dasar lantai dan keluar dari rumah ini. Sayangnya pintu ke luar dikunci. Ini seperti aku dibiarkan untuk berkelana sepanjang rumah ini kecuali ke luar.
Rumah bergaya Eropa yang tua ini memiliki ruangan yang sangat luas. Dinding, sudut ruangan sampai lantai dihiasi dengan barang antik dan asing. Aku mencoba memasuki sebuah ruangan paling terpencil di sisi tangga menuju bawah tanah. Pintu ini dikunci seperti ruangan yang lainnya.
"Sedang apa?"
Aku terhenyak dan kepalaku membentur pintu. Mengaduh kesakitan karena orang di depanku dengan sengaja membuatku kaget. Orang itu tidak bereaksi, dia hanya diam.
"Aku akan kabur." kataku jujur. Masih mengelus bagian kepala yang sakit.
"Ini bukan pintu jalan untuk kabur."
Aku menaikkan alisku sebelah. "Siapa peduli? Aku sedang diculik dan Ayahku pasti sedang mengkhawatirkan aku sekarang." jawabku meninggikan suara.
Michael terdiam sebentar. Ia lalu kembali berujar. "Kau mau melihat ruangan ini?"
Aku menatap matanya. Aku baru ingat, sejak awal kemarin berada di sini, Michael yang terlalu baik padaku dengan melindungiku dari laki-laki jahat kemarin. Apakah aku bisa memanfaatkan kebaikan orang ini untuk kabur?
"Aku tidak sedang room tour. Aku sedang mencari jalan untuk kabur." kataku ketus.
Michael menyentuh kenop pintu yang membentuk tengkorak manusia. Dengan mudahnya dia membuka pintu itu.
"Asal kau tidak cerita pada Tuan Daniel, kau tidak akan terluka." katanya masuk lebih dulu.
Aku juga ikut masuk. Sebenarnya aku juga penasaran. Tapi begitu pintu tertutup sendirinya seketika aku panik. Di dalam ternyata sangat gelap. Tapi tak berapa lama ruangan menjadi terang. Michael berdiri di depanku dengan wajah yang berbeda. Dia tidak berniat untuk menyerangku kan?
"Ini ruangan favorit Tuan Daniel," kata Michael menyentuh beberapa benda antik di sana. Ia berhenti saat menyentuh sebuah gelas antik dengan beberapa ornamen dan hiasan mengerikan di bawah gelas itu. "Maaf, aku harus menunjukkan ini sebelum Tuan Daniel yang menunjukkan ini."
Aku tertarik untuk mendekati gelas tersebut. Aku berdiri di samping Michael yang terus menatapku dengan aneh. Michael tersenyum padaku dengan lebar.
"Lagipula, kau sendiri yang menemukan ruangan ini lebih dulu."
Saat aku memusatkan perhatianku di gelas tersebut tiba-tiba kepalaku terasa sakit. Seperti ada sesuatu yang menusuk isi kepalaku, aku sampai terjatuh dan berpegangan ke kaki Michael.
Michael menumpu tubuhku, mengajakku berdiri. Aku menyandarkan kepalaku di bahunya yang luas. Aku lupa Michael ternyata lebih tinggi dariku. Dia membawaku menjauh dari barang antik itu.
"Lihatlah, Soobin." Michael membawaku ke sebuah cermin besar. Di sana aku menemukan bagian wajah kananku memiliki retakan sepanjang dari dahi sampai dagu. Retakan itu tidak membekas, hanya sebuah tanda. Perlahan-lahan tanda itu menghilang seiring rasa sakit di kepalaku sembuh.
"Apa...ini..." aku bertanya.
"Tanda kutukan." jawab Michael tenang.
"Kenapa aku punya tanda kutukan?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
EGOIST [YEONBIN]🔞➕❌➕
TerrorEntah bagaimana ceritanya, Soobin tiba-tiba dibawa ke sebuah rumah besar sekaligus seram. Di rumah itu Soobin harus hidup menjadi istri dari orang tersebut dan menghadapi banyak masalah. BXB YEONBIN RATE M MATURE, NC, DEWASA 💯🔞🚫 MPREG 💯🚫 DON'T...