9 Desember 2019.
Hari ini adalah hari dan tanggal yang sangat tidak diharapkan atau lebih tepatnya dibenci oleh seluruh siswa di Indonesia. Karena hari ini adalah hari pertama pelaksanaan penilaian semester.
Lain halnya dengan Anya.
Anya, gadis cantik nan pandai itu sudah sangat menantikannya dari jauh-jauh hari karena dia sudah belajar dengan giat.
Pagi ini pukul lima pagi Anya sudah rapi dengan seragam sekolahnya dan siap pergi ke sekolah. Dia siswi yang rajin bahkan perlu di garis bawahi bahwa dia siswi yang terlalu rajin, ya! terlalu rajin.
Sampai di sekolah pukul lima lewat sepuluh menit, ia turun dari motor dan mencium punggung tangan sang ayah dan tersenyum ala anak TK "aku masuk dulu ya yah".
Sang ayah tersenyum tipis lalu mengusap pelan rambut Anya "iya, nanti kerjain soalnya pelan pelan ya, jangan buru buru, jangan lupa doa".
"iya iya ayah, bye bye" berjalan mundur sembari melambaikan tangan.
Anya setiap pagi selalu diantar oleh ayahnya atau kakak laki lakinya. Tidak hanya diantar tapi saat pulang pun terkadang dia dijemput, meski begitu terkadang dia merasa malu, dia berfikir rumahnya dekat dengan sekolah lagipula dia sudah besar sudah kelas delapan, untuk apa masih diantar?
Tetapi dia tersadar ketika salah satu temannya mengatakan kepadanya bahwa temannya itu iri dengan Anya yang selalu diantar dan di jemput, sedangkan temannya itu selalu pulang sendiri menggendong tas ransel yang berat berjalan sendirian di bawah matahari yang panas terik di siang hari. Sejak saat itu Anya tidak pernah merasa malu, dia bersyukur karena keluarganya sangat peduli dengannya.
Berjalan di koridor sekolah melewati kelas-kelas yang masih sepi menuju kelasnya yang berada di ujung sana, kelas-kelas yang ia lewati masih sangat sepi dan kosong, bayangkan saja seseram apa suasana sekolah pada pagi itu, bahkan sekolah Anya sering disebut sebagai sekolah yang angker, tapi Anya sama sekali tidak takut, untuk apa takut pikirnya, lagipun dia setiap hari seperti ini tidak ada yang mengganggu.
Gadis itupun mulai membuka salah satu pintu kelas di sekolah itu dan tepat setelah membuka pintu, terlihat meja dan kursi yang tertata rapi seakan mereka juga siap untuk melaksanakan ujian di hari itu. Lalu gadis itu berjalan mendekati sebuah kursi di bagian pojok kiri kelas dan mulai mendudukinya. Kalau kalian bertanya bagaimana suasana kelas pada saat itu, sudah pasti jawabannya adalah sepi, sunyi dan suram.
Membuka tas lalu mengambil buku pelajaran berjudul Bahasa Indonesia, dia mulai membaca tulisan tulisan dari buku tersebut sembari menunggu jam pelajaran masuk.
Tanpa dia sadari teman-temannya itu mulai berdatangan satu-persatu.
brakk!
"eh monyet eh monyet!" ucap Anya secara spontan, baru saja teman dekatnya itu datang dan menggebrak mejanya.
"tiap pagi gue masuk udah liat lo baca buku, eneg gue liatnya ya allah, jangan liatin buku mulu ngapa mending kita ke kantin aja ngeliatin cogan cogan in the morning" Anya menggeleng-gelengkan kepalanya tidak habis fikir dengan jalan fikiran Reyya yang isinya hanya pria tampan, padahal hari ini penilaian semester.
Reyya, gadis cantik, manis, dan paling tinggi diantara dua temannya. Reyya adalah siswi tersantai di kelasnya, bahkan saat ujian tiba terkadang dia belajar tapi bisa dibilang dia jarang sekali belajar ketika ujian tiba, benar benar sesantai itu.
Jesha baru saja datang, tentunya dia mendengar percakapan tadi dan langsung menoyor kepala reyya "pikiran lo tuh cogan cogan cogan, hari ini tuh ulangan pea" karena toyorannya, Reyya menatapnya tajam.
"apa lo liatin gue begitu? gue colok nih mata lo, mau?" Jesha mengarahkan jari telunjuknya kearah mata Reyya, Jesha sepertinya benar benar ingin menyolok mata Reyya, membuat sang empu terkejut dan mundur selangkah.
Karena Reyya masih sayang dengan matanya, dia pun memilih untuk pergi menuju kantin.
Melihat Reyya yang mulai berjalan menjauh, Jesha melihat Anya yang kembali membaca buku pelajaran "target nilai tertinggi lo kali ini berapa?" tanyanya, Anya bersmirk setelah itu memberikan jawaban santai "kenapa? mau nyaingin target nilai gue nih?".
Jesha memukul bahu Anya "gue nanya doang! sensi amat lo".
"ya lagian lo nanyanya gitu mencurigakan banget".
"apanya yang mencurigakan sih? orang gue nanya sama temen sendiri aja ga boleh".
"ga, ga boleh kalo lo yang nanya gitu ke gua, kalo Reyya yang nanya gapapa".
"yeh kunyuk, suujon lo pasti ama gue, pagi pagi udah suujon, kalo kata Reyya suujon in the morning".
"ya gimana ga suujon secara lo juga pinter, saingan gue kalo ulangan, terus ngapain deh nanya nanya gitu ke gue? mencurigakan bukan?".
"au ah, lebih baik gue ke kantin aja susulin Reyya ketemu cogan cogan daripada ngobrol sama orang suujon-an kaya lu bye!".
.
.
.Hi, thank you for reading the story I wrote, I hope you like it!!
Enjoy the next chapter≧▽≦

KAMU SEDANG MEMBACA
ANYA
Teen FictionAnya, gadis cantik nan pandai namun dibutakan oleh cinta. Mencintai laki-laki selama dua tahun lamanya yang membuatnya hampir lupa akan dunia. "Alan lebih bisa ngertiin gua daripada kalian, jadi kalian gaada hak buat nyuruh nyuruh gua apalagi nyuruh...