10 Desember 2019.
Seperti biasa, Anya selalu datang paling pertama di sekolahnya.
Tak lupa juga dengan membaca buku di pagi hari, karena menurut Anya, membaca buku di pagi hari itu lebih bagus di banding malam hari, karena ingatan itu akan awet hingga malam tiba.
Tetapi kali ini Anya berbeda, ia betul betul teliti dalam membaca, sebab dari malam ia tidak belajar.
Mata pelajaran ujian hari ini adalah Matematika dan Bahasa Indonesia.
Semalam Anya hanya belajar mata pelajaran Matematika saja, karena Anya tidak menyukai pelajaran Bahasa Indonesia.
Baginya pelajaran Bahasa Indonesia itu rumit bahkan lebih rumit dari Matematika.
"HALO BESTIE KU YANG KUTU BUKUUU~". sambut Reyya.
Anya mengerut alisnya karena heran lalu mengangkat tangan untuk melihat jam "lah gaada jam 6, tumben banget lu udah sampe, mau ngapain lu? gua jadi curiga nih, hayo mau ngapain?!".
"Biasa lah, mau liat cogan di kantin" balas Reyya.
"mana ada cogan ke kantin jam segini pinter".
"gaada sih, sebenernya gua pengen belajar-".
"HAH?! APA?! GA SALAH DENGER NIH GUA? BELAJAR?! HAHAHAHAHAHHA ANJIR" Anya tertawa terbahak-bahak karena mendengar perkataan Reyya yang katanya berangkat pagi ingin belajar, karena selama ini dia tidak pernah seperti itu, membaca buku saja dia enggan.
"Emang ngapa si gua kan mau pinter juga kaya lu, Nya. Lagian nanti itu ada mtk gua kan kaya orang bloon ga ngerti mtk jadi gua kesini pagi-pagi mau minta ajarin sama lu sekalian belajar, kan kalo pagi gaada orang".
"Ohhhh gituu, boleh boleh, mana yang lu ga ngerti?" tanya Anya.
"Semuanya hehe" jawab Reyya sambil tersenyum tanpa dosa.
Anya menghela nafas, ia sudah memprediksi Reyya akan mengatakan seperti itu, dan sekarang dia bingung harus mengajari Reyya mulai dari mana, siapapun itu tolong bantu Anya.
Halo semuaa! aku udah lama ga up nie, maaf ya sekalinya up dikit huhu, makasih sudah baca, HAVE A NICE DAY<3
Enjoy the next chapter꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
KAMU SEDANG MEMBACA
ANYA
Teen FictionAnya, gadis cantik nan pandai namun dibutakan oleh cinta. Mencintai laki-laki selama dua tahun lamanya yang membuatnya hampir lupa akan dunia. "Alan lebih bisa ngertiin gua daripada kalian, jadi kalian gaada hak buat nyuruh nyuruh gua apalagi nyuruh...